Dukung Transisi Energi Bersih, Tim MBKM UNS Manfaatkan Limbah Indigofera tinctoria L. Jadi Sumber Energi Baru Terbarukan

Anggota Tim MBKM UNS ID 971 beserta Dosen Pembimbing dan Pemilik CV Indigo Biru Baru (dari kiri ke kanan), Septian Warsito Utomo, Frizas Yardena Widharmo, Fahri Chandra Prasetyo, Fachri Candra Abimanyu, Muh. Thoyib, S.T., M.T., Dr. Ir. Joko Waluyo, S.T., M.T., Riyanti Puji Astuti, S.Psi., M,Psi., Helvita Fajar Utami, Dhiah Cendikia Pradani, dan Anindhea Sitta Kusuma Wardhani. (doc. Tim MBKM UNS ID 971)
Anggota Tim MBKM UNS ID 971 beserta Dosen Pembimbing dan Pemilik CV Indigo Biru Baru (dari kiri ke kanan), Septian Warsito Utomo, Frizas Yardena Widharmo, Fahri Chandra Prasetyo, Fachri Candra Abimanyu, Muh. Thoyib, S.T., M.T., Dr. Ir. Joko Waluyo, S.T., M.T., Riyanti Puji Astuti, S.Psi., M,Psi., Helvita Fajar Utami, Dhiah Cendikia Pradani, dan Anindhea Sitta Kusuma Wardhani. (doc. Tim MBKM UNS ID 971)

Desa Puron, Krajan.id – Dalam upaya mendukung pengembangan energi baru terbarukan, mahasiswa Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta melaksanakan program hibah Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

Program bertajuk “Pemanfaatan Limbah Tanaman Indigofera tinctoria L. sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat di Desa Puron dalam Mewujudkan Energi Baru Terbarukan” ini berlangsung dari Agustus hingga Desember 2024.

Bacaan Lainnya
Limbah Indigofera tinctoria L. (doc. Tim MBKM UNS ID 971)
Limbah Indigofera tinctoria L. (doc. Tim MBKM UNS ID 971)

Tanaman Indigofera tinctoria L., atau dikenal sebagai Tarum, merupakan sumber alami pewarna indigo, yaitu pigmen biru yang dibudidayakan di daerah tropis. Di Desa Puron, tanaman ini digunakan oleh CV Indigo Biru Baru sebagai bahan baku utama dalam produksi pewarna batik alami. Namun, proses produksi pewarna tersebut menghasilkan limbah batang yang selama ini hanya dimanfaatkan sebagai pupuk organik.

“Tanaman ini setelah kami olah menjadi pewarna batik menghasilkan limbah yang cukup banyak. Namun hingga saat ini, pemanfaatannya baru sebatas digunakan sebagai pupuk organik,” ujar Muh. Thoyib, S.T., M.T., pemilik CV Indigo Biru Baru.

Melihat potensi limbah yang belum dimanfaatkan secara optimal, tim MBKM UNS ID 971 menggagas inovasi dengan mengolah limbah Indigofera tinctoria L. menjadi biobriket sebagai bahan bakar alternatif. Inisiatif ini sekaligus mendukung komitmen Indonesia untuk mencapai net zero emission pada tahun 2060.

Foto Bersama dengan Siswa-siswi dan Kepala Sekolah MA MTQ Desa Puron setelah Sosialisasi Berlangsung pada Sabtu (7/12/2024). (doc. Tim MBKM UNS ID 971)
Foto Bersama dengan Siswa-siswi dan Kepala Sekolah MA MTQ Desa Puron setelah Sosialisasi Berlangsung pada Sabtu (7/12/2024). (doc. Tim MBKM UNS ID 971)

Baca Juga: Mahasiswa Amikom Galakkan Budaya Literasi Sejak Dini di Dusun Sempol

“Penggunaan bahan bakar fosil yang berlebihan tidak hanya mengurangi cadangan energi tetapi juga meningkatkan emisi gas rumah kaca. Oleh karena itu, diperlukan energi alternatif yang ramah lingkungan dan dapat diperbarui,” jelas Dr. Ir. Joko Waluyo, S.T., M.T., dosen pembimbing tim MBKM UNS ID 971.

Proses produksi biobriket dimulai dengan pengarangan limbah batang Indigofera menggunakan alat pirolisis sederhana. Arang yang dihasilkan kemudian dihaluskan, dicampur perekat, dan dicetak menjadi biobriket. Produk ini diuji kelayakannya berdasarkan standar SNI 01-6235-2000, dengan hasil menunjukkan bahwa biobriket berbahan dasar Indigofera memiliki nilai kalor tinggi dan kualitas yang layak digunakan.

Sebagai bagian dari program, tim MBKM UNS mengadakan sosialisasi di MA Muhammadiyah Tijarotul Qur’aniyah (MTQ) Desa Puron pada Sabtu (7/12/2024). Kegiatan ini melibatkan siswa dan tenaga pendidik dalam memahami pentingnya energi baru terbarukan dan penggunaan biobriket. Sosialisasi ini juga mencakup demonstrasi langsung penggunaan biobriket untuk memasak, yang mendapat antusiasme tinggi dari peserta.

Demonstrasi Penggunaan Biobriket untuk Memasak. (doc. Tim MBKM UNS ID 971)
Demonstrasi Penggunaan Biobriket untuk Memasak. (doc. Tim MBKM UNS ID 971)

“Kami berharap kegiatan ini dapat membuka wawasan siswa-siswi MA MTQ sebagai generasi penerus untuk terus belajar dan memahami manfaat energi terbarukan,” ungkap Riyanti Puji Astuti, S.Psi, M.Psi, Kepala Sekolah MA MTQ.

Selain itu, video tutorial pembuatan biobriket turut ditayangkan, sehingga masyarakat, khususnya tenaga pendidik dan siswa, dapat memproduksi biobriket secara mandiri. Program ini berhasil mengintegrasikan aspek lingkungan, pendidikan, dan ekonomi masyarakat.

Kolaborasi antara mahasiswa Teknik Kimia UNS, CV Indigo Biru Baru, dan masyarakat Desa Puron menunjukkan sinergi yang menghasilkan solusi berkelanjutan untuk pengelolaan limbah. Program ini tidak hanya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tetapi juga mendukung transisi energi bersih.

Baca Juga: Solusi Tolak Sisa Makanan: Mahasiswa Ilmu Komunikasi UPN “Veteran” Jawa Timur Perkenalkan Composting kepada Generasi Muda

“Program ini menjadi langkah strategis dalam mengatasi permasalahan limbah, memanfaatkan potensi lokal, dan mewujudkan kemandirian energi berbasis masyarakat. Kami berharap inisiatif serupa dapat terus dikembangkan di wilayah lain untuk menjadikan energi baru terbarukan sebagai solusi nyata bagi masyarakat Indonesia,” pungkas Dr. Joko Waluyo.

Dengan program ini, mahasiswa Teknik Kimia UNS tidak hanya mengembangkan kemampuan akademis, tetapi juga memberikan kontribusi nyata dalam menciptakan solusi energi berkelanjutan. Inisiatif ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi berbagai pihak untuk terus berinovasi dalam mengatasi tantangan energi di masa depan.

Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *