Mangunan, Krajan.id – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) Kelompok 5 yang bertugas Padukuhan Sukorame, Kalurahan Mangunan, Kapanewon Dlingo, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, menghadirkan inovasi baru dalam sistem peternakan tradisional. Mereka berhasil menciptakan Mesin Pencacah Pakan Ternak guna meningkatkan efisiensi peternakan warga setempat.
Menurut Indana Dhabith Bun, mahasiswa dari Prodi Peternakan, Fakultas Agroindustri UMBY, inovasi ini berawal dari hasil observasi yang menunjukkan bahwa para peternak di Dusun Sukorame masih mengolah pakan secara manual.
“Komoditas peternakan di padukuhan Sukorame masih menggunakan sistem tradisional dalam mengolah dan mencacah pakan, yang sangat mengandalkan tenaga manusia. Kami melihat peluang untuk memperkenalkan inovasi yang lebih modern,” ujar Indana saat memberikan keterangan pada (6/2/2025).
Kendala utama yang dihadapi peternak sebelum adanya inovasi ini adalah metode pemilihan dan pengolahan rumput yang masih dilakukan secara acak, tanpa standar dalam takaran dan ukuran bahan pakan. Hal ini berdampak pada efisiensi waktu dan kualitas pakan yang dihasilkan.
Mesin pencacah ini menggunakan dynamo listrik sebagai tenaga penggerak utama. Pisau yang terpasang pada dinamo akan bergerak cepat untuk mencacah bahan pakan menjadi ukuran yang lebih lembut, sehingga lebih mudah dicerna oleh ternak.
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan mesin ini sebagian besar berasal dari bahan bekas, seperti dynamo bekas, mata pisau besi, AS pengait grinda, ember bekas, serta kaki pengait dari baja ringan atau besi holo. Biaya produksi pun tergolong murah, hanya berkisar Rp 150.000 – 200.000 jika menggunakan bahan bekas, sementara jika menggunakan bahan baru biayanya bisa mencapai Rp 300.000 – 350.000.
Inovasi ini disambut dengan antusias oleh para peternak di Dusun Sukorame. Menurut Indana, kelompok tani dan peternak merasa sangat terbantu dengan hadirnya mesin pencacah ini.
“Mereka sangat antusias dan menerima program inovasi ini dengan baik. Bahkan, beberapa peternak sudah mulai menggunakan dan merasakan manfaatnya,” tambahnya.
Untuk memastikan pemanfaatan mesin ini berjalan optimal, mahasiswa KKN UMBY juga mengadakan pelatihan dan sosialisasi kepada peternak pada tanggal (24/1/2025). Kegiatan ini bertujuan agar peternak memahami cara penggunaan dan perawatan mesin agar tetap berfungsi dengan baik dalam jangka panjang.
Baca Juga: Blok Ajaib: Solusi Cerdas untuk Ternak Sehat di Desa Ngembat Karya Tim KKN-BBK 5 Unair
Tantangan utama dalam pembuatan mesin ini adalah memastikan daya putar pisau bekerja sesuai harapan. Namun, setelah melalui beberapa kali uji coba, akhirnya mesin dapat berfungsi dengan baik. Untuk perawatan, peternak hanya perlu menambahkan tiga tetes oli pada mata pisau secara berkala agar tidak kering dan menghindari kontak dengan air.
Rencana ke depan, mahasiswa KKN UMBY akan terus mengembangkan desain mesin agar kapasitas dan teknologinya semakin modern.
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Ibu Putri Taqwa Prasetyaningrum, S.T., M.T., MCE., MCF juga memberikan dukungan penuh terhadap program ini.
Setelah program KKN selesai, mahasiswa berharap para peternak dapat terus menggunakan dan mengembangkan inovasi ini. Sebagai bentuk kontribusi nyata, mesin pencacah yang telah dibuat akan ditinggalkan sebagai kenang-kenangan bagi warga Dusun Sukorame.
“Dengan adanya sosialisasi dan praktik langsung, warga bisa membuat mesin serupa. Kami ingin inovasi ini tidak hanya berhenti saat KKN berakhir, tetapi terus berkembang,” kata Indana.
Selain inovasi mesin pencacah, Kelompok 5 KKN UMBY juga memiliki berbagai program kerja lainnya yang melibatkan masyarakat, kelompok tani, karang taruna, dan kelompok ternak. Dukungan dari pemerintah desa turut membantu kelancaran pelaksanaan program ini.
Baca Juga: Mahasiswa KKN-BBK 5 Unair Ubah Limbah Buah Jadi Eco-Enzyme, Tanaman Subur Tanpa Bahan Kimia
Mahasiswa yang terlibat dalam KKN UMBY Kelompok 5 antara lain Indana Dhabith Bun, Rosalina Timu Ritan, Tantri Atmojo, Katarina Riberu, Ni Wayan Viola Putricia Aryanthi, Halena Elvin Dimu Pa, Raihan Reza Mahendra, Ricardus Resi, dan Juan Bastian Purba.
Dengan semangat inovasi dan gotong royong, diharapkan mesin pencacah pakan ternak ini dapat diterapkan di berbagai daerah lain yang memiliki sistem peternakan serupa, sehingga dapat membantu para peternak meningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja mereka.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.