KKN 58 UINSA Gandeng PT Indonesia Power, Bangun Kesadaran Lingkungan dan Gerakkan Ekonomi Desa Lewat Pelatihan Mini Komposter

Siti Aisyah, ketua Bank Sampah Teratai Putih saat memaparkan materi pelatihan mini komposter di Balai Desa Wates, pada (19/7/2024). (doc. KKN 58 UINSA)
Siti Aisyah, ketua Bank Sampah Teratai Putih saat memaparkan materi pelatihan mini komposter di Balai Desa Wates, pada (19/7/2024). (doc. KKN 58 UINSA)

Krajan.id – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) 58 UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya bekerja sama dengan PT Indonesia Power mengadakan program “Pelatihan Pembuatan Mini Komposter” di Balai Desa Wates pada 19 Juli 2024. Acara yang berlangsung dari pukul 08.00 hingga 10.30 WIB ini dihadiri oleh delapan kepala dusun beserta istri dan perangkat desa dari Desa Wates, Kecamatan Lekok, Kabupaten Pasuruan.

Pelatihan ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dalam pengelolaan sampah organik, mengubahnya menjadi pupuk yang memiliki nilai jual. Siti Aisyah, ketua Bank Sampah Teratai Putih yang bertempat di Desa Ranuklindungan, Grati, Pasuruan, bersama dengan Bapak Fauzan dan Ibu Fauzan, memberikan materi tentang teknik pembuatan kompos menggunakan mini komposter.

Bacaan Lainnya

“Kompos yang sudah jadi bisa diperjualbelikan dan membantu perekonomian warga setempat,” jelas Siti Aisyah.

Mahasiswa KKN 58 UINSA menyiapkan 8 tong mini komposter untuk dipraktikkan di masing-masing dusun. Proses pembuatan kompos dimulai dengan mencacah sampah organik dan menambahkan serbuk gergaji serta Jellyfish liquid (Jlofer) sebagai bahan pengurai.

Proses penguraian membutuhkan waktu kurang lebih 12 jam lalu dapat memasukkan sampah organik kembali, maka dari itu setiap tong mini komposter diberikan kepada masing-masing kepala dusun dan 2 hari setelahnya mahasiswa KKN akan melakukan monitoring mini komposter untuk memantau perkembangan pembuatan pupuk kompos dari setiap dusun yang telah mendapatkan tong mini komposter.

“Mini komposter ini menghasilkan pupuk kompos padat dan cair yang dapat digunakan atau dijual,” tambah Aisyah.

Pelatihan ini tidak hanya bertujuan untuk edukasi, tetapi juga untuk mendorong keberlanjutan dan komitmen dalam pengelolaan sampah.

Selain itu, Bapak Fauzan yang juga mendampingi Aisyah sebagai pemateri menyampaikan bahwa  beliau awalnya dalam membuat rumah kompos tersebut tidak langsung mengerti bagaimana cara membuat rumah kompos tersebut akan tetapi ia belajar dari rumah kompos lain yang ada di desa Branang Lekok pada tahun 2018.

Bapak Fauzan menekankan pentingnya konsistensi dalam mengurus rumah kompos. “Semua orang bisa membuat rumah kompos, tapi diperlukan komitmen untuk mengelolanya,” ujarnya.

Baca Juga: Mengubah Sampah Menjadi Berkah, Pendekatan Kreatif KKN-BBK 4 untuk Pengelolaan Sampah Desa Kedungudi

Jumiarti Lestari, wakil ketua KKN 58 UINSA, berharap pelatihan ini dapat memotivasi warga Desa Wates untuk menjaga kebersihan lingkungan dan memanfaatkan sampah organik dengan lebih baik.

“Semoga pelatihan ini bisa menjadi langkah awal menjaga lingkungan, karena kebersihan adalah tanggung jawab kita semua dan dampaknya akan kembali ke kita,” tutup mahasiswa prodi Hubungan Internasional tersebut.

Baca juga: Kembangkan Inovasi Hijau, Mahasiswa KKN 40 UTM Gelar Sosialisasi Pestisida Organik di Dusun Panglema

Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran lingkungan sekaligus memberikan peluang ekonomi baru bagi masyarakat Desa Wates, menjadikan sampah organik sebagai sumber daya yang bernilai ekonomis.

Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *