Peran Penting Psikologi dalam Pendidikan SD: Membangun Kesehatan Mental Sejak Dini

Opini Artika Hikmawati
Opini Artika Hikmawati

Di era modern yang penuh tantangan dan tekanan sosial, pendidikan anak di tingkat Sekolah Dasar (SD) tidak bisa lagi hanya berfokus pada pencapaian akademik. Kemampuan kognitif seperti membaca, menulis, dan berhitung memang penting, tetapi belum cukup.

Anak-anak usia SD sedang berada pada masa krusial dalam pembentukan karakter, pola pikir, serta keterampilan sosial dan emosional mereka. Oleh karena itu, pendekatan psikologis dalam pendidikan menjadi kebutuhan yang mendesak agar generasi mendatang tumbuh tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga sehat secara mental dan emosional.

Bacaan Lainnya

Sayangnya, kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kesehatan mental anak masih tergolong rendah. Banyak yang mengira bahwa anak-anak usia SD belum bisa mengalami gangguan psikologis seperti stres, cemas, atau depresi.

Padahal, pada kenyataannya, mereka sangat rentan terhadap tekanan emosional, baik yang berasal dari lingkungan keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, maupun sistem pembelajaran yang terlalu menuntut. Karena keterbatasan mereka dalam mengekspresikan perasaan, anak-anak sering kali menunjukkan sinyal emosional melalui perilaku yang disalahartikan, seperti dianggap nakal, pemalas, atau tidak disiplin.

Sebagai contoh, seorang anak yang tiba-tiba menjadi pendiam dan kehilangan minat belajar mungkin sedang merasa terbebani karena terus dibandingkan dengan teman sekelasnya yang lebih berprestasi. Ketika anak merasa tidak mampu memenuhi ekspektasi orang tua atau guru, ia bisa kehilangan rasa percaya diri. Hal ini dapat berdampak panjang terhadap motivasi belajar dan bahkan kepercayaan dirinya dalam jangka panjang.

Pemahaman tentang psikologi anak akan membantu guru dan orang tua dalam melihat perilaku anak sebagai bentuk komunikasi, bukan sekadar masalah yang perlu diperbaiki. Misalnya, anak yang sering membuat keributan di kelas bisa saja sedang mencari perhatian karena kurang mendapat kasih sayang di rumah. Begitu juga dengan anak yang cenderung menyendiri, bukan berarti ia antisosial, tetapi bisa jadi ia sedang merasa terisolasi atau tidak nyaman dengan lingkungannya.

Melalui pemahaman yang lebih mendalam, guru dapat menerapkan pendekatan yang lebih empatik dan manusiawi dalam mendidik. Penerapan prinsip-prinsip psikologi dalam pendidikan dasar bisa dimulai dari hal-hal sederhana, seperti menciptakan suasana kelas yang nyaman dan mendukung anak untuk merasa aman, dihargai, dan bebas mengekspresikan dirinya.

Guru juga perlu memberikan ruang bagi anak untuk mencoba dan gagal tanpa takut dimarahi. Pendekatan ini akan membantu anak belajar dari kesalahan dengan cara yang konstruktif, bukan traumatis.

Selain itu, waktu untuk berdialog secara pribadi dengan siswa sebaiknya disediakan secara berkala. Hal ini akan membuka ruang komunikasi yang sehat antara guru dan murid, sekaligus membangun kepercayaan dan kedekatan emosional yang sangat dibutuhkan dalam proses belajar.

Kehadiran psikolog sekolah atau konselor juga seharusnya menjadi bagian dari sistem pendidikan di tingkat dasar. Meskipun tidak harus hadir setiap hari, kunjungan berkala dari tenaga profesional ini dapat memberikan dampak positif, baik untuk mendampingi siswa yang mengalami kesulitan maupun membekali guru dan orang tua dengan pendekatan psikologis yang tepat.

Realitanya, integrasi psikologi dalam pendidikan dasar di Indonesia masih sangat terbatas. Banyak guru belum mendapatkan pelatihan dasar mengenai perkembangan psikologis anak, dan sebagian besar orang tua masih menganggap masalah mental anak sebagai hal sepele. Padahal, anak yang tumbuh dengan kondisi mental yang sehat akan lebih mudah belajar, bersosialisasi, serta memiliki kepercayaan diri dan empati terhadap orang lain.

Sebagai seorang mahasiswa pendidikan, saya menyadari bahwa peran pendidik tidak hanya sekadar menyampaikan materi pelajaran. Lebih dari itu, pendidik juga harus menjadi pendamping perkembangan jiwa dan karakter anak. Pengetahuan tentang psikologi anak akan saya jadikan bekal dalam berinteraksi, mengajar, dan membimbing anak-anak agar mereka tumbuh sebagai pribadi yang utuh—sehat secara pikiran, jiwa, dan sosial.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar

  1. Selain kehadiran psikolog sekolah, dukungan konkret apa yang bisa diberikan oleh pihak sekolah atau dinas pendidikan untuk meningkatkan kesadaran orang tua tentang pentingnya kesehatan mental anak?