Sosial Media dan Game Online: Dampaknya Bagi Pelajar

Opini: Faizatul Fikriah Naeji
Opini: Faizatul Fikriah Naeji

Di era digital seperti sekarang ini, media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Tak hanya orang dewasa, anak-anak pun mulai aktif menggunakan platform seperti TikTok, Instagram, dan Twitter.

Fenomena ini bukanlah sesuatu yang sepenuhnya negatif, tetapi juga tidak sepenuhnya positif, terlebih bagi anak-anak yang masih berada di bawah umur. Pandemi COVID-19 yang memaksa anak-anak belajar dari rumah melalui pembelajaran daring turut menjadi salah satu faktor yang mempercepat ketergantungan mereka terhadap gawai.

Bacaan Lainnya

Awalnya digunakan untuk kebutuhan belajar, gawai kemudian menjadi sarana hiburan, baik untuk mengakses media sosial maupun bermain game online. Akibatnya, fokus anak terhadap pembelajaran menurun, dan kegiatan belajar yang seharusnya menjadi prioritas tergeser oleh hal-hal lain yang kurang mendukung perkembangan akademis mereka.

Penggunaan media sosial dan game online yang tidak terkontrol sering kali menimbulkan kekhawatiran bagi para orang tua. Mereka cemas anak-anak mereka akan terpapar konten yang tidak sesuai atau bahkan berbahaya. Namun, perlu diakui bahwa media sosial juga memberikan sejumlah dampak positif jika digunakan dengan bijak.

Media sosial dapat menambah wawasan dan pengetahuan anak-anak melalui akses informasi yang luas. Selain itu, platform ini juga membantu peserta didik berbagi ide, berdiskusi, dan berkolaborasi secara virtual.

Kemudahan dalam mengakses materi pembelajaran yang dibagikan melalui grup media sosial juga menjadi salah satu manfaatnya. Media sosial memberikan kemudahan dalam menyampaikan informasi penting dari pihak sekolah dan memungkinkan komunikasi yang lebih efisien antara orang tua dan pihak sekolah.

Di sisi lain, dampak negatif dari media sosial tidak bisa diabaikan. Penggunaan yang berlebihan dapat menyebabkan penurunan konsentrasi dan fokus, berkurangnya produktivitas, serta motivasi belajar. Selain itu, anak-anak juga bisa terhambat dalam menjalankan rutinitas harian karena terlalu banyak waktu dihabiskan di media sosial.

Baca Juga: Pentingnya Mempelajari Soft Skill dan Hard Skill bagi Mahasiswa

Selain media sosial, game online juga menjadi salah satu aktivitas yang digandrungi oleh anak-anak. Walaupun terdapat beberapa manfaat seperti meningkatkan kreativitas, mengurangi stres, dan melatih refleks berpikir, dampak negatif yang ditimbulkan sering kali jauh lebih besar.

Anak-anak yang bermain game online tanpa batas waktu sering kali mengalami gangguan pola tidur akibat bermain hingga larut malam. Hal ini juga berdampak pada penurunan motivasi belajar dan prestasi akademik mereka.

Tidak jarang, gangguan mental seperti kecemasan, depresi, atau perilaku agresif muncul sebagai akibat dari kecanduan game. Interaksi sosial anak juga dapat menurun karena lebih banyak waktu dihabiskan di dunia maya.

Lebih parahnya lagi, game online yang tidak mendidik atau bahkan berkedok judi online semakin memperburuk situasi ini. Kondisi ini menuntut perhatian ekstra dari orang tua untuk memastikan anak-anak mereka tidak terjebak dalam aktivitas yang merugikan.

Lingkungan pertemanan juga memegang peran penting dalam pembentukan perilaku anak. Anak-anak cenderung mudah terbawa oleh pengaruh teman-temannya. Oleh karena itu, orang tua harus memastikan bahwa anak-anak mereka berada dalam lingkungan yang positif dan mendukung. Dengan pengawasan yang tepat, dampak negatif dari media sosial dan game online dapat diminimalkan, sementara manfaat positifnya dapat dimaksimalkan.

Baca Juga: Pentingnya Kesadaran Lingkungan di Era Modern

Sebagai langkah preventif, orang tua dapat membatasi waktu penggunaan gawai untuk media sosial dan game online. Misalnya, menetapkan aturan tegas terkait durasi penggunaan gawai setiap harinya. Selain itu, mendampingi anak saat mereka menggunakan gawai juga dapat membantu mengontrol konten yang diakses. Hal ini penting untuk memastikan anak-anak tetap fokus pada tujuan utama mereka, yaitu belajar dan mengembangkan diri secara positif.

Pada akhirnya, penggunaan media sosial dan game online harus dilakukan dengan bijak. Orang tua dan anak perlu bekerja sama untuk menciptakan pola penggunaan yang sehat, sehingga teknologi tidak menjadi penghalang, tetapi justru menjadi pendukung dalam proses tumbuh kembang anak.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *