Krajan.id – Di tengah permasalahan limbah yang kian menumpuk, mahasiswa KKN PMD UNRAM di Desa Gili Indah menunjukkan kepedulian mereka dengan mengubah sampah menjadi solusi. Berfokus pada limbah styrofoam dan gelas plastik yang kerap kali hanya berakhir di tempat pembuangan, mereka berhasil mengolahnya menjadi media tanam hidroponik yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga efektif dan ekonomis.
Dalam rentang waktu hampir dua bulan, sejak 8 Juli hingga pertengahan Agustus, mahasiswa ini gencar memberikan penyuluhan kepada warga di Dusun Gili Air. Melalui program ini, limbah yang biasanya menjadi sumber polusi berhasil diubah menjadi alat berkebun yang praktis.
Menariknya, metode ini tidak memerlukan biaya besar atau peralatan rumit, cukup styrofoam dan gelas plastik yang dilubangi, serta bahan-bahan pendukung sederhana seperti sumbu, bibit, dan vitamin.
“Dengan menggunakan styrofoam sebagai media tanam, kita tidak hanya mengurangi limbah, tetapi juga memaksimalkan efisiensi lahan, air, dan listrik,” ujar Lalu Arif Algam, (20/8/2024).
Penanaman hidroponik ini tidak memerlukan banyak bahan dan peralatan. Dibutuhkan styrofoam yang dilubangi di bagian atas, gelas plastik yang sudah dilubangi di bagian bawah, sumbu, bibit, vitamin A & B, serta rak penyimpanan di depan rumah.
Dengan penyemaian dan perawatan yang mudah, cukup mengganti air setiap 4 hari di pagi hari dan memberikan takaran vitamin A & B yang tepat, tanaman hidroponik dapat tumbuh subur dan cepat. Banyak sayuran yang bisa ditanam seperti selada, sawi, pakcoy, dan lainnya.
Kreativitas mahasiswa KKN ini mengundang antusiasme warga, terutama saat melihat langsung hasil dari penanaman hidroponik yang mereka perkenalkan. Salah satu warga RT 3 bahkan mengungkapkan kekagumannya terhadap inovasi ini dan berharap agar metode tersebut bisa diperkenalkan lebih luas lagi.
“Saya baru melihat penanaman hidroponik yang tidak menggunakan air mengalir, ini merupakan inovasi yang baik bagi warga dan harus diperkenalkan secara merata agar yang lain juga tahu bahwa menanam hidroponik itu mudah dan hemat,” ucap salah satu warga RT 3 Gili Air (14/8/2024).
Saat penyuluhan, banyak warga yang antusias melihat tanaman hidroponik (selada) yang diperlihatkan. Penyuluhan ini bertujuan memberikan informasi tentang tata cara penanaman hidroponik tanpa air mengalir.
Banyak warga yang tertarik mencobanya, bahkan menanyakan apa saja yang diperlukan serta harga dari setiap barang yang dibutuhkan untuk penanaman hidroponik. Tidak hanya itu, berbagai kalangan masyarakat diajak mengunjungi posko untuk melihat perkembangan hidroponik.
Program ini menjadi contoh nyata bagaimana limbah bisa diubah menjadi sesuatu yang bermanfaat, memberikan harapan baru bagi masyarakat Gili Air untuk hidup lebih berkelanjutan dengan metode bertani yang mudah dan hemat.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.