Cepogo, Krajan.id – Sampah yang biasanya identik dengan masalah kini diolah menjadi peluang baru di Desa Cepogo, Kecamatan Cepogo, Boyolali. Melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN), mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) menghadirkan gagasan kreatif dengan merevitalisasi taman sampah menjadi destinasi wisata edukatif yang ramah lingkungan.
Inisiatif ini hadir bukan semata untuk memperindah kawasan taman, melainkan juga sebagai upaya menanamkan kesadaran kolektif mengenai pentingnya pengelolaan sampah. Program yang berlangsung pada 15 dan 24 Juli 2025 itu terbagi dalam dua tahap kegiatan dan melibatkan mahasiswa, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), serta masyarakat setempat.
Penanggung jawab program revitalisasi menjelaskan bahwa tujuan utama kegiatan ini adalah mengubah stigma negatif masyarakat terhadap sampah.
“Kami ingin masyarakat melihat sampah bukan lagi sebagai masalah, melainkan sebagai sumber pembelajaran yang bahkan bisa dikembangkan menjadi objek wisata,” ujarnya dalam sambutan pembukaan kegiatan.
Gagasan ini mendapat sambutan positif dari Direktur BUMDes Desa Cepogo, Felani. Ia menilai program mahasiswa UNS menjadi titik awal perubahan mindset warga desa.
“Selama ini pengelolaan sampah memang menjadi tantangan besar. Harapan kami, program ini mampu menghadirkan solusi kreatif sekaligus membuka peluang pemberdayaan ekonomi masyarakat,” jelasnya.
Kegiatan awal difokuskan pada pembersihan area taman sampah di Dusun Tumang. Mahasiswa KKN bersama pengelola BUMDes melakukan penataan ulang lingkungan agar lebih rapi dan nyaman. Tak hanya itu, mereka juga berdiskusi mengenai potensi pengembangan taman menjadi lokasi wisata edukatif.
Diskusi ini menjadi ruang penting untuk mengintegrasikan gagasan mahasiswa dengan kebutuhan lokal. Melalui pendekatan partisipatif, warga tidak hanya berperan sebagai penerima manfaat, melainkan juga sebagai penggerak utama perubahan.

Tahap berikutnya berfokus pada revitalisasi fisik. Gotong royong dilakukan untuk menata ulang area taman, membangun jalur edukasi, dan memasang papan informasi mengenai alur pengelolaan sampah. Selain itu, mahasiswa juga menginisiasi penataan area maggot, pembuatan tempat administrasi, serta merancang pembangunan gazebo dan kandang unggas.
Salah satu terobosan menarik adalah pemanfaatan pupuk kasgot untuk area pertanian mini di sekitar taman. Dengan begitu, pengunjung tidak hanya belajar teori, tetapi juga melihat langsung praktik pemanfaatan sampah organik menjadi produk bermanfaat.

Program ini ditutup dengan penyerahan brosur pemasaran berisi paket wisata kepada pengelola BUMDes, Indri. Brosur tersebut dirancang untuk mendukung keberlanjutan taman sampah sebagai objek wisata edukatif.
Respons masyarakat pun cukup antusias. Beberapa anggota BUMDes menyampaikan kesan mereka.
“Kegiatan ini membuat taman sampah terlihat lebih hidup dan menarik,” kata salah satu anggota.
“Anak-anak sekarang bisa lebih paham cara memilah sampah setelah berkunjung ke sini,” tambah warga lainnya.
Harapan serupa juga datang dari tokoh masyarakat yang menilai taman sampah berpotensi menjadi destinasi wisata belajar sekaligus menambah pemasukan desa.
Program KKN UNS di Desa Cepogo membuktikan bahwa pengabdian mahasiswa dapat memberikan dampak nyata. Bukan sekadar memenuhi kewajiban akademik, kegiatan ini menjadi bukti kontribusi generasi muda dalam mengatasi persoalan lingkungan sekaligus menawarkan solusi inovatif berbasis lokal.
Dengan adanya taman sampah yang direvitalisasi ini, Desa Cepogo kini memiliki wajah baru yang lebih inspiratif. Ke depan, program ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam menciptakan ruang edukasi yang ramah lingkungan serta mendorong kemandirian masyarakat melalui wisata berbasis sampah.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.





