Puron, Krajan.id – Tumpukan limbah basah dan berbau hasil ekstraksi pewarna alami dari tanaman Indigofera tinctoria L. selama ini hanya dianggap sampah dan berakhir di pembuangan. Namun, di tangan mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS), limbah ini justru menjadi peluang inovasi yang menjanjikan.
Melalui program hibah Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) membangun desa, para mahasiswa berhasil mengolah limbah Indigofera menjadi biochar, sebuah produk serbaguna yang tidak hanya menyuburkan tanah tetapi juga berpotensi sebagai bahan bakar ramah lingkungan dan peluang ekonomi baru bagi masyarakat.
Program ini dilaksanakan di Desa Puron, Kecamatan Bulu, Kabupaten Sukoharjo, oleh Tim Hibah MBKM UNS (ID 1262) yang terdiri dari Surya Andika Kusuma Aji, Agnes Indri Pratiwi, Anggistia Maharani, Bramantya Eric Saputra, Dwi Esterina Ayu Utami, Fidela Rasendriya, Imanuel Daniel Nainggolan, dan Nathan Gadang Widyatamaka, dengan dosen pembimbing Dr. Ir. Joko Waluyo, S.T., M.T.
“Selama ini limbah Indigofera hanya dibuang begitu saja. Kami ingin menunjukkan bahwa limbah ini bisa diolah menjadi sesuatu yang berguna dan bahkan bernilai ekonomi,” ujar Surya Andika, koordinator tim mahasiswa.
Program ini berfokus pada pemanfaatan limbah dari proses ekstraksi warna oleh pelaku usaha lokal, khususnya CV. Indigo Biru Baru. Limbah hasil ekstraksi warna ini berpotensi mencemari lingkungan jika tidak dikelola dengan baik.
Melalui pendekatan riset terapan dan pemberdayaan masyarakat, para mahasiswa mengembangkan proses pirolisis sederhana yang memungkinkan warga memproduksi biochar secara mandiri.
Baca Juga: Eksplorasi Teknologi Radioterapi Modern RSUD Dr. Moewardi Lewat Magang Mahasiswa Radiologi UNAIR
Biochar hasil produksi ini dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik untuk memperbaiki struktur tanah serta sebagai bahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan daripada bahan bakar fosil. Warga dilatih secara langsung mulai dari pengumpulan limbah, proses pirolisis, hingga pemanfaatan hasil olahan menjadi briket maupun pupuk.

Program ini juga mengadopsi pendekatan partisipatif berbasis lokal. Ibu-ibu PKK menjadi peserta utama dalam pelatihan dan pendampingan. Mereka tidak hanya diberikan teori, tetapi juga praktik langsung agar mampu melanjutkan produksi biochar secara mandiri.
“Kami ingin ibu-ibu tidak hanya jadi peserta, tapi juga menjadi agen perubahan lingkungan di desanya sendiri,” jelas Agnes Indri, anggota tim.

Tak hanya menyasar masyarakat dewasa, edukasi lingkungan juga diberikan kepada siswa-siswi SD Negeri Puron 03. Anak-anak diajak mengenal konsep biochar dan pentingnya menjaga lingkungan.
Mereka pun diajak melakukan penanaman pohon dengan media tanam yang telah dicampur biochar, agar mendapatkan pengalaman langsung dalam menerapkan ilmu.
“Kami ingin sejak kecil anak-anak sudah menyadari pentingnya mengelola limbah dan menjaga kesuburan tanah. Lewat menanam pohon, mereka belajar dari pengalaman langsung,” kata Bramantya Eric Saputra.
Dampak dari program ini pun terasa luas, baik dari segi lingkungan, sosial, maupun ekonomi. Warga mendapatkan keterampilan baru dalam mengolah limbah, mengenal potensi usaha mikro berbasis biochar, serta memanfaatkan teknologi sederhana dengan bahan lokal. Selain itu, kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan juga meningkat, terutama di kalangan generasi muda.
Baca Juga: Penyuluhan “Ecodana” Wujudkan Penghijauan dan Penghematan dalam Satu Kegiatan
“Harapan kami, masyarakat bisa melanjutkan sendiri program ini bahkan mungkin mengembangkannya menjadi usaha baru yang ramah lingkungan. Kami hanya memantik api kecil, semoga bisa menyala lebih besar ke depannya,” tutup Surya.
Program ini menjadi contoh konkret bagaimana dunia pendidikan dapat bersinergi dengan masyarakat untuk menyelesaikan permasalahan lokal melalui inovasi berbasis ilmiah, partisipatif, dan berkelanjutan. Dari limbah yang selama ini dianggap tidak berguna, mahasiswa UNS berhasil menyalakan api perubahan yang membawa harapan baru bagi warga Desa Puron.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.





