Kompetensi atau Ijazah: Mana yang Lebih Penting di Era Digital?

Opini: Bunga Aulia Azzahra
Opini: Bunga Aulia Azzahra

Perdebatan mengenai pentingnya kompetensi dibandingkan ijazah terus menjadi isu hangat, terutama bagi para lulusan baru yang tengah bersiap menghadapi dunia kerja. Dalam proses rekrutmen, ijazah sering dipandang sebagai bukti formal dari pencapaian akademik, sementara kompetensi lebih mencerminkan kemampuan praktis seseorang dalam menjalankan tugas tertentu. Namun, di era digital yang serba cepat ini, apakah ijazah masih menjadi faktor utama, ataukah kompetensi justru lebih esensial?

Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023 mencatat bahwa 11,8 persen atau sekitar 945.413 pengangguran berasal dari kalangan lulusan perguruan tinggi. Statistik ini menunjukkan bahwa ijazah formal dengan nilai tinggi belum tentu menjamin kelayakan kerja. Banyak lulusan perguruan tinggi yang gagal memenuhi kebutuhan pasar kerja karena kurangnya keterampilan praktis yang relevan.

Bacaan Lainnya

Realitas ini mengungkap fakta bahwa terlalu banyak individu yang hanya berfokus mengejar nilai akademik tanpa memperhatikan pengembangan kompetensi yang diperlukan di dunia kerja. Bahkan, ada sebagian yang memilih jalan pintas, seperti memanipulasi nilai atau sertifikat, demi peluang kerja yang lebih besar. Sayangnya, pendekatan ini mengabaikan fakta bahwa kompetensi adalah elemen utama untuk bertahan dan berkembang dalam karier.

Survei LinkedIn tahun 2022 mengungkap bahwa 64 persen perusahaan lebih mengutamakan keterampilan praktis daripada ijazah formal dalam proses perekrutan. Di era digital, keterampilan seperti penguasaan software, coding, analitik data, hingga soft skill seperti komunikasi dan kerja sama tim menjadi aset yang sangat berharga. Perusahaan tidak lagi hanya mempertimbangkan latar belakang akademik, melainkan lebih fokus pada apa yang bisa dilakukan oleh seorang kandidat.

Perkembangan teknologi yang pesat membuat pengetahuan formal sering kali menjadi usang jika tidak disertai dengan pembaruan keterampilan. Banyak tenaga kerja yang sukses justru memperoleh kemampuan mereka melalui pembelajaran mandiri atau kursus singkat.

Baca Juga: Pentingnya Kesehatan Mental bagi Mahasiswa

Data BPS 2023 juga menyebutkan bahwa sekitar 60 persen perusahaan di Indonesia kesulitan menemukan tenaga kerja dengan keterampilan yang sesuai kebutuhan. Hal ini menegaskan bahwa kompetensi menjadi prioritas utama dalam industri saat ini.

Banyak platform profesional, seperti LinkedIn, menonjolkan portofolio keterampilan sebagai penentu keberhasilan karier. Di berbagai industri, terutama teknologi dan seni, hasil kerja nyata jauh lebih dihargai daripada sekadar gelar akademik. Banyak profesional yang diakui karena karya atau portofolio mereka, meski tidak memiliki gelar formal.

Meskipun kompetensi semakin mendapat perhatian, ijazah tetap memiliki peran penting, terutama dalam proses administrasi awal rekrutmen. Banyak perusahaan masih menjadikan ijazah sebagai syarat untuk menyaring pelamar sebelum mengevaluasi keterampilan mereka. Oleh sebab itu, pendidikan formal tetap menjadi fondasi yang tidak bisa diabaikan.

Namun, tantangannya adalah bagaimana dunia pendidikan dapat beradaptasi dengan kebutuhan industri. Sistem pendidikan formal perlu bertransformasi agar lebih responsif terhadap tuntutan zaman, misalnya dengan mengintegrasikan pelatihan berbasis keterampilan ke dalam kurikulum.

Pada akhirnya, kompetensi dan ijazah tidak seharusnya dipandang sebagai dua hal yang saling bertentangan. Sebaliknya, keduanya saling melengkapi. Ijazah memberikan validasi formal atas pendidikan seseorang, sementara kompetensi menunjukkan kemampuan nyata yang bisa diaplikasikan dalam pekerjaan.

Baca Juga: Meningkatkan Efektivitas Pembelajaran Visual dengan Capcut dan Canva di Sekolah Kanisius Sumber

Bagi generasi muda, fokus tidak hanya pada mengejar gelar akademik, tetapi juga membangun keterampilan yang relevan melalui pelatihan, kursus, sertifikasi, atau pengalaman kerja. Dunia kerja di era digital tidak lagi hanya mencari mereka yang memiliki ijazah terbaik, tetapi juga mereka yang mampu memberikan solusi nyata melalui keterampilan yang dimiliki.

Kombinasi antara pendidikan formal dan kompetensi praktis adalah resep terbaik untuk sukses di era kompetitif ini. Ijazah mungkin menjadi pintu masuk awal, tetapi kompetensi adalah kunci keberlanjutan karier di masa depan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *