Kebondalem Lor, Krajan.id – Kelompok Wanita Tani (KWT) Desa Kebondalem Lor bersama mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Sebelas Maret (UNS) kelompok 110 menggelar sosialisasi cara pembuatan pupuk kompos dari sampah dapur. Kegiatan ini bertujuan mendorong masyarakat agar lebih peduli terhadap pengelolaan sampah rumah tangga sekaligus mendukung pertanian berkelanjutan.
Bertempat di Balai Desa Kebondalem Lor, kegiatan yang dilaksanakan pada (9/8/2025) tersebut diikuti warga setempat, terutama para ibu rumah tangga anggota KWT. Sosialisasi ini menjadi salah satu program utama mahasiswa KKN UNS 110 untuk membantu masyarakat desa dalam mengolah limbah organik agar lebih bermanfaat.
Ketua KWT Kebondalem Lor, Ibu Yanti, mengungkapkan apresiasinya atas inisiatif mahasiswa KKN. Ia menilai sampah rumah tangga, terutama sampah organik, selama ini kerap dianggap remeh padahal memiliki potensi besar jika dikelola dengan tepat.
“Kami sangat senang mendapatkan ilmu baru tentang cara mengolah sampah dapur menjadi pupuk kompos. Dengan cara ini, kami bisa mengurangi sampah sekaligus memperoleh pupuk alami untuk tanaman,” ujar Yanti.
Dalam sosialisasi, narasumber menyampaikan penjelasan sederhana mengenai jenis-jenis sampah organik, manfaat pupuk kompos, serta langkah pembuatan kompos skala rumah tangga. Bahan yang digunakan pun mudah diperoleh, seperti sisa sayur dan buah, sisa makanan, sekam padi, hingga dedaunan kering.
Peserta juga diperkenalkan pada teknik membuat komposter sederhana dengan ember bekas yang dilubangi untuk memastikan sirkulasi udara selama proses pengomposan. Metode ini dipilih karena praktis, murah, dan bisa diterapkan di rumah masing-masing.
Salah satu pemateri, Mas Suko, menjelaskan bahwa penggunaan pupuk kompos dapat mengurangi ketergantungan warga pada pupuk kimia yang harganya kian mahal. Lebih dari itu, penggunaan pupuk alami juga menjaga kesuburan tanah dalam jangka panjang.
“Kami ingin masyarakat bisa memanfaatkan limbah organik yang ada di rumah. Dengan membuat kompos sendiri, warga tidak hanya menghemat biaya tetapi juga ikut menjaga lingkungan,” jelasnya.
Antusiasme masyarakat tampak tinggi. Banyak peserta mengajukan pertanyaan selama sesi tanya jawab, sementara pada sesi praktik, warga terlihat aktif mencoba langsung pembuatan kompos. Beberapa bahkan mengusulkan agar kegiatan serupa digelar secara rutin agar masyarakat bisa terus belajar.
Untuk mendukung keberlanjutan, mahasiswa KKN UNS 110 membagikan pamflet panduan pembuatan kompos sederhana. Peserta juga ditantang mencoba membuat kompos di rumah, dengan pendampingan mahasiswa selama masa KKN berlangsung.
Kegiatan ini diharapkan menjadi langkah awal dalam membangun desa yang lebih bersih, hijau, serta mandiri dalam pengelolaan sampah. Kolaborasi antara mahasiswa, KWT, dan masyarakat menunjukkan bahwa edukasi lingkungan bisa dimulai dari hal-hal sederhana namun berdampak nyata.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.





