Kearifan lokal merupakan warisan nilai dan adat istiadat yang diwariskan dari generasi ke generasi dalam suatu masyarakat. Masyarakat Palembang memiliki kekayaan adat, seni, dan budaya yang mengandung kearifan lokal, seperti bahasa, tarian tradisional, kerajinan songket, hingga adat pernikahan khas.
Namun, derasnya arus modernisasi dan globalisasi perlahan mengikis keberadaan nilai-nilai ini. Melestarikan kearifan lokal Palembang menjadi langkah penting untuk mempertahankan identitas budaya sekaligus memperkuat ketahanan sosial masyarakat.
Salah satu bentuk nyata pelestarian budaya Palembang terlihat dalam adat pernikahan tradisional, seperti penggunaan dekorasi khas Aesan Gede atau Aesan Paksangko dan tradisi “tepung tawar”. Tradisi ini tidak hanya menjadi simbol keindahan budaya, tetapi juga sarana menanamkan kebanggaan akan identitas lokal. Namun, semakin banyaknya pengaruh budaya modern membuat praktik tradisional ini mulai ditinggalkan oleh sebagian masyarakat.
Kerajinan tenun songket, dengan motifnya yang khas dan sarat makna filosofis, juga menjadi salah satu kearifan lokal yang harus terus dilestarikan. Songket Palembang telah diakui sebagai salah satu warisan budaya yang bernilai tinggi. Namun, tantangan muncul dari generasi muda yang lebih memilih pakaian bergaya modern.
Upaya pelestarian songket memerlukan inovasi, seperti mengadaptasinya menjadi busana kontemporer yang tetap mencerminkan nilai tradisional. Promosi melalui platform digital juga dapat memperluas daya tarik songket kepada khalayak yang lebih luas.
Baca Juga: Tradisi Kembar Mayang pada Prosesi Pernikahan Adat Jawa
Selain itu, bahasa Palembang, yang mencerminkan identitas masyarakatnya, juga menghadapi ancaman kepunahan. Penggunaan bahasa daerah mulai berkurang, terutama di kalangan generasi muda yang lebih akrab dengan bahasa Indonesia atau bahasa asing.
Mendorong generasi muda untuk kembali menggunakan bahasa daerah dalam kehidupan sehari-hari sangat penting guna mempertahankan keberadaannya sebagai salah satu komponen identitas lokal.
Modernisasi dan pengaruh budaya asing memang memberikan tantangan besar dalam mempertahankan kearifan lokal. Namun, teknologi juga dapat menjadi alat untuk melestarikan budaya. Media sosial dan konten digital yang kreatif bisa digunakan untuk memperkenalkan nilai-nilai kearifan lokal dengan cara yang relevan dan menarik bagi generasi muda.
Baca Juga: Tradisi Kebudayaan Ngidang Masyarakat Palembang: Sebuah Warisan yang Perlu Dilestarikan
Sebagai identitas dan kekayaan bangsa, kearifan lokal Palembang tidak hanya mempererat ikatan sosial tetapi juga memperkaya budaya Indonesia yang beragam. Kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga pendidikan melalui sosialisasi, pelatihan, dan acara budaya dapat menjadi solusi untuk memastikan kearifan lokal tetap hidup di tengah arus globalisasi.
Dengan langkah ini, masyarakat Palembang dapat terus menjaga identitas budaya sekaligus memberikan kontribusi nyata bagi keberagaman warisan budaya Indonesia.





