Jati, Krajan.id – Di tengah meningkatnya kesadaran akan pentingnya daur ulang sampah plastik, inovasi dalam pemanfaatan limbah semakin berkembang. Salah satu metode kreatif yang kini banyak diterapkan adalah penggunaan botol plastik bekas sebagai media tanam hidroponik.
Metode ini tidak hanya membantu mengurangi limbah plastik, tetapi juga menjadi solusi bagi masyarakat yang memiliki keterbatasan lahan untuk bercocok tanam.
Mahasiswa Kelompok KKN 100 Universitas Sebelas Maret (UNS) turut serta dalam upaya ini melalui program kerja bertajuk Inovasi Pertanian Berkelanjutan Melalui Praktik Pembuatan Hidroponik Vertikultur dengan Memanfaatkan Botol Bekas. Program ini diperkenalkan kepada warga Desa Jati sebagai alternatif pertanian modern yang efisien dan ramah lingkungan.
Baca Juga: Mahasiswa KKN UNS Inisiasi Digitalisasi Pariwisata Desa Sirapan melalui Peta Interaktif
Kegiatan ini diselenggarakan pada (10/2/2025) di Balai Desa Jati. Dalam acara ini, peserta diajarkan teknik dasar pertanian hidroponik dengan memanfaatkan botol plastik bekas. Materi yang disampaikan mencakup proses penyemaian benih, persiapan media tanam, pembuatan larutan nutrisi, hingga pemasangan instalasi vertikultur. Selain itu, peserta juga diberikan informasi mengenai jenis tanaman yang cocok untuk metode ini serta teknik perawatannya.

Antusiasme warga terlihat jelas dalam partisipasi aktif mereka selama kegiatan berlangsung. Para peserta mencatat dengan saksama penjelasan dari pemateri serta mengikuti praktik dengan penuh semangat. Mereka juga aktif mengajukan pertanyaan terkait penerapan hidroponik di rumah masing-masing.
Sebagai bentuk dukungan terhadap keberlanjutan program ini, tim mahasiswa KKN membagikan bahan-bahan untuk membuat hidroponik vertikultur, termasuk benih pakcoy, kepada peserta yang hadir. Selain itu, contoh produk hidroponik juga diserahkan kepada Kelompok Wanita Tani (KWT) Desa Jati sebagai percontohan bagi warga lainnya.
Baca Juga: KKN 80 UNS Berikan Pelatihan Pembuatan POC dari Limbah Rumah Tangga bersama DKPP Pacitan
“Melalui praktik ini, diharapkan mahasiswa, warga, dan generasi muda dapat lebih memahami pentingnya inovasi dalam pertanian berkelanjutan,” ujar Samuel Gunnar A. D., penanggung jawab kegiatan.
Ia juga menambahkan bahwa metode ini memberikan solusi bagi masyarakat yang ingin bercocok tanam tetapi memiliki keterbatasan lahan.

Terselenggaranya kegiatan ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, termasuk Ika Suci Handayani selaku ketua KWT Desa Jati beserta anggotanya. Dengan adanya kolaborasi ini, diharapkan hidroponik vertikultur dapat diterapkan lebih luas dan menjadi solusi efektif dalam mengelola sampah plastik sekaligus meningkatkan ketahanan pangan masyarakat.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.





