KKN Universitas Peradaban Kelompok 10 Dorong Swasembada Pangan di Desa Citepus dengan Budidaya Sayuran, Ikan Lele, dan Maggot

Dokumentasi bersama. (doc. Pribadi)
Dokumentasi bersama. (doc. Pribadi)

Citepus, Krajan.id – Dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan berbasis lingkungan, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Peradaban Bumiayu, Kelompok 10, melaksanakan program swasembada pangan di Desa Citepus, Kecamatan Jeruklegi, Kabupaten Cilacap.

Kegiatan ini mengintegrasikan budidaya sayuran, ikan lele, dan maggot sebagai pakan alami guna menciptakan sistem pertanian terpadu yang ramah lingkungan serta hemat biaya.

Bacaan Lainnya

Program ini bertujuan untuk memberikan solusi berkelanjutan bagi masyarakat desa dalam memenuhi kebutuhan pangan dengan konsep pertanian terpadu. Dalam kegiatan ini, mahasiswa KKN memperkenalkan sistem budidaya sayuran dan ikan lele yang memanfaatkan lahan terbatas di pekarangan rumah dengan konsep akuaponik sederhana. Beberapa jenis sayuran yang dibudidayakan meliputi kangkung, bayam, sawi hijau, cabai, terong, tomat, dan kacang panjang.

Salah satu inovasi yang diperkenalkan dalam program ini adalah pemanfaatan maggot atau larva lalat Black Soldier Fly sebagai pakan alami ikan lele. Maggot dipilih karena memiliki kandungan protein tinggi yang sangat baik untuk pertumbuhan ikan.

Baca Juga: BBK 5 Unair Desa Kedungrejo: Ubah Tantangan Jadi Peluang

Selain itu, budidaya maggot juga berkontribusi dalam mengolah limbah organik rumah tangga sehingga dapat mengurangi sampah yang terbuang ke lingkungan.

Mahasiswa KKN memberikan pelatihan kepada warga terkait cara budidaya maggot, mulai dari pengelolaan limbah organik hingga proses panen maggot sebagai pakan ikan.

“Dengan memanfaatkan maggot, biaya pakan ikan lele bisa ditekan hingga 50 persen. Ini sangat membantu masyarakat dalam menjalankan usaha budidaya ikan secara ekonomis,” ujar Viona, salah satu anggota kelompok KKN.

Program ini mendapat respons positif dari warga Desa Citepus. Salah satu warga yang rumahnya menjadi lokasi program mengaku sangat terbantu dengan konsep swasembada pangan ini.

“Awalnya saya ragu, tetapi setelah melihat hasilnya, ternyata sayur dan ikan lele bisa tumbuh dengan baik. Maggot juga mudah dibudidayakan,” ungkapnya dengan antusias.

Baca Juga: Anak Muda Mojokembang Pacet Mengenal Pentingnya Kesehatan Mental melalui Program BBK 5 Unair

Melalui program ini, mahasiswa KKN Universitas Peradaban Kelompok 10 berharap konsep swasembada pangan berbasis lingkungan dapat menjadi solusi bagi masyarakat Desa Citepus dalam menghadapi tantangan kebutuhan pangan. Dengan sinergi antara budidaya sayuran, ikan lele, dan maggot sebagai pakan alami, masyarakat diharapkan mampu memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri dan berkelanjutan.

Keberhasilan program ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi desa-desa lain dalam mengelola sumber daya lokal untuk mencapai ketahanan pangan yang berkelanjutan.

Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *