Mahasiswa KKN UNEJ Cetus Inovasi Kampung Tahu dan Wisata UMKM Desa Bandilan

Kelompok 02 UNEJ didampingi Babinsa dan Bhabinkamtibmas Kecamatan Prajekan, menemui Rifa'i selaku produsen tahu dalam kegiatan survey UMKM Desa Bandilan berlokasi di Pabrik Tahu Azzam Barokah, (8/1/2024).
Kelompok 02 UNEJ didampingi Babinsa dan Bhabinkamtibmas Kecamatan Prajekan, menemui Rifa'i selaku produsen tahu dalam kegiatan survey UMKM Desa Bandilan yang berlokasi di Pabrik Tahu Azzam Barokah, (8/1/2024). (doc. pribadi)

Krajan.id – Mahasiswa KKN UNEJ, menawarkan program inovatif “Kampung Tahu dan Wisata UMKM” untuk pengembangan potensi di Desa Bandilan, Kecamatan Prajekan, Kabupaten Bondowoso.

Kelompok KKN 02 Tematik UNEJ merupakan salah satu kelompok yang ditugaskan di Kabupaten Bondowoso, khususnya di wilayah Desa Bandilan. Nantinya, mereka akan berada di desa selama 38 hari dimulai sejak Kamis (4/01/24) untuk turut membantu memberikan solusi alternatif terkait dengan permasalahan desa.

Bacaan Lainnya

Desa Bandilan sendiri masih tergolong sebagai desa dalam kategori berkembang, yang sebetulnya memiliki banyak sekali potensi, terutama di sektor pertanian dan perkebunannya.

Berdasarkan press release yang kami terima dari Kelompok KKN 02, mengulik desa ini lebih dalam, warga sebenarnya sudah mulai mendapatkan beberapa pembinaan terkait dengan aktivitas kelompok UMKM dan kelompok tani dari masing-masing dusun. Kini, warga Bandilan tidak hanya bermata pencaharian sebagai petani, tetapi juga sebagai pengusaha tahu, pengrajin kayu jati, dan produsen bubuk kunyit instan. Beberapa usaha tersebut sudah berjalan dengan baik dan sukses membuka berbagai lapangan pekerjaan baru bagi para warga di sana.

Namun, setelah beberapa hari berkunjung pada para pelaku UMKM dan Kepala Dusun yang terdapat di Desa Bandilan, Kelompok 02 KKN UMD UNEJ menemukan beberapa kendala yang menghambat perkembangan dari UMKM tersebut. Masalah pemasaran misalnya.

“Kurangnya wawasan mengenai pengolahan hasil pertanian dan bagaimana produk tersebut dapat dipasarkan secara digital membuat kegiatan produksi dari beberapa UMKM di Desa Bandilan acap kali mandek,” tulisnya dalam keterangan yang diberikan.

Di lain sisi, keluhan mengenai kelangkaan pupuk subsidi juga disampaikan oleh para petani di Desa Bandilan. Stok pupuk yang tersedia di pasaran saat ini adalah pupuk kimia cair yang harganya cenderung jauh lebih mahal dibanding harga pupuk subsidi.

Merespons beberapa persoalan tersebut, Kelompok 02 KKN Tematik Universitas Jember lantas bekerja sama dengan kelompok UMKM di Desa Bandilan dalam merancang program inovasi “Kampung Tahu dan Wisata UMKM”. Program ini bertujuan untuk membantu mendongkrak kondisi ekonomi warga serta menjadi solusi alternatif dari persoalan pertanian di sana. Limbah tahu yang dihasilkan oleh produsen tahu Azzam Barokah dapat dimanfaatkan sebagai bahan pupuk cair organik, sedangkan ampas tahunya dapat diolah kembali menjadi olahan makanan ringan.

“Sebetulnya saya sudah lama sekali ingin membuat desa ini menjadi kampung tahu. Tapi belum ada partner yang pas. Saya harap dengan keberadaan adik-adik KKN di sini, dapat turut membantu meningkatkan taraf ekonomi dari masyarakat setempat juga berkontribusi dalam memajukan Bandilan. Mungkin nanti kita juga bisa bikin wisata UMKM untuk membantu memasarkan produk-produk dari UMKM yang lain.” Ujar Rifa’I, selaku pemilik dari Pabrik Tahu Azzam Barokah.

Usulan program inovatif ini mendapat respon yang sangat baik dari Kepala Desa dan segenap perangkat Desa. Nantinya, dana anggaran yang digunakan akan diatasnamakan dalam BUMDES dan dikelola oleh BUMDES agar dana yang turun itu merata kepada rakyat.

Selanjutnya, langkah yang akan dilakukan oleh Kelompok 02 KKN Tematik UNEJ adalah merancang grand design konsep “Kampung Tahu”, melakukan sosialisasi dengan para kelompok tani, membantu pengurusan izin BUMDES, percobaan pembuatan pupuk cair organik dari limbah tahu, dan melakukan kelas pembinaan terkait dengan metode pemasaran digital untuk para pelaku UMKM.

“Saya harap, program ini dapat berlangsung secara jangka panjang untuk kemajuan Desa Bandilan. Tidak berhenti ketika KKN-nya selesai,” ujar Kepala Desa Bandilan, Sundari.

Tentunya, program ini belum bisa direalisasikan secara langsung di tahun ini. Namun, dengan langkah-langkah dasar yang dilakukan, diharap dapat menjadi awal yang baik untuk pelaksanaannya pada 2-3 tahun ke depan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *