Sumber, Krajan.id – Upaya memperkuat ketahanan pangan sekaligus meningkatkan ekonomi keluarga di pedesaan kembali mendapat perhatian serius dari kalangan akademisi. Riset Grup Moneter dan Fiscal Studies Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Sebelas Maret (UNS) melaksanakan program pengabdian masyarakat bertajuk “Optimalisasi Pekarangan Rumah untuk Budidaya Sayuran sebagai Alternatif Pangan di Pedesaan.”
Program ini dilaksanakan di Desa Sumber, Kecamatan Sumber, Kabupaten Rembang, berlangsung sejak Agustus 2024 hingga April 2025.
Berangkat dari realitas masih terbatasnya akses pangan sehat di pedesaan, tim pengabdian mengambil pendekatan berbasis pemanfaatan lahan pekarangan. Kegiatan ini tidak hanya menekankan aspek ketahanan pangan, tetapi juga membangun kemandirian ekonomi keluarga melalui praktik budidaya organik dan pemasaran hasil pertanian sederhana.
Dr. Tetuko Rawidyo Putro, S.E., M.Si., Ketua Tim Pengabdian, menegaskan bahwa optimalisasi pekarangan bisa menjadi solusi ganda bagi masyarakat desa.
“Pekarangan rumah yang selama ini kurang dimanfaatkan bisa menjadi sumber pangan sekaligus sumber penghasilan baru. Kami ingin membangun kesadaran bahwa rumah tangga bisa berdaya secara ekonomi dengan memulai dari pekarangan sendiri,” ungkapnya.
Program ini mengadopsi metode partisipatif melalui serangkaian pelatihan teknik budidaya sayuran organik dan hidroponik sederhana, pemanfaatan limbah rumah tangga menjadi pupuk organik, serta pelatihan strategi pemasaran digital untuk menjual hasil panen. Masyarakat juga dibekali dengan pengetahuan tentang pertanian ramah lingkungan agar dapat menjaga keberlanjutan produksi.
Hasil evaluasi menunjukkan dampak signifikan. Sebanyak 85% rumah tangga peserta berhasil mengembangkan tanaman sayuran di pekarangan mereka. Produksi sayuran mengalami peningkatan rata-rata 40% hanya dalam enam bulan. Selain itu, evaluasi pre-test dan post-test mencatat peningkatan keterampilan teknis sebesar 35% dan keterampilan sosial sebesar 30% di antara para peserta.

Manfaat program juga tercermin dalam perubahan pola konsumsi masyarakat. “Sebelum kegiatan, hanya sekitar 50% peserta yang mengonsumsi sayuran setiap hari. Setelah program berjalan, angka konsumsi harian sayuran meningkat menjadi 80%,” jelas salah satu anggota tim pengabdian.
Namun, perjalanan program ini tidak tanpa hambatan. Beberapa tantangan yang muncul antara lain keterbatasan keterampilan dalam pengendalian hama organik serta kendala dalam pemasaran hasil panen secara luas. Untuk mengatasi hal tersebut, tim berencana mengadakan pelatihan lanjutan tentang sistem pertanian vertikal dan strategi pemasaran berbasis digital yang lebih intensif.
Program ini didukung oleh pendanaan Hibah Riset Grup Universitas Sebelas Maret tahun 2025. Tim berharap, melalui model sukses di Desa Sumber, program ini dapat direplikasi di desa-desa lain sebagai kontribusi nyata terhadap pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), khususnya dalam bidang ketahanan pangan dan pengentasan kemiskinan.

Langkah Riset Grup Moneter dan Fiscal Studies FEB UNS ini membuktikan bahwa perubahan besar dapat bermula dari langkah kecil di pekarangan rumah. Dengan dukungan berkelanjutan, inovasi sederhana seperti ini bisa menjadi motor penggerak ketahanan ekonomi desa di masa depan.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.





