Yogyakarta, Krajan.id – Lomba suara alam burung perkutut Hamengku Buwono Cup kembali digelar sebagai ajang pelestarian budaya sekaligus ruang silaturahmi bagi para pecinta perkutut dari berbagai daerah di Indonesia. Kompetisi bergengsi tingkat nasional ini berlangsung selama dua hari, (6–7/9/2025), di Alun-alun Selatan Kraton Yogyakarta.
Kejuaraan yang berakar pada tradisi panjang ini pertama kali digagas pada 1979 oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Sejak kali pertama dilaksanakan, event tersebut telah terselenggara tujuh kali dan menjadi salah satu agenda budaya yang dinantikan oleh komunitas pecinta perkutut di Tanah Air.
Tahun ini, penyelenggaraan dilakukan oleh Dinas Pariwisata DIY bekerja sama dengan P3SI Pengwil DIY, organisasi nirlaba yang berdiri sejak 1957 dan fokus pada pelestarian burung perkutut.
Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata DIY menyampaikan bahwa lomba ini tidak hanya menjadi ruang kompetisi, tetapi juga sarana edukasi publik mengenai pentingnya menjaga kelestarian burung lokal.
“Perkutut merupakan bagian dari kekayaan fauna nusantara. Pelestariannya perlu dilakukan tidak hanya melalui habitat, tetapi juga lewat budaya yang telah hidup puluhan tahun,” ujarnya.
Penyelenggaraan kompetisi dalam skala besar ini juga membawa dampak ekonomi bagi pelaku usaha di sekitar lokasi. Tingginya jumlah peserta dan penonton turut menggairahkan sektor kuliner, penginapan, hingga produk UMKM.
“Event budaya seperti ini selalu mendorong sirkulasi ekonomi lokal. Ini yang ingin kami jaga agar manfaatnya dirasakan masyarakat,” lanjutnya.
Antusiasme peserta cukup tinggi. Tahun ini, lomba diikuti sekitar 320 peserta dengan total 800 ekor burung, mengingat setiap peserta bisa membawa lebih dari satu ekor. Peserta tidak hanya berasal dari Yogyakarta dan Pulau Jawa, tetapi juga dari Lombok, Kalimantan, Sulawesi, hingga Bali.
Kompetisi dibagi ke dalam lima kelas: piyek bebas, piyek yunior, piyek hanging, dewasa senior, dan dewasa yunior. Masing-masing kelas melahirkan tiga juara utama.
Para pemenang kategori adalah sebagai berikut:
- Piyek Hanging: Team Punto (Jakarta)
- Dewasa Senior: Bambang (Bangkalan)
- Dewasa Yunior: H. Nisa’i (Talango)
- Piyek Yunior: Habdullah M (Malang)
- Piyek Bebas: Wewe Alif (Malang)
Selain trofi bergengsi berbentuk mahkota, para juara 1–3 juga berhak memperoleh uang tunai. Adapun peserta yang meraih peringkat 4 hingga 20 menerima piala reguler.
Untuk meningkatkan daya tarik acara, panitia menyediakan doorprize senilai total sekitar Rp25 juta. Kupon undian diberikan kepada seluruh peserta. Hadiah yang disiapkan berupa uang tunai, sangkar burung, pakan burung, serta sejumlah produk pendukung hobi perkutut.
Pembukaan lomba berlangsung meriah dengan penampilan tari tradisional dan atraksi bergodo. Kehadiran unsur budaya Jawa tersebut menambah daya tarik bagi wisatawan maupun masyarakat sekitar yang memadati Alun-alun Selatan.
Selain kompetisi, acara juga menghadirkan tenant dari komunitas ekonomi kreatif binaan Dinas Pariwisata DIY di bawah Bidang Ekraf. Para pelaku usaha memamerkan berbagai produk kuliner dan kerajinan, mulai dari wedang uwuh, bandeng presto, sego berkat, geblek, black garlic, hingga aneka produk pangan lokal.
Setiap pengunjung dan peserta diberikan voucher belanja senilai Rp5.000 yang dapat ditukarkan di pojok ekraf. Langkah ini menjadi bagian dari strategi untuk memperkuat peran UMKM dalam setiap penyelenggaraan event pariwisata.
Sofy Larasati, mahasiswa S1 Ekonomi Universitas Amikom Yogyakarta yang tengah menjalani magang di Dinas Pariwisata DIY, turut terlibat dalam penyelenggaraan kegiatan ini. Ia bertugas mendokumentasikan kegiatan untuk keperluan laporan serta membantu menyiapkan data peserta.
“Acara ini memberikan pengalaman langsung tentang bagaimana sebuah event budaya besar dikelola. Saya juga banyak belajar mengenai tradisi perkutut yang menjadi bagian dari kekayaan budaya Yogyakarta,” ujarnya.
Sofy berharap penyelenggaraan Hamengku Buwono Cup dapat terus berlanjut sebagai sarana pelestarian budaya sekaligus penggerak sektor ekonomi kreatif.
“Semoga kegiatan ini mampu menjaga tradisi, meningkatkan kunjungan wisatawan, dan memberi manfaat bagi UMKM,” tambahnya.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.





