Tim PKM-RE Institusi Unram Edukasi Swamedikasi Pilek di SDN 2 Terong Tawah

Foto Bersama: Tim PKM-RE institusi Unram saat melakukan sosialisasi PHBS lebih khususnya yaitu swamedikasi pilek pada anak-anak di SDN 2 Terong Tawah, Sabtu (27/1/2024)
Foto Bersama: Tim PKM-RE institusi Unram saat melakukan sosialisasi PHBS lebih khususnya yaitu swamedikasi pilek pada anak-anak di SDN 2 Terong Tawah, Sabtu (27/1/2024) (doc. pribadi)

Krajan.id – Tim Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM-RE) Universitas Mataram gelar sosialisasi mengenai pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) lebih khususnya yaitu swamedikasi pilek pada anak-anak.

Sosialisasi swamedikasi pilek pada anak-anak dilakukan oleh tim PKM-RE institusi yang terdiri dari Ni Luh Ayu Sri Widyasari selaku ketua dan empat anggotanya Kirana Ayu Setyowati, Maulida Khalila Fitri, Mahra Murniati, dan Nurtahany Yustitia. Kegiatan tersebut dilaksanakan, Sabtu (27/1/2024) yang berlokasi di SDN 2 Terong Tawah, Kecamatan Labuapi, Kabupaten Lombok Barat, NTB.

Bacaan Lainnya

Berdasarkan press release yang diberikan pada krajan.id, Mahra Murniati memberikan keterangan bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan edukasi terhadap anak-anak terkait pentingnya swamedikasi pilek. Pilek merupakan gejala dari common cold (gangguan saluran pernapasan atas) yang sering terjadi pada anak-anak.

“Secara umum anak-anak rentan terkena pilek dikarenakan belum memiliki kekebalan terhadap banyak virus,” terangnya.

Berdasarkan riset kesehatan pada tahun 2018 di wilayah NTB prevalensi dari gejala common cold menurut diagnosa tenaga kesehatan sekitar 11,4% atau sebesar 19.247 jiwa.

Dosen Pendamping Lapangan (DPL), Eskarani Tri Pratiwi mengatakan bahwa sosialisasi terkait swamedikasi pilek dikalangan anak Sekolah Dasar (SD) penting untuk memberikan pengetahuan dasar yang perlu dilakukan ketika mengalami pilek, terutama di tengah musim hujan yang terjadi saat ini.

“Curah hujan yang tinggi dan cuaca yang tidak menentu menyebabkan rentan terjadinya pilek terutama pada anak-anak. Ketika mengalami pilek, anak usia sekolah dasar cenderung lebih takut dan enggan mengonsumsi obat-obatan, sehingga proses penyembuhannya akan berlangsung lebih lama. Oleh sebab itu, perlu untuk mengenalkan kepada mereka tentang pentingnya swamedikasi pilek tersebut,” tutur Eskarani Tri Pratiwi.

Dalam menunjang penggunaan obat medis terapi swamedikasi juga perlu dilakukan untuk mempercepat proses penyembuhan. Menurut Aini dan Rinata pada tahun 2023 untuk penanganan common cold dapat dilakukan dengan akupresur dan inhalasi sederhana minyak aromaterapi.

Pemberian akupresur bertujuan untuk meningkatkan kebugaran pada anak sehingga kesehatan anak dapat tercapai. Sementara untuk terapi inhalasi dengan aromaterapi merupakan pengobatan efisien yang bersifat lokal.

Melalui kegiatan sosialisasi ini diharapkan anak-anak memiliki pemahaman terkait swamedikasi pada penyakit pilek mengingat dalam beberapa hasil riset menyatakan bahwa prevalensi penyakit common cold tinggi.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *