Perkembangan teknologi telah membawa perubahan signifikan di berbagai bidang, termasuk pendidikan. Kita hidup di era Revolusi Industri 4.0, di mana teknologi menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Di bidang pendidikan, teknologi berpotensi menjadi alat yang sangat bermanfaat jika dimanfaatkan dengan bijak. Namun, tantangan besar masih mengintai, terutama terkait kesenjangan akses dan pemahaman teknologi di kalangan pendidik.
Pandemi COVID-19 menjadi katalis utama bagi adopsi teknologi di sektor pendidikan. Selama masa tersebut, pembelajaran daring menjadi solusi utama saat sekolah-sekolah terpaksa ditutup. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, penggunaan internet di Indonesia melonjak hingga 442% pada 2020.
Para pendidik di seluruh negeri mulai terbiasa menggunakan berbagai platform digital seperti Google Meet dan Zoom untuk mengajar dari jarak jauh. Namun, meskipun pandemi telah berakhir, teknologi tak lantas ditinggalkan. Penggunaan teknologi dalam pendidikan terus berkembang dan diharapkan menjadi alat pendukung utama dalam proses belajar mengajar di era pasca-pandemi.
Seorang pendidik profesional perlu beradaptasi dengan perkembangan teknologi untuk memastikan kualitas pembelajaran yang lebih baik. Namun, tidak dapat dipungkiri, banyak guru yang masih kesulitan beradaptasi dengan teknologi, terutama mereka yang berusia lanjut.
Meski demikian, jika teknologi dapat dikelola dengan baik, ia dapat menghidupkan suasana kelas. Anak-anak lebih tertarik belajar melalui media visual, audio, dan interaktif yang disediakan teknologi, dibandingkan hanya mendengarkan ceramah.
Realitanya, metode pembelajaran tradisional yang hanya mengandalkan buku teks dan ceramah sering membuat siswa jenuh. Padahal, teknologi menawarkan beragam solusi menarik, mulai dari media pembelajaran, evaluasi, hingga aktivitas permainan edukatif.
Misalnya, guru bisa memanfaatkan proyektor untuk menampilkan presentasi menarik, atau menggunakan aplikasi seperti Canva untuk membuat media pembelajaran interaktif. Untuk evaluasi, ada aplikasi seperti Wordwall atau Quizlet yang memungkinkan siswa belajar dengan cara yang lebih menyenangkan melalui permainan edukatif.
Namun, tentu saja, pemanfaatan teknologi dalam pendidikan tidak bebas dari tantangan. Salah satu hambatan terbesar adalah keterbatasan akses internet dan kurangnya fasilitas teknologi di sekolah-sekolah di daerah terpencil.
Baca Juga: Pembelajaran Berdiferensiasi: Mampukah Memfasilitasi Pendidikan yang Lebih Baik?
Meski Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menjamin pendidikan yang merata dan berkualitas, kenyataannya akses teknologi masih belum merata. Pemerintah perlu berperan aktif dalam memastikan fasilitas internet dan perangkat elektronik tersedia di sekolah-sekolah pelosok, agar semua siswa di Indonesia bisa merasakan manfaat yang sama dari penggunaan teknologi.
Di sisi lain, tantangan juga datang dari kurangnya minat sebagian guru untuk memanfaatkan teknologi. Hal ini mengakibatkan pembelajaran tidak berkembang dan potensi teknologi yang sebenarnya sangat besar menjadi terabaikan.
Padahal, jika guru mau belajar dan beradaptasi, teknologi dapat menjadi alat yang sangat efektif untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih menarik dan interaktif.
Baca Juga: Menyongsong Masa Depan Pendidikan: Peran Kurikulum Merdeka dalam Pembentukan Karakter
Dengan demikian, meskipun ada tantangan, potensi teknologi dalam pendidikan sangat besar. Dukungan pemerintah dalam meningkatkan infrastruktur dan akses teknologi, serta komitmen para pendidik untuk terus belajar, akan menjadi kunci dalam menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik dan inklusif.
Di masa depan, pemanfaatan teknologi yang efektif tidak hanya akan membantu siswa mencapai potensi maksimal mereka, tetapi juga mempersempit kesenjangan pendidikan di seluruh Indonesia.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.