Kembangbelor, Krajan.id – Desa Kembangbelor yang terletak di Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, terdiri atas tiga dusun, yaitu Dusun Paras, Dusun Kembang, dan Dusun Belor. Desa ini memiliki potensi ekonomi lokal yang sangat besar, khususnya melalui keberadaan UMKM di berbagai sektor, seperti kuliner (Grio Gayatri, Yoshin Yogurt Ubi, Paras Cake), fashion dan mainan (Hermin_grosir, Everlynid), hingga jasa (AWM Outdoor Adventures Pacet).
Namun, hingga saat ini, pemanfaatan teknologi digital untuk pemasaran produk UMKM di desa ini masih belum optimal.
Padahal, dengan pengembangan yang tepat, potensi UMKM ini dapat memberikan dampak signifikan dalam menciptakan lapangan kerja sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
Hal ini sejalan dengan tujuan SDGs, terutama poin ke-8 “Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi” dan poin ke-1 “Tanpa Kemiskinan”. Pemberdayaan ekonomi lokal seperti ini tidak hanya meningkatkan pendapatan masyarakat, tetapi juga kualitas hidup, khususnya di wilayah pedesaan.
Melihat isu tersebut, mahasiswa BBK 5 Universitas Airlangga (Unair) yang bertugas di Desa Kembangbelor menggagas sebuah program bernama Kembangbelor Aktif Berkarya (KEBAYA).
Program ini bertujuan untuk mengembangkan website desa sebagai sarana promosi hasil bumi, UMKM, budaya, dan destinasi wisata di Desa Kembangbelor.
“Program KEBAYA adalah langkah strategis untuk memperluas promosi digital, tidak hanya bagi UMKM, tetapi juga untuk memaksimalkan potensi wisata dan tradisi lokal desa ini,” ujar Nur Qomari Majid, salah satu anggota tim pengembang.
Seiring pelaksanaan program, tim juga menerima masukan untuk memperbaiki website resmi desa yang dapat diakses melalui https://kembangbelor-mjkkab.desa.id/ dan mengembangkan website baru yang lebih fokus pada promosi digital.
Desa Kembangbelor sendiri memiliki destinasi wisata seperti Bernah De Vallei dan Klurak Eco Park, yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai daya tarik wisata. Dengan adanya promosi digital, desa ini diharapkan dapat semakin dikenal sebagai salah satu tujuan wisata di Jawa Timur.
Sebagai langkah awal, tim mahasiswa Unair melakukan pendataan UMKM di Desa Kembangbelor secara langsung dari 10 hingga 20 Januari 2025. Pendataan ini dilakukan dengan metode door-to-door, melibatkan wawancara mendalam mengenai detail bisnis para pelaku UMKM.
“Kami tidak hanya sekadar mendata, tetapi juga memberikan ruang bagi para pelaku UMKM untuk berbagi cerita inspiratif mereka dalam membangun usaha, termasuk tantangan dan motivasi yang mereka miliki,” ungkap Giovanny Nabilah, salah satu anggota tim.
Setelah pendataan selesai, tim mulai melakukan pembenahan pada website resmi desa. Pembenahan meliputi penambahan fitur lapak desa dan perbaikan gangguan teknis pada website.
Selanjutnya, tim mengembangkan website baru yang lebih fokus pada promosi digital UMKM, wisata, dan budaya desa. Dalam waktu sembilan hari, website baru dengan alamat https://kembangbelorberkarya.com/ berhasil di-hosting dan siap digunakan sebagai platform promosi.
Melalui program KEBAYA, diharapkan potensi ekonomi dan budaya Desa Kembangbelor dapat lebih dikenal luas. “Pengembangan website desa dan platform promosi digital menjadi langkah konkret dalam menjawab tantangan pemasaran di era modern,” tutur Nur Qomari Majid.
Selain itu, program ini juga memberikan peluang bagi para pelaku UMKM untuk memperluas pasar mereka hingga ke tingkat nasional bahkan internasional.
Tak hanya itu, program KEBAYA juga mendorong pengembangan sektor pariwisata desa. Dengan adanya promosi digital, destinasi seperti Bernah De Vallei dan Klurak Eco Park dapat menarik lebih banyak wisatawan, yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan masyarakat setempat.
Dengan adanya dukungan dari mahasiswa KKN-BBK 5 Unair, Desa Kembangbelor kini berada di jalur yang tepat untuk menjadi desa yang lebih mandiri dan berdaya saing tinggi. Melalui pemberdayaan UMKM, pengembangan promosi digital, dan optimalisasi potensi wisata, desa ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata terhadap pencapaian tujuan SDGs, khususnya dalam menciptakan pekerjaan layak dan mengurangi kemiskinan.
“Kami berharap langkah kecil ini dapat memberikan dampak besar bagi masyarakat Desa Kembangbelor. Melalui program KEBAYA, kami ingin menunjukkan bahwa desa-desa di Indonesia memiliki potensi luar biasa yang dapat dikembangkan dengan inovasi dan teknologi,” pungkas Giovanny Nabilah.
Program KEBAYA menjadi bukti nyata bagaimana inovasi teknologi dapat membantu meningkatkan potensi lokal desa. Dengan optimalisasi website dan promosi digital, Desa Kembangbelor tidak hanya mampu memperluas jangkauan pasar UMKM-nya tetapi juga mengangkat potensi budaya dan wisatanya.
Melalui langkah-langkah ini, Desa Kembangbelor siap menjadi contoh desa modern yang berdaya saing tinggi di Jawa Timur.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.