Kuasai Kelor, Kuasai Masa Depan: Mahasiswa KKN Kolaboratif 167 Berdayakan Desa Biting Lawan Stunting

Foto bersama mahasiswa KKN Kolaboratif 167 bersama perangkat desa, pemateri, dan peserta sosialisasi produk sehat daun kelor di Balai Desa Biting, (30/07/2024) . (doc. KKN KOLABORATIF 167)
Foto bersama mahasiswa KKN Kolaboratif 167 bersama perangkat desa, pemateri, dan peserta sosialisasi produk sehat daun kelor di Balai Desa Biting, (30/07/2024) . (doc. KKN KOLABORATIF 167)

Krajan.id – Mahasiswa KKN Kolaboratif 167 Kabupaten Jember mengadakan sosialisasi produk sehat daun kelor. Acara ini bertujuan untuk memberikan inovasi dan pemahaman tentang pentingnya melawan angka stunting di desa Biting, Selasa (2/8/2024).

Kegiatan sosialisasi ini dilaksanakan di Balai Desa Biting yang dihadiri oleh perangkat desa, kader PKK, dan warga desa setempat. Pada sesi pertama yang dibawakan oleh Niken, Mahasiswa Universitas dr. Soebandi menjelaskan hasil data survei yang telah dilakukan terdapat 9,3% atau setara 37 balita yang terdampak stunting yang ada di Desa Biting.

Bacaan Lainnya

Hanya saja, persentase tersebut di bawah standar rujukan pemerintah, namun pemerintah menginginkan untuk mencapai angka 0. Maka dari itu, mahasiswa KKN Kolaboratif 167 mencari potensi dari sumber pangan yang ada di desa lalu mengembangkannya menjadi produk sehat yang berjangka panjang dan bermanfaat untuk pencegahan stunting.

Ditemukan sumber pangan tersebut adalah daun kelor yang merupakan potensi desa yang masih jarang dimanfaatkan oleh warga. Mahasiswa KKN Kolaboratif 167 menyadari untuk memanfaatkan potensi sebaik mungkin.

Hasil penelitian membuktikan bahwa daun kelor mengandung gizi yang tinggi, protein nabati, vitamin A, vitamin C, dan lain-lain. Hal tersebut berguna untuk pertumbuhan anak-anak sehingga mempengaruhi penurunan angka stunting di desa Biting.

Foto dokumentasi kegiatan sosialisasi produk sehat daun kelor KKN Kolaboratif 167 di Balai Desa Biting, (30/07/2024). (doc. KKN Kolaboratif 167 Kab. Jember)
Foto dokumentasi kegiatan sosialisasi produk sehat daun kelor KKN Kolaboratif 167 di Balai Desa Biting, (30/07/2024). (doc. KKN Kolaboratif 167 Kab. Jember)

Niken menekankan mengenai keunggulan daun kelor bagi penderita stunting dimana satu mangkuk daun kelor sekitar 21 gram mengandung protein nabati yang baik untuk membantu meningkatkan perkembangan balita sebagai alternatif protein yang belum tercukupi. Juga kandungan zat besi dan magnesium pada daun kelor yang tinggi membantu untuk kesehatan tulang dan pertumbuhan balita.

“Dengan adanya sosialisasi ini, kami berharap warga masyarakat Desa Biting mampu memanfaatkan potensi sumber pangan yang ada untuk keberlanjutan gaya hidup yang sehat dan gizi yang tercukupi,” kata Niken.

Sesi kedua yang dibawakan oleh Sherren, dari Universitas Jember yang menekankan sasaran dan tujuan pembuatan produk sehat dari daun kelor. Target sasaran terdiri dari remaja, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, batita, dan balita.

Baca Juga: Kolaborasi Mahasiswa KKN-PPM UMBY 71 dan UMKM Bimaram: Pemberdayaan Berkelanjutan Melalui Inovasi Minuman Jahe Instan

Dari enam target tersebut diharapkan membantu anak-anak mau mengonsumsi daun kelor sehingga asupan vitamin, zat besi, mineral dan protein dapat tercukupi dengan baik. Perbaikan gizi akan berdampak pada program pemerintah dalam upaya penurunan angka stunting di tingkat desa, khususnya di Desa Biting.

“Mengonsumsi daun kelor dapat menjadi langkah awal yang baik untuk memulai hidup sehat dan sejahtera,” ujar Sherren.

Baca Juga: Membangun Generasi Sehat, Inisiatif Mahasiswa KKN UIN Walisongo dalam Meningkatkan Kesadaran Kesehatan di TK Pertiwi 25

Antusiasme dan rasa ingin tahu peserta yang tinggi menunjukkan bahwa sosialisasi produk sehat daun kelor telah berhasil menarik perhatian dan minat masyarakat.

Yati, salah satu peserta menyatakan, “Dari sosialisasi produk sehat daun kelor ini saya menjadi lebih mengetahui manfaat yang terkandung dalam daun kelor sangat banyak khususnya untuk ibu hamil dan balita untuk pencegahan stunting.”

Kegiatan KKN Kolaboratif 167 ini menjadi contoh nyata sinergi antara pendidikan dan pengabdian masyarakat dapat berkolaborasi untuk menuju desa yang bebas dengan permasalahan stunting, khususnya di Desa Biting.

Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *