Saffron sebagai Penyedap dan Pewarna Alami yang Memiliki Antioksidan dan Anti Kanker

Ilustrasi foto/halodoc
Ilustrasi foto/halodoc

Saffron (Crocus Sarivus L) merupakan rempah-rempah yang termahal di dunia dengan rasa khas paitnya. Rasa khas pait dari saffron disebabkan karena zat kimia bernama monoterpene glycoside picrocrocin dan aroma khas Saffron sebagai Penyedap dan Pewarna Alami yang Memiliki Antioksidan dan Anti Kanker karena adanya senyawa volatil ”aglycone safrana”.

Safrron digunakan sebagai pewarna alami yang berasal dari crocetin, glucosyl esters, dan the crocins. Saffron mengandung crocin yaitu salah satu bahan pewarna karotenoid yang membuat warna kuning keemasan (Zeka et al., 2015).

Bacaan Lainnya

Beberapa senyawa anti oksidan yang terkandung didalam saffron, di antaranya :

Crocin dan crocetin, Pigmen karotenoid yang memberikanwarna merah pada saffron. Senyawa ini dipercaya dapat membantu menurunkan berat badan, meredakan peradangan, dan melindungi sel-sel otak dari kerusakan. Safranal memberikan rasa dan aroma yang berada pada saffron. Senyawa ini dikabarkan dapat meningkatkan suasana hati dan melindungi sel-sel otak dari stres oksidatif. Kaempferol di temukan pada kelompok bunga saffron, dan dikaitkan dengan manfaat seperti mengurangi peradangan dan bersifat antikanker.

Senyawa fenolik dan karotenoid yang ada dalam saffron adalah sumber yang paling penting untuk aktivitas antioksidan. Bunga Saffron yang terdiri dari 6 kelopak bunga, 3 benang sari berwarna kuning dan 3 putih bunga. Hal yang membuat bunga saffron mahal terletak pada putih bunga. Dalam bunga saffron putih bunga relatif sedikit untuk menjadi rempah-rempah.

1 kg rempah-rempah saffron membutuhkan sekitar 158.000-300.000 bunga saffron. Saffron mengandung crocetin yang berasal dari hidrolisis crocin. Saffron telah diteiti bisa untuk antioksidan dan saffron telah menyumbang untuk kebutuhan antioksidan yang terus meningkat (Jadouali et al., 2018).

“Standar komersial crocin dan safranal (lebih dari 88%). Safranal dimurnikan lebih lanjut oleh kromatografi kolom pada silika gel (230–400 mesh, G60 Merck). Fenolat sebagai standar kimia asam galat, catechin, asam klorogenik, asam p-hydroxy-benzoic, asam vanilat, epikatekin, asam syringic, asam 3-hydroxy-benzoic, isovanillin, asam p-coumaric, rutin, asam sinapinic, asam tferulic, naringin, asam benzoat 2,3-dimetoksi, asam benzoat, asam ocoumaric, quercetin, t- cinnamic acid, naringenin (semua kemurnian lebih dari 98%)” (Menghini et al., 2018).

Dalam beberapa tahun terakhir, minat terhadap produk perawatan kulit alami semakin meningkat. Banyak hal yang dilakukan wanita dalam menjaga kesehatan dan kecantikan kulit salah satunya dengan mengunakan kosmetika berbahan alami (Minerva, 2019a). Facemist termasuk ke dalam kosmetik penyegar kulit (freshner).

Fungsi utama penyegar adalah menyegarkan kulit wajah, mengangkat sisa minyak dari kulit yang dimungkinkan masih ada, serta disinfektan ringan dan sekaligus dapat membantu menutup pori-pori kembali. Penyegar diproduksi sesuai jenis pembersih yang mengacu pada jenis kulit wajah, (Apristasari et al.,2018).

Salah satu komponen alami yang menarik perhatian dalam industri kecantikan adalah bunga saffron (Crocus sativus L.). Saffron telah lama digunakan dalam berbagai tradisi dan budaya karena khasiatnya yang bermanfaat bagi kesehatan dan kecantikan.

Antioksidan berperan penting dalam melindungi kulit dari kerusakan oksidatif yang disebabkan oleh radikal bebas. Kerusakan oksidatif dapat menyebabkan penuaan dini, kerusakan sel, dan berbagai masalah kulit lainnya.

Saffron belum dianalisis secara intendif, studi pertama mengungkapkan bahwa saffron mengandung glukosa, asam amino, saponin (glikosida asam oleanoic dan streroid), amina, pati, asam lemak, dan sterol. Sifat anti kanker disebabkan saffron mengandung apocarotenoid yang terdapat pada putik bunga saffron (Rubio-Moraga et al., 2011).

Penyebab utama kematian kedua di dunia adalah kanker. Pertumbuhan kanker berkembang pesat dan diperkirakan sekitar 1600 orang Amerika meninggal per hari akibat kanker pada tahun 2016. Sekitar 27% orang Indonesia meninggal akibat kanker paru-paru pada tahun 2016. Efektivitas pengobatan kanker paru-paru sangat terbatas.

Magesh mempelajari crocetin pada saffron untuk pengobatan kanker paru-paru dan dapat menunjukan bahwa crocetin memiliki aktivitas antioksidan enzimatik, enzim metabolisme glutathione dan dapat mencegah kanker paru-paru. Ekstrak etanol dari saffron menimbulkan efek pro-apoptotic pada paru-paru (Khorasanchi et al., 2018).

Kanker yang sering dialami 29 % wanita di dunia adalah kanker payudara. Dalam mengurangi tingkat kelangsungan hidup sel kanker payudara dilakukan terapi gabungan antara crocin yang memiliki efek sinergis dengan radiasi gamma.

Ekstrak saffron yang mengandung trans-crocin-4, safranal dan crocetin yang secara signifikan dapat menghambat kanker payudara. Crocin dan Crotein dapat menghambat pertumbuhan kanker dan efek crocetin lebih efektif selama tahapan inisiasi tumor hal ini dapat dilihat bahwa crocin menginduksi apoptosis dan menghambat perkembangan siklus sel (Khorasanchi et al., 2018).

Kanker darah meningkat dari 50% menjadi 87% dan sering didiagnosis pada anak-anak dan remaja. Dalam sebuah penelitian saffron bahwa crocin memiliki potensi menghambat pada proliferasi dan sel sel kanker. Sebuah penelitian menemukan bahwa crocin (0.625–5 mg/mL) menghambat proliferation dan

Keyword:

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *