Bulan Ramadhan selalu identik dengan nuansa religius dan semangat ibadah yang menggelora. Di bulan penuh berkah ini, setiap amal kebaikan akan dilipatgandakan oleh Allah SWT. Maka tak heran jika umat Islam berlomba-lomba memperbanyak amal ibadah, termasuk dengan mengikuti berbagai kegiatan keagamaan yang diselenggarakan di lingkungan masing-masing.
Di tengah semarak kegiatan ibadah selama Ramadhan, Masjid Istiqomah yang terletak di Desa Wangandowo, Kabupaten Pekalongan, memiliki satu tradisi unik yang tetap terjaga hingga kini, yaitu Kuliah Subuh. Jika umumnya kajian agama dilaksanakan menjelang berbuka atau setelah salat Ashar, maka masyarakat Wangandowo memilih waktu setelah salat subuh sebagai momen untuk mendalami ilmu agama.
Kuliah Subuh di Masjid Istiqomah dimulai setelah dzikir bersama usai salat subuh. Sebelum kajian dimulai, jamaah dan pengurus masjid melantunkan sholawat Nabi sebagai bentuk penyambutan terhadap pemateri yang hadir.
Suasana yang khusyuk ini menjadikan kegiatan tersebut tidak hanya bermakna secara spiritual, tetapi juga mempererat tali ukhuwah antarwarga. Kajian biasanya berlangsung selama 30 hingga 45 menit, kemudian ditutup dengan doa bersama.
Ada alasan kuat mengapa waktu subuh dipilih sebagai waktu pelaksanaan kajian. Pengurus masjid menyadari bahwa pada waktu pagi, kondisi fisik dan mental jamaah masih segar, sehingga mereka dapat lebih fokus dan menyerap materi dengan baik.
Selain itu, pengalaman sebelumnya menunjukkan bahwa pelaksanaan kajian di sore hari kerap terganggu oleh anak-anak yang datang ke masjid hanya untuk bermain. Untuk mengatasi hal tersebut, pengurus masjid mengganti waktu kajian sore menjadi kegiatan mengaji Al-Qur’an khusus untuk anak-anak. Langkah ini dinilai lebih efektif dalam mendidik generasi muda agar mencintai Al-Qur’an sejak dini.
Untuk menjaga semangat dan antusiasme jamaah, pengurus masjid menghadirkan pemateri yang berbeda setiap harinya. Para penceramah diberikan kebebasan untuk menentukan tema kajian, sehingga topik yang dibawakan selalu bervariasi dan relevan. Materi yang disampaikan mencakup dua aspek utama dalam ajaran Islam: hablum minallah dan hablum minannas.
Aspek hablum minallah berfokus pada hubungan manusia dengan Allah SWT, seperti tuntunan salat, puasa, zakat, serta ibadah-ibadah lainnya yang menjadi ciri khas bulan Ramadhan. Sementara hablum minannas menekankan pentingnya menjaga hubungan baik dengan sesama manusia.
Di dalamnya dibahas nilai-nilai kehidupan bermasyarakat, seperti saling tolong-menolong, menjaga ukhuwah Islamiyah, dan membina hubungan bertetangga yang harmonis.
Kuliah Subuh di Masjid Istiqomah bukanlah kegiatan baru. Tradisi ini telah berlangsung selama puluhan tahun dan tetap berjalan secara istiqamah dari generasi ke generasi. Hanya pada masa pandemi COVID-19 kegiatan ini sempat terhenti, mengikuti kebijakan pemerintah yang membatasi aktivitas di tempat ibadah demi mencegah penyebaran virus. Namun, setelah situasi mulai membaik, tradisi ini kembali digalakkan dan diterima antusias oleh masyarakat.
Keberlangsungan Kuliah Subuh hingga saat ini menjadi bukti nyata bahwa kegiatan keagamaan yang baik dan bermanfaat bisa dijaga dan diwariskan. Masyarakat Wangandowo tidak hanya mendapatkan ilmu agama, tetapi juga membentuk kebiasaan positif dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan ini menjadi sarana efektif untuk membangun karakter dan memperkuat solidaritas sosial antarwarga.
Dengan segala manfaat yang telah dirasakan, Kuliah Subuh di Masjid Istiqomah layak dijadikan inspirasi bagi masjid-masjid lain dalam mengembangkan program keagamaan yang berdampak. Tradisi ini bukan sekadar rutinitas ibadah, melainkan bentuk nyata dari semangat kebersamaan dalam menggapai keberkahan bulan Ramadhan.
Semoga tradisi Kuliah Subuh ini terus terjaga, memberikan manfaat yang luas, dan menjadi bagian dari upaya kolektif umat Islam dalam memperkuat fondasi keimanan serta kehidupan sosial yang lebih baik.