Krajan.id – Desa Pacalan, yang terletak di ketinggian Kabupaten Magetan, selama ini mengalami kesulitan mendapatkan air bersih. Warga setempat sering kali harus bergantung pada air sungai dan air tanah yang kualitasnya jauh dari standar air layak konsumsi. Melihat situasi ini, tim KKN Abmas dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) hadir membawa solusi inovatif melalui teknologi Reverse Osmosis (RO).
Ryu Rakha Rengga Amrullah, anggota tim KKN Abmas ITS, menjelaskan bahwa letak geografis Desa Pacalan yang berada di atas bukit menjadi tantangan utama dalam mendapatkan air bersih.
“Akses air bersih sangat sulit karena desa ini terletak di ketinggian,” kata Ryu. Akibatnya, masyarakat terpaksa menggunakan air yang mengandung berbagai kontaminan yang berbahaya bagi kesehatan.
Ryu menambahkan bahwa air yang digunakan warga desa memiliki bau yang tidak sedap, rasa yang tidak normal, tingkat kekeruhan tinggi, warna yang keruh, dan pH yang tidak sesuai standar. Kandungan besi (Fe) yang tinggi dalam air juga menjadi masalah serius yang harus dihadapi oleh masyarakat setempat.
Sebagai solusi, tim KKN Abmas ITS menerapkan teknologi RO. Teknologi ini memanfaatkan proses penyaringan dengan tekanan tinggi melalui filter yang terbuat dari batok kelapa yang telah diaktivasi menjadi arang aktif.
“Arang aktif sangat efektif menyerap zat-zat pencemar, sementara membran semipermeabel digunakan sebagai filter tambahan,” jelas Ryu.
Pemilihan batok kelapa didasarkan pada ketersediaan limbah kelapa yang melimpah di sekitar desa, yang sebelumnya hanya menjadi sampah lingkungan.
Proses penyaringan dengan RO melibatkan tekanan tinggi pada air yang dialirkan melalui tabung-tabung filter. “Dengan memberikan tekanan ini, kita bisa memastikan air yang dihasilkan benar-benar bebas dari kontaminan,” ujar Ryu.
Selain itu, tim juga menambahkan batuan mineral ke dalam air hasil filtrasi untuk meningkatkan kandungan mineralnya, menjadikannya lebih sehat untuk dikonsumsi.
Tidak hanya berhenti pada penyediaan alat filter, tim KKN Abmas dari Departemen Fisika ITS juga aktif melakukan sosialisasi kepada masyarakat desa dan siswa SMA Negeri 1 Plaosan.
Edukasi ini meliputi cara pembuatan dan penggunaan filter air berbasis arang aktif serta pentingnya menjaga sumber daya air.
“Kami ingin masyarakat bisa mandiri dalam membuat dan merawat filter air mereka,” kata Ryu.
Ryu berharap, upaya yang dilakukan oleh timnya dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat Desa Pacalan dengan menyediakan akses air bersih yang berkelanjutan.
Baca Juga: Aksi Mahasiswa KKN Posko 10 dalam Giat Rulisan Bareng Warga di Desa Randusari
“Dengan memanfaatkan limbah kelapa dan teknologi RO, kami ingin lingkungan desa menjadi lebih terjaga dan akses air bersih semakin mudah didapatkan,” tutupnya.
Dengan teknologi dan pengetahuan yang dibagikan oleh tim ITS, diharapkan Desa Pacalan bisa keluar dari krisis air bersih yang selama ini menjadi penghambat kesejahteraan warganya.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.