Pemanasan global dan kerusakan lingkungan merupakan dua isu krusial yang saling terkait dan semakin mendesak untuk ditangani. Sebagai negara dengan keanekaragaman hayati yang melimpah, Indonesia menghadapi tantangan besar akibat dampak negatif dari fenomena ini.
Pemanasan global terjadi akibat peningkatan konsentrasi gas rumah kaca seperti karbon dioksida (CO2) dan metana (CH4) di atmosfer yang disebabkan oleh aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, serta aktivitas industri lainnya.
Dalam seratus tahun terakhir, suhu global telah meningkat sekitar 0,6 hingga 0,9 derajat Celsius. Di Indonesia, pemanasan global dan kerusakan lingkungan memiliki dampak yang signifikan terhadap berbagai sektor, mulai dari kesehatan masyarakat, ekosistem, hingga perekonomian.
Sebagai negara kepulauan dengan lebih dari 17.000 pulau, Indonesia sangat rentan terhadap dampak pemanasan global. Perubahan iklim telah menyebabkan cuaca ekstrem seperti banjir, kekeringan, dan badai tropis yang semakin sering terjadi.
Suhu rata-rata di Indonesia juga mengalami peningkatan sekitar 0,5-1°C, memengaruhi pola musim hujan dan kemarau yang menjadi tidak teratur. Hal ini berdampak pada sektor pertanian, di mana banyak petani mengalami gagal panen akibat ketidakpastian cuaca.
Selain itu, kenaikan permukaan air laut telah mengancam kota-kota pesisir seperti Jakarta dan Surabaya. Penelitian menunjukkan bahwa jika tidak ada langkah mitigasi yang signifikan, sebagian besar wilayah Jakarta Utara diprediksi akan tenggelam pada tahun 2050.
Baca Juga: Membangun Kesadaran Lingkungan dengan Menyikapi Pencemaran di Sungai Perum Delta Sari
Tidak hanya itu, perubahan iklim juga berdampak pada kesehatan masyarakat. Peningkatan suhu dan polusi udara meningkatkan risiko penyakit pernapasan dan infeksi. Laporan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan adanya peningkatan bencana alam secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir, yang mengancam kehidupan manusia serta keanekaragaman hayati.
Kerusakan lingkungan di Indonesia, seperti deforestasi, pencemaran, dan degradasi lahan, memberikan ancaman serius terhadap keanekaragaman hayati. Deforestasi yang disebabkan oleh pembukaan lahan untuk pertanian dan perkebunan telah mengurangi luas hutan, sehingga mengancam habitat alami flora dan fauna. Dengan hilangnya hutan, kemampuan alam untuk menyerap karbon dioksida menurun, yang pada akhirnya memperparah pemanasan global.
Indonesia memiliki lebih dari 1.000 spesies flora dan fauna yang terancam punah akibat kerusakan habitat. Laporan International Union for Conservation of Nature (IUCN) menunjukkan bahwa perubahan iklim dan kerusakan lingkungan menjadi faktor utama penyebabnya.
Kerugian ekologis ini juga berdampak pada keberlanjutan ekonomi dan kualitas hidup masyarakat, terutama bagi mereka yang bergantung pada sumber daya alam untuk mata pencaharian.
Salah satu tantangan utama dalam mengatasi isu ini adalah kurangnya kesadaran dan pendidikan lingkungan di kalangan masyarakat. Meski sering dibahas di lingkungan akademik, dampak pemanasan global dan kerusakan lingkungan masih belum sepenuhnya dipahami oleh masyarakat luas. Hal ini menghambat partisipasi masyarakat dalam pelestarian lingkungan.
Baca Juga: Melindungi Masa Depan: Tantangan dan Harapan Penegakan Hukum Lingkungan di Indonesia
Selain itu, pandemi COVID-19 juga turut mengalihkan perhatian dan sumber daya yang seharusnya dialokasikan untuk menangani masalah lingkungan. Prioritas pemerintah dan masyarakat terhadap isu ini sering kali terpecah, sehingga langkah-langkah penanganan tidak berjalan optimal.
Pemerintah memegang peran kunci dalam upaya mengatasi pemanasan global dan kerusakan lingkungan. Kebijakan yang mendukung pengurangan emisi gas rumah kaca, rehabilitasi hutan, dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan harus menjadi prioritas. Target seperti rehabilitasi 600.000 hektar hutan mangrove hingga tahun 2024 dapat menjadi langkah awal yang signifikan.
Selain itu, pemerintah juga harus meningkatkan kesadaran publik melalui kampanye lingkungan dan pendidikan. Regulasi yang lebih ketat terhadap pembukaan lahan ilegal dan pembakaran liar perlu ditegakkan. Insentif bagi perusahaan yang menerapkan praktik ramah lingkungan juga dapat mendorong perubahan positif di sektor industri.
Kesadaran kolektif masyarakat merupakan kunci keberhasilan pelestarian lingkungan. Tindakan sederhana seperti mengurangi penggunaan plastik, mendukung produk ramah lingkungan, dan berpartisipasi dalam program penghijauan dapat memberikan dampak besar jika dilakukan secara konsisten.
Baca Juga: Melestarikan Lingkungan Hidup: Tantangan Penegakan Hukum dan Peran Masyarakat
Pendidikan lingkungan sejak dini juga sangat penting. Dengan melibatkan siswa dalam kegiatan seperti penanaman pohon dan pengelolaan sampah, generasi mendatang akan lebih peduli terhadap lingkungan.
Kerusakan lingkungan dan pemanasan global adalah tantangan besar yang memerlukan kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat. Kebijakan yang mendukung keberlanjutan serta kesadaran publik yang meningkat adalah kunci untuk mengatasi masalah ini.
Indonesia memiliki tanggung jawab besar untuk melindungi keanekaragaman hayati dan memastikan bahwa bumi tetap layak huni bagi generasi mendatang. Mari kita bersama-sama mengambil langkah nyata dalam melestarikan lingkungan dan mengurangi dampak pemanasan global.





