Bahasa adalah aset berharga yang mencerminkan identitas suatu bangsa. Melalui bahasa, perbedaan dalam masyarakat dapat dijembatani, menciptakan interaksi yang harmonis. Sebagai bahasa nasional, Bahasa Indonesia memegang peran vital dalam menyatukan keragaman suku, agama, dan budaya.
Namun, di tengah arus digitalisasi dan globalisasi, menjaga eksistensi bahasa Indonesia baku menjadi tantangan besar karena pengaruh kuat dari bahasa asing dan bahasa gaul dalam percakapan sehari-hari, baik di dunia maya maupun nyata.
Tren pergeseran ini berawal dari penetrasi internet yang kian masif, didukung oleh media sosial yang memfasilitasi penyebaran istilah seperti “vibes,” “bestie,” dan “auto.” Generasi muda yang mendominasi pengguna media sosial lebih nyaman menggunakan istilah tersebut karena terkesan santai dan modern, dibandingkan bahasa baku yang dianggap kaku dan formal.
Baca Juga: Reformasi Pendanaan Iklim dalam Dinamika Geopolitik Energi dan Oligarki di Indonesia
Tak hanya itu, budaya populer global seperti film, musik, dan konten luar negeri turut mempercepat adopsi istilah asing dalam percakapan sehari-hari. Di lingkungan profesional, penggunaan bahasa Inggris sering kali dianggap lebih prestisius, memperkuat stigma bahwa bahasa Indonesia kurang relevan.
Fenomena ini menimbulkan kekhawatiran terkait keberlangsungan bahasa Indonesia baku. Sebagai fondasi komunikasi yang baik dan benar, bahasa baku memiliki peran penting dalam menjaga kesinambungan penggunaan bahasa Indonesia secara formal.
Jika tren ini terus berlanjut tanpa upaya pelestarian, generasi mendatang mungkin akan kehilangan kemampuan untuk memahami dan menggunakan bahasa Indonesia baku. Pudarnya bahasa baku juga berimplikasi pada hilangnya sebagian jati diri bangsa.
Baca Juga: Work-Life Balance: Cara Cerdas untuk Karier Aman dan Hidup Nyaman
Upaya melestarikan bahasa Indonesia baku memerlukan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan individu. Meski tidak mungkin menghindari pengaruh bahasa gaul dan asing, keseimbangan antara modernisasi dan pelestarian budaya harus terus dijaga.
Bahasa baku adalah cerminan kekayaan budaya bangsa yang tak tergantikan. Edukasi dan kampanye penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dapat menjadi langkah awal untuk mengembalikan kesadaran masyarakat akan pentingnya bahasa baku sebagai identitas nasional.





