Model pembelajaran kooperatif adalah pendekatan yang mengutamakan kolaborasi antar siswa dalam kelompok kecil untuk mencapai tujuan pembelajaran bersama. Tujuan utama dari model ini adalah memaksimalkan interaksi antar siswa serta memastikan setiap anggota kelompok terlibat aktif dalam proses belajar.
Menurut Davidson dan Worsham, pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang sistematis, yang mengelompokkan siswa untuk menciptakan pendekatan pembelajaran yang efektif sekaligus mengintegrasikan keterampilan sosial dengan muatan akademis (Eviliyanida, 2011).
Salah satu model pembelajaran kooperatif yang terbukti efektif dalam mencapai tujuan tersebut adalah Teams Games Tournament (TGT). Model TGT menggabungkan pembelajaran dengan elemen permainan yang melibatkan kompetisi antar kelompok siswa.
Dalam model ini, siswa bekerja dalam kelompok untuk mempelajari materi dan kemudian bersaing dalam turnamen berbentuk kuis atau permainan akademik. Setiap skor individu yang diperoleh siswa akan digabungkan menjadi skor kelompok.
Tujuan utama dari TGT adalah untuk meningkatkan motivasi belajar melalui elemen permainan, sembari memastikan semua anggota kelompok berkontribusi dalam memenangkan turnamen (Yuliawati, 2021).
Menurut teori motivasi, kompetisi yang sehat dapat meningkatkan motivasi intrinsik siswa. TGT memanfaatkan unsur kompetisi dalam pembelajaran, yang memungkinkan siswa untuk bersaing secara positif dalam memahami materi. Slavin (1995) menyatakan bahwa motivasi dan keterlibatan siswa dapat ditingkatkan melalui kompetisi, terutama ketika penghargaan diberikan berdasarkan pencapaian individu dan kelompok.
Dalam penelitian Wijaya dan Anwar (2020), ditemukan bahwa model TGT mampu meningkatkan pemahaman konsep sejarah dan keterlibatan siswa karena mereka termotivasi untuk belajar dengan cara yang menyenangkan melalui permainan berbasis materi.
Pemahaman terhadap materi sejarah bukanlah hal yang mudah. Sejarah sering kali dianggap sebagai kumpulan tanggal dan peristiwa yang sulit dipahami. Namun, seorang guru yang baik tidak hanya harus menguasai materi, tetapi juga mampu menyederhanakan konsep-konsep yang kompleks dan mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari.
Sejarah harus dipandang sebagai petualangan intelektual yang menyenangkan dan bukan sekadar hafalan tanggal. Pemahaman sejarah juga berarti memahami akar dari masalah-masalah kontemporer dan mengambil pelajaran dari masa lalu untuk menghadapinya.
Baca Juga: Manfaat dan Inovasi Lobak Putih dalam Menurunkan Berat Badan
Sebagai seorang guru, tantangan terbesar adalah menyampaikan materi sejarah yang kompleks dengan cara yang mudah dipahami oleh siswa. Oleh karena itu, dibutuhkan pendekatan yang inovatif agar materi sejarah dapat disampaikan dengan cara yang menyenangkan dan menarik.
Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk mencapai tujuan ini adalah model Teams Games Tournament (TGT). Model ini dapat diterapkan pada pelajaran sejarah dengan melibatkan siswa dalam berbagai aktivitas yang mengasyikkan.
Pada tahap awal, siswa dibagi ke dalam kelompok heterogen berdasarkan kemampuan akademiknya. Setiap kelompok terdiri dari siswa dengan kemampuan yang berbeda, sehingga proses pembelajaran akan saling melengkapi. Setelah pembagian kelompok, guru akan menyajikan materi sejarah yang akan dipelajari.
Siswa kemudian belajar bersama dalam kelompok mereka untuk memahami materi tersebut. Setelah itu, mereka akan berkompetisi dalam turnamen berbentuk permainan yang menilai pemahaman mereka terhadap materi yang telah dipelajari.
Skor yang diperoleh masing-masing siswa dalam turnamen akan dihitung dan dijumlahkan untuk menentukan skor kelompok. Tim dengan skor tertinggi akan memperoleh penghargaan yang dapat berupa pengakuan atau hadiah simbolis.
TGT terbukti efektif dalam meningkatkan pemahaman konsep sejarah karena model ini memadukan pembelajaran dengan permainan yang mengasyikkan. Selain itu, melalui kolaborasi dalam tim, siswa belajar untuk berbagi pengetahuan, bekerja sama, dan bertanggung jawab atas keberhasilan kelompok.
Baca Juga: Sampah dan Pilkada: Masalah Lingkungan di Tengah Pesta Demokrasi
Kompetisi yang sehat juga mendorong siswa untuk lebih bersemangat dalam memahami materi, sekaligus memperdalam pemahaman mereka terhadap konsep sejarah. Namun, keberhasilan implementasi TGT sangat bergantung pada peran aktif guru.
Guru perlu menciptakan suasana belajar yang kondusif, mengelola kelompok secara efektif, serta merancang soal-soal turnamen yang sesuai dengan tingkat pemahaman siswa. Di samping itu, guru juga perlu memberikan umpan balik yang konstruktif setelah setiap turnamen untuk membantu siswa memahami kekuatan dan kelemahan mereka.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran TGT dapat memberikan dampak positif terhadap pemahaman konsep sejarah pada siswa SMP/MTs. Melalui kegiatan kelompok yang menyenangkan dan turnamen yang terstruktur, siswa tidak hanya aktif terlibat dalam proses pembelajaran, tetapi juga saling membantu untuk memahami materi yang lebih kompleks. Dengan demikian, TGT menjadi alternatif efektif untuk mengatasi tantangan dalam pembelajaran sejarah, yang sering kali dianggap membosankan oleh sebagian besar siswa.
Referensi
- 
Eviliyanida. (2011). Model Pembelajaran Kooperatif. Visipena Journal, 2(1), 21–27. https://doi.org/10.46244/visipena.v2i1.36 
- 
Yuliawati, N. A. A. (2021). Penerapan Model Pembelajaran Tgt (Teams Games Tournament) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar. Indonesian Journal of Educational Development, 2(2), 356–364. https://doi.org/10.5281/zenodo.5256868 
 
 
									
 
													




