Ngawi, Krajan.id – Sampah plastik masih menjadi salah satu persoalan lingkungan yang sulit diatasi. Hampir setiap hari masyarakat menghasilkan limbah plastik dari aktivitas rumah tangga maupun kegiatan sehari-hari. Ironisnya, sebagian besar limbah tersebut hanya berakhir di tempat pembuangan akhir, bahkan mencemari lingkungan karena sifatnya yang sulit terurai.
Berangkat dari keresahan tersebut, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Sebelas Maret (UNS) kelompok 245 menginisiasi program kreatif dengan memanfaatkan sampah plastik menjadi produk bernilai guna. Mereka mengajak para siswa di dua sekolah untuk belajar mengolah sampah rumah tangga menjadi barang yang bermanfaat.
Program tersebut digelar di dua lokasi berbeda. Pertama, di SMP Negeri 3 Sine pada Jumat (25/7/2025) dengan kegiatan membuat gantungan kunci dari tutup botol. Kedua, di SD Negeri Girikerto 2 pada Selasa (29/7/2025) dengan pembuatan tempat sampah dari botol plastik bekas.

Keceriaan siswa SMP 3 Sine terlihat jelas pada Jumat pagi (25/7/2025). Ratusan pelajar mulai dari kelas VII hingga IX tampak antusias mengikuti kegiatan membuat gantungan kunci dari tutup botol plastik.
Bersama mahasiswa KKN, para siswa belajar langkah demi langkah: mulai dari memilih tutup botol berwarna-warni, memotongnya, menata potongan kecil, hingga merangkai menjadi gantungan kunci yang siap dipakai.
Bagi banyak siswa, pengalaman ini menjadi hal baru. Mereka begitu senang ketika hasil kreasi mereka jadi dan dapat dibawa pulang. Ada yang membuat motif bunga, karakter kelinci, inisial nama, hingga pola abstrak penuh warna.
“Biasanya tutup botol hanya dibuang, tapi ternyata bisa jadi gantungan kunci yang lucu. Nanti mau saya pakai di tas sekolah,” ujar salah seorang siswi kelas VII A sambil tersenyum bangga.
Kegiatan ini tidak hanya menumbuhkan kreativitas, tetapi juga memberikan pesan bahwa barang sederhana seperti tutup botol plastik bisa memiliki nilai tambah ketika diolah dengan ide-ide segar.

Empat hari kemudian, giliran SD Negeri Girikerto 2 yang menjadi lokasi program KKN UNS 245. Pada Selasa (29/7/2025), halaman sekolah dipenuhi tawa siswa kelas IV yang sibuk membersihkan dan menyusun botol plastik bekas.
Dengan arahan mahasiswa, mereka membuat tempat sampah sederhana dari botol bekas yang dirangkai dan dihias menggunakan cat berwarna hijau serta kuning. Warna hijau dipilih untuk tempat sampah organik, sedangkan kuning untuk anorganik.
Antusiasme siswa begitu terasa. Hasil karya mereka bahkan langsung dipasang di sudut halaman sekolah, sehingga menambah fasilitas kebersihan di lingkungan tersebut. Dengan begitu, anak-anak tidak hanya diajarkan untuk membuang sampah pada tempatnya, tetapi juga ikut terlibat langsung menyediakan sarana kebersihan.
“Anak-anak terlihat sangat bersemangat. Mereka merasa bangga karena hasil karyanya bisa dipakai bersama. Ini tentu menjadi pengalaman berharga yang akan mereka ingat,” ujar salah satu mahasiswa KKN yang menjadi penanggung jawab kegiatan.
Selain berfungsi sebagai sarana kebersihan, dua tempat sampah yang dihasilkan juga berfungsi sebagai media edukasi. Anak-anak diajak memahami perbedaan sampah organik dan anorganik sejak dini.
Kegiatan yang dilakukan mahasiswa KKN UNS 245 bukanlah sekadar aktivitas pengisi waktu luang. Program ini memiliki keterkaitan erat dengan beberapa poin Sustainable Development Goals (SDGs).
Pertama, mendukung SDGs 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, karena mengajarkan anak-anak untuk mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang sampah plastik.
Kedua, berkontribusi pada SDGs 4: Pendidikan Berkualitas, dengan memberikan pengalaman belajar yang kreatif, aplikatif, serta relevan dengan isu lingkungan yang nyata.
Ketiga, pembuatan tempat sampah juga mendukung SDGs 11: Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan, karena fasilitas tersebut membantu menciptakan lingkungan sekolah yang bersih, sehat, dan nyaman.
Mahasiswa KKN UNS 245 menegaskan bahwa program ini diharapkan tidak berhenti hanya sekali. Mereka menekankan pentingnya menumbuhkan kebiasaan kreatif dan peduli lingkungan secara berkelanjutan.
“Kami berharap anak-anak dapat membawa semangat ini ke rumah masing-masing, lalu menularkan kebiasaan baik ini kepada keluarga dan teman lainnya. Dengan begitu, dampaknya akan lebih luas,” ungkap salah seorang mahasiswa KKN.
Lebih lanjut, mereka juga mendorong pihak sekolah agar terus mendukung kegiatan serupa di masa mendatang. Salah satunya dengan menjadikan kerajinan dari barang bekas sebagai bagian dari kegiatan ekstrakurikuler atau projek penguatan profil pelajar Pancasila (P5).
Program sederhana ini memberikan pesan bahwa pendidikan lingkungan sebaiknya dimulai sejak usia dini. Melibatkan anak-anak dalam proses kreatif mendaur ulang sampah membuat mereka lebih memahami arti menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan.
Di tengah isu krisis lingkungan global, langkah kecil seperti mengolah tutup botol menjadi gantungan kunci atau botol plastik menjadi tempat sampah memiliki kontribusi nyata.
Melalui program ini, mahasiswa KKN UNS 245 membuktikan bahwa keberlanjutan dapat dimulai dari ruang sederhana dari sekolah kecil di desa, dari anak-anak yang sejak dini diajak untuk peduli.
Harapannya, mereka kelak tumbuh menjadi generasi yang tidak hanya kreatif, tetapi juga memiliki tanggung jawab besar terhadap lingkungan.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.





