Semarak Lebaran Ketupat, Tradisi Penuh Makna dalam Perayaan Idulfitri

Semarak Lebaran Ketupat. (doc. Pribadi)
Semarak Lebaran Ketupat. (doc. Pribadi)

Hari Raya Idulfitri merupakan momen istimewa yang selalu dinantikan oleh seluruh umat Islam. Di berbagai daerah di Indonesia, perayaan ini tidak hanya diisi dengan saling memaafkan dan bersilaturahmi, tetapi juga dengan beragam tradisi khas. Salah satu tradisi yang masih lestari adalah Lebaran Ketupat, sebuah perayaan yang biasanya digelar beberapa hari setelah Idulfitri.

Sumberadi, Krajan.id – Di Bedingin Wetan, Sumberadi, Mlati, Sleman, tradisi ini masih terus dijaga oleh masyarakat setempat. Sunarsih, salah seorang warga, menuturkan bahwa Lebaran Ketupat merupakan tradisi yang diwariskan secara turun-temurun.

Bacaan Lainnya

“Kami memaknai tradisi Lebaran Ketupat ini sebagai bentuk rasa syukur atas berakhirnya bulan Ramadan, sekaligus sebagai ajang untuk berkumpul dan mempererat silaturahmi. Biasanya kami menggelarnya dengan doa bersama, saling memaafkan, dan makan bersama,” jelas Sunarsih pada Jumat (21/03/2025).

Baca Juga: Jumat Berbagi: Masjid Nurul Huda Tebar Berkah di Bulan Ramadhan

Persiapan Lebaran Ketupat dimulai beberapa hari sebelum perayaan. Salah satu tahap awal yang dilakukan masyarakat adalah mencari janur atau daun kelapa muda yang akan digunakan untuk membuat anyaman ketupat. Setelah itu, janur dianyam menjadi wadah berbentuk khas sebelum diisi dengan beras dan dimasak hingga matang.

Dalam perkembangannya, kini sudah banyak pedagang yang menjual ketupat dalam berbagai bentuk, baik yang masih berupa anyaman kosong maupun yang sudah matang. Meski demikian, banyak masyarakat yang tetap mempertahankan tradisi membuat ketupat secara mandiri sebagai bagian dari kebersamaan dan warisan budaya.

Lebaran Ketupat bukan sekadar perayaan, tetapi juga memiliki makna mendalam bagi masyarakat. Selain sebagai simbol rasa syukur dan kebersamaan, tradisi ini juga menjadi media untuk mempererat hubungan antarwarga. Oleh karena itu, generasi muda diharapkan ikut berperan dalam menjaga kelestariannya.

Baca Juga: Edukasi Lingkungan dan Kewirausahaan: Upaya KKN UNS Lakukan Pemberdayaan UMKM Desa Wonotolo Menuju Ekonomi Berkelanjutan

“Kami ingin generasi muda tetap melanjutkan tradisi ini karena Lebaran Ketupat bukan hanya sekadar acara tahunan, tetapi juga memiliki nilai-nilai budaya dan sosial yang penting,” tambah Sunarsih.

Dengan kesadaran dan partisipasi aktif dari masyarakat, tradisi Lebaran Ketupat akan terus terjaga dan diwariskan kepada generasi mendatang. Sebuah warisan budaya yang tidak hanya memperkaya kearifan lokal tetapi juga mempererat tali silaturahmi antar sesama.

Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *