Desa Ngawen, Krajan.id – Limbah cangkang kerang yang selama ini menjadi masalah lingkungan di Desa Ngawen, Kecamatan Sidayu, Kabupaten Gresik, akhirnya menemukan solusi inovatif. Sebagai desa pesisir, masyarakat Ngawen menghasilkan cangkang kerang dalam jumlah besar, yang kerap kali menumpuk hingga menggunung. Tumpukan limbah ini tidak hanya mencemari lingkungan, tetapi juga mengganggu kenyamanan dan kebersihan desa.
Kepala Dusun Ngawen, Bapak Gholib, mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi tersebut.
“Masalah limbah di desa ini sudah sangat mengkhawatirkan. Tumpukan sampah sering kali menggunung, dan kami sangat membutuhkan solusi untuk mengatasinya,” ujarnya.
Menanggapi permasalahan tersebut, kelompok mahasiswa BBK 5 Universitas Airlangga (UNAIR) hadir dengan sebuah inovasi berkelanjutan. Mereka meluncurkan program kerja bertajuk EcoShell, yang berfokus pada pengolahan limbah cangkang kerang menjadi arang briket sebagai bahan bakar alternatif. Program ini dilaksanakan pada Sabtu (25/12025), dengan melibatkan masyarakat setempat.
Arang briket yang dihasilkan dari limbah cangkang kerang memiliki sejumlah keunggulan yang menjadikannya pilihan unggul untuk kebutuhan rumah tangga maupun industri kecil. Arang briket ini memiliki nilai kalor yang tinggi, sehingga mampu menghasilkan api yang stabil dan tahan lama. Efisiensi energi yang dihasilkan membuatnya menjadi bahan bakar yang lebih hemat dibandingkan dengan bahan bakar konvensional.
Selain itu, arang briket dari cangkang kerang juga ramah lingkungan. Produk ini menghasilkan lebih sedikit asap dan bau saat digunakan, sehingga lebih aman bagi kesehatan pengguna maupun lingkungan sekitar. Keunggulan ini menjadikannya solusi ideal untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang cenderung mencemari lingkungan.
Lebih jauh lagi, pengolahan limbah ini membantu mengurangi tumpukan sampah di lingkungan pesisir. Cangkang kerang yang sebelumnya menjadi beban lingkungan kini bisa dimanfaatkan secara produktif. Biaya produksi yang relatif murah, karena berbahan dasar limbah, juga menjadikan arang briket ini alternatif yang terjangkau bagi masyarakat.
Mahasiswa Unair tidak hanya berhenti pada tahap produksi. Mereka juga mengembangkan strategi pemasaran digital yang kreatif untuk memperkenalkan produk EcoShell ke pasar yang lebih luas. Platform media sosial seperti Instagram dimanfaatkan untuk mempromosikan produk ini, disertai dengan konten visual yang menarik. Selain itu, produk ini juga dijual melalui marketplace seperti Shopee, sehingga mudah diakses oleh konsumen dari berbagai daerah.
Desain kemasan produk dirancang secara inovatif untuk meningkatkan daya tariknya di pasar. Upaya ini tidak hanya memperluas jangkauan pemasaran tetapi juga memperkuat identitas produk di mata konsumen. Mahasiswa Unair berharap pendekatan ini dapat menarik perhatian lebih banyak orang dan memperkenalkan manfaat dari penggunaan arang briket berbahan dasar limbah cangkang kerang.
Program EcoShell memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat Desa Ngawen. Dengan mengubah limbah lokal menjadi produk bernilai jual, warga kini memiliki peluang usaha baru yang bisa menjadi sumber pendapatan tambahan. Mahasiswa Unair memberikan pelatihan dan pendampingan kepada masyarakat, mengajak mereka terlibat aktif dalam proses produksi hingga pemasaran.
Faiz, salah satu anggota tim BBK 5, menyatakan, “Dengan program kerja EcoShell, kami berharap pengelolaan limbah dapat menjadi peluang bisnis yang mendukung keberlanjutan lingkungan sekaligus memberdayakan masyarakat.”
Partisipasi aktif masyarakat dalam program ini membuka peluang baru untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka. Limbah yang sebelumnya dianggap tidak berguna kini menjadi sumber penghasilan tambahan, menunjukkan bahwa dengan inovasi dan kolaborasi, tantangan lingkungan dapat diubah menjadi peluang ekonomi.

Inovasi ini menjadi bukti bahwa kolaborasi antara akademisi dan masyarakat mampu menghasilkan solusi berkelanjutan atas masalah lingkungan. Dengan memanfaatkan potensi lokal dan teknologi sederhana, permasalahan limbah yang sebelumnya menjadi beban kini berubah menjadi peluang ekonomi yang menguntungkan.
Program EcoShell diharapkan dapat menjadi contoh bagi desa-desa pesisir lainnya dalam mengelola limbah secara kreatif dan produktif. Langkah ini tidak hanya membantu menjaga kelestarian lingkungan, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peluang ekonomi baru. Inisiatif ini menunjukkan bahwa dengan pendidikan, kreativitas, dan kerja sama, permasalahan lingkungan bisa diatasi dengan cara yang bermanfaat bagi semua pihak.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.





