Desa Daleman, Krajan.id – Pati aren, bahan alami dari pohon enau, telah lama menjadi bagian penting dalam kuliner Indonesia. Selain rasanya yang manis, pati aren juga memiliki berbagai manfaat kesehatan. Namun, di balik kelebihannya, proses produksi pati aren menyimpan tantangan besar, khususnya dalam pengelolaan limbah cair yang dihasilkan.
Limbah cair ini, jika tidak dikelola dengan baik, berpotensi mencemari lingkungan akibat tingginya kandungan Biological Oxygen Demand (BOD) dan Chemical Oxygen Demand (COD). Hal ini dapat menyebabkan penurunan kualitas air, kematian biota air, serta bau tidak sedap.
Proses produksi pati aren dimulai dari penyadapan nira, cairan manis yang keluar dari bunga enau, yang kemudian dimasak hingga menjadi gula aren. Selanjutnya, gula aren dilarutkan dalam air, disaring, dan diendapkan untuk menghasilkan pati aren.
Proses ini menghasilkan limbah cair dalam jumlah besar yang selama ini dianggap sebagai masalah lingkungan. Namun, siapa sangka, limbah cair ini justru menyimpan potensi untuk dimanfaatkan sebagai Pupuk Organik Cair (POC) yang bernilai tinggi.
Dari Masalah Lingkungan Menjadi Peluang Ekonomi
Pemanfaatan limbah cair aren menjadi POC adalah solusi inovatif yang sejalan dengan prinsip ekonomi sirkular, di mana limbah diolah menjadi produk bernilai guna. POC ini memiliki kandungan unsur hara yang dapat meningkatkan kesuburan tanah, mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia, dan mendukung praktik pertanian ramah lingkungan. Inovasi ini tidak hanya membantu mengurangi dampak negatif limbah cair, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru, terutama bagi kelompok tani.
Melalui proses pengolahan yang tepat, limbah cair aren diolah dengan bahan tambahan seperti EM4 (Effective Microorganisms 4) untuk fermentasi. Hasil akhirnya adalah pupuk organik cair yang siap digunakan pada berbagai tanaman, seperti cabai dan tomat.
Dengan pendekatan berbasis teknologi tepat guna, masyarakat dapat diberdayakan untuk mengolah limbah ini secara mandiri, menciptakan solusi berkelanjutan untuk masalah lingkungan sekaligus meningkatkan produktivitas pertanian.
Mahasiswa UNS Perkenalkan Pupuk Organik Cair di Desa Daleman
Mahasiswa Program Studi S-1 Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, melalui program Hibah Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), memperkenalkan inovasi pengelolaan limbah cair aren kepada masyarakat Desa Daleman, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten. Program ini bertujuan mengedukasi masyarakat tentang pengolahan limbah cair sebagai alternatif yang ramah lingkungan sekaligus memberikan nilai tambah ekonomi.
Baca Juga: Tingkatkan Daya Saing, Mahasiswa Amikom Gelar Workshop Fotografi dan Desain Grafis untuk UMKM Triharjo
Pada Sabtu, (16/11/2024), Tim Hibah MBKM UNS mengadakan sosialisasi di Balai Desa Daleman. Acara ini dihadiri oleh masyarakat setempat yang antusias mempelajari cara pengolahan limbah cair menjadi POC.
Kegiatan ini meliputi demonstrasi langsung oleh mahasiswa UNS, di mana peserta diajarkan langkah-langkah praktis membuat pupuk organik cair. Selain itu, tim juga membagikan EM4 dan buku panduan kepada warga untuk mempermudah mereka mengaplikasikan teknologi ini di rumah masing-masing.
Jazuli, Ketua Tim Hibah MBKM UNS, menyatakan, “Melalui kegiatan ini, kami berharap masyarakat Desa Daleman dapat mengolah limbah cair aren secara mandiri. Dengan begitu, limbah yang sebelumnya menjadi masalah lingkungan kini dapat menjadi peluang ekonomi yang bermanfaat bagi masyarakat.”
Aplikasi POC pada Tanaman
Sosialisasi lanjutan dilaksanakan pada Sabtu (30/11/2024). Fokus kegiatan kali ini adalah aplikasi POC hasil fermentasi pada tanaman cabai dan tomat berusia 3-6 minggu. Perwakilan mahasiswa Teknik Kimia menjelaskan bahwa pupuk organik cair yang diformulasikan dengan perbandingan 1:5 memberikan hasil terbaik.
“Namun, aplikasi POC harus disesuaikan dengan kebutuhan unsur hara N, P, dan K pada setiap jenis tanaman,” jelas Sulistyo, salah satu anggota tim.
Sosialisasi ini diakhiri dengan pembagian pupuk organik cair kepada warga dan kelompok tani yang hadir. Respon positif masyarakat menunjukkan bahwa inovasi ini tidak hanya diterima dengan baik, tetapi juga memberikan harapan baru dalam pengelolaan limbah cair industri di Desa Daleman.
Melalui rangkaian kegiatan Hibah MBKM UNS ini, diharapkan pengelolaan limbah cair aren di Desa Daleman dapat menjadi model bagi daerah lain yang menghadapi masalah serupa.
Jazuli menambahkan, “Semoga kegiatan ini tidak hanya membantu mengatasi masalah pencemaran lingkungan, tetapi juga menciptakan manfaat ekonomi yang berkelanjutan bagi masyarakat.”
Program ini menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi antara akademisi dan masyarakat dapat menghasilkan solusi inovatif untuk tantangan lingkungan. Dengan langkah konkret ini, Desa Daleman tidak hanya mengurangi dampak negatif limbah cair aren, tetapi juga menjadi pelopor dalam penerapan teknologi tepat guna untuk keberlanjutan lingkungan.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.