Analogi Kurikulum Pendidikan di Indonesia dan Turki

Ilustrasi gambar/kuliahturki
Ilustrasi gambar/kuliahturki

Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk generasi yang kompeten dan mampu bersaing di tingkat global. Indonesia dan Turki, meskipun berbeda dari segi budaya, sejarah, dan geografis, memiliki kesamaan visi dalam menempatkan pendidikan sebagai prioritas utama pembangunan nasional. Artikel ini mengulas perbandingan sistem pendidikan di kedua negara, mulai dari struktur pendidikan, pendekatan kurikulum, fokus pembelajaran, hingga tantangan yang dihadapi.

Struktur sistem pendidikan di Indonesia mencakup beberapa tahapan. Dimulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dilanjutkan dengan Pendidikan Dasar selama enam tahun, Pendidikan Menengah yang terdiri dari tiga tahun tingkat pertama dan tiga tahun tingkat atas, hingga Pendidikan Tinggi.

Bacaan Lainnya

Pendidikan dasar hingga menengah bersifat wajib sesuai amanat Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Pemerintah Indonesia juga memperkenalkan Kurikulum Merdeka pada tahun 2022 yang menekankan pembelajaran berbasis proyek dan memberikan ruang bagi siswa untuk mengembangkan potensi mereka sesuai minat dan kebutuhan individu.

Sementara itu, sistem pendidikan di Turki terdiri dari pendidikan anak usia dini yang bersifat opsional, pendidikan dasar dan menengah yang wajib selama dua belas tahun, serta pendidikan tinggi. Pendidikan dasar dan menengah di Turki terbagi menjadi tiga tahap, masing-masing empat tahun.

Pemerintah Turki menerapkan kurikulum nasional yang berorientasi pada penguatan keterampilan abad ke-21 dengan tetap mempertahankan nilai-nilai budaya dan moral sebagai landasan pendidikan.

Pendekatan kurikulum di kedua negara menunjukkan beberapa perbedaan. Kurikulum Merdeka di Indonesia memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeksplorasi minat mereka, menekankan pembelajaran berbasis proyek, serta berfokus pada literasi dan numerasi sebagai fondasi pembelajaran.

Baca Juga: Kebiasaan Gen Z Menormalisasikan Terlambat: Budaya yang Perlu Direfleksikan

Selain itu, penyesuaian materi dilakukan untuk memenuhi kebutuhan lokal dan individual siswa. Sebaliknya, kurikulum di Turki memprioritaskan pendidikan agama sebagai bagian integral dari pembentukan karakter. Teknologi menjadi elemen penting dalam pembelajaran, dan perhatian khusus diberikan pada penguatan mata pelajaran STEM guna meningkatkan daya saing global siswa.

Dalam hal fokus pembelajaran, Indonesia melalui Kurikulum Merdeka berupaya menciptakan pengalaman belajar yang relevan dan bermakna. Siswa didorong untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran, bukan sekadar penerima materi.

Beberapa mata pelajaran seperti Pendidikan Pancasila, Bahasa Indonesia, dan Seni Budaya diintegrasikan untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di sisi lain, sistem pendidikan di Turki menitikberatkan pada pembentukan identitas nasional dan nilai-nilai agama. Pendidikan agama Islam mendapatkan porsi yang signifikan dalam kurikulum, selain mata pelajaran umum seperti matematika dan ilmu pengetahuan.

Kedua negara menghadapi tantangan yang serupa dalam mengembangkan sistem pendidikannya. Di Indonesia, ketimpangan kualitas pendidikan antara daerah perkotaan dan pedesaan menjadi isu utama, ditambah minimnya akses fasilitas pendidikan di wilayah terpencil. Peningkatan kapasitas guru juga menjadi tantangan besar, terutama dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka secara efektif.

Baca Juga: Merdeka Belajar VS Reformasi Pendidikan Mesir: Analisis Komparatif Kebijakan Pendidikan Kontemporer

Di Turki, tantangan utama terletak pada upaya menyeimbangkan pendidikan agama dengan pendidikan modern. Selain itu, ketimpangan akses teknologi di berbagai wilayah dan kebutuhan untuk menyelaraskan kurikulum dengan standar internasional tanpa mengesampingkan nilai-nilai lokal turut menjadi perhatian serius.

Baik Indonesia maupun Turki memiliki pendekatan unik dalam membangun sistem pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik masing-masing. Indonesia melalui Kurikulum Merdeka berusaha menyeimbangkan pembelajaran berbasis kompetensi dengan kearifan lokal, sementara Turki memadukan pendidikan berbasis agama dengan pendekatan modern yang menekankan teknologi dan keterampilan abad ke-21.

Meskipun terdapat perbedaan, kedua negara dapat saling belajar dan berbagi pengalaman dalam menghadapi tantangan pendidikan, terutama dalam mengurangi kesenjangan kualitas dan mempersiapkan generasi muda untuk menjawab tantangan global. Kolaborasi internasional di bidang pendidikan dapat menjadi solusi strategis untuk memperbaiki sistem pendidikan di kedua negara demi masa depan yang lebih baik.

Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *