Ngenep, Krajan.id – Suasana hangat menyelimuti rumah sederhana milik Bu Ngadinem, Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Melati, pada Sabtu siang, (9/8/2025). Halaman depan rumah yang biasanya sepi kini ramai oleh ibu-ibu anggota KWT yang duduk lesehan di atas tikar, saling berbincang sambil menyeruput teh hangat.
Di tengah obrolan, aroma sisa sayuran dan kulit buah yang dibawa untuk praktik bercampur dengan semerbak wangi minuman. Hari itu, warga Dusun Ngenep mengikuti kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) unik: mengubah limbah dapur menjadi pupuk organik cair (POC).
Kegiatan yang diinisiasi Tim KKN 50 Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) ini lahir dari kondisi sehari-hari warga. Menurut Kepala Dukuh Ngenep, Sutoyo, hampir seluruh (99,9%) warga bermata pencaharian sebagai petani.
Tradisi “rewangan” atau memasak besar-besaran saat hajatan dan acara desa sering menghasilkan tumpukan limbah organik seperti sisa sayur, kulit buah, ampas kopi, hingga air cucian beras.
“Kalau tidak diolah, sampah ini bisa menimbulkan bau tidak sedap dan mencemari lingkungan,” jelasnya.
Dipimpin oleh Rahmat Abrar Muzakky dan Rahmat Ikhsan, kegiatan diawali dengan penyampaian materi di ruang tamu Bu Ngadinem. Para anggota KWT mendengarkan penjelasan seputar masalah sampah organik dan manfaat POC bagi pertanian. Suasana penyuluhan berlangsung santai, penuh tawa, namun tetap informatif.

Usai pemaparan, praktik pembuatan POC dilakukan di halaman rumah. Limbah organik dicacah kecil, dicampur dengan air dan gula merah, lalu dimasukkan ke wadah tertutup untuk proses fermentasi. Antusiasme warga terlihat jelas. Beberapa bahkan sudah berencana mencoba membuat POC sendiri di rumah.
Sebagai penutup, tim KKN mengajak ibu-ibu KWT menanam bibit cabai rawit yang telah disiapkan. Setiap peserta membawa pulang satu bibit sebagai simbol semangat memanfaatkan lahan dan mengolah hasil bumi secara mandiri.
Baca Juga: Kolaborasi Lintas Ilmu KKN PPM 57 UMBY Wujudkan Kesejahteraan Mental dan Ekonomi Warga Tegallawas
Bu Ngadinem mengaku senang dengan pelatihan ini. “Sekarang sampah dapur tidak lagi bikin pusing, malah bisa bikin padi dan sayuran tambah sehat,” ujarnya sambil tersenyum puas.
Program ini tak sekadar mengajarkan teknik membuat pupuk, tetapi juga menumbuhkan kesadaran bahwa sampah bukanlah akhir dari segalanya. Di Dusun Ngenep, inovasi ini menjadi langkah kecil yang membawa manfaat besar, mengubah limbah menjadi sumber daya, dan menghidupkan kembali semangat bertani ramah lingkungan.
Kini, dari sebuah rumah sederhana di tepi desa, semangat menjaga lingkungan dan kemandirian pangan mulai tumbuh subur di hati para petani Ngenep.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.





