Desa Purwogondo, Krajan.id – Mahasiswa Program Studi S-1 Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret (UNS) yang tergabung dalam Tim Hibah Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Membangun Desa, periode Agustus 2024 – Januari 2025, memperkenalkan inovasi pemanfaatan limbah cair tahu menjadi pupuk organik cair (POC) di RT 05/RW 01 Desa Purwogondo, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo.
Desa Purwogondo dikenal sebagai salah satu sentra industri tahu di wilayah Solo dan sekitarnya. Tercatat, di lingkungan RT 05/RW 01 saja, terdapat sekitar 34 industri tahu berskala rumah tangga yang beroperasi setiap hari. Meskipun industri ini memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat, limbah yang dihasilkan menimbulkan permasalahan lingkungan serius.
Dalam proses produksi tahu, dihasilkan dua jenis limbah, yakni limbah padat dan limbah cair. Limbah padat berasal dari sisa penyaringan dan penggumpalan tahu, yang kerap diolah menjadi tempe gembus atau pakan ternak.
Sementara itu, limbah cair tahu yang dihasilkan dari proses pencucian, perebusan, pengepresan, dan pencetakan, biasanya hanya ditampung di dalam bak penampungan.
“Ampas tahu atau limbah padat masih bisa dimanfaatkan menjadi pakan ternak. Namun, untuk limbah cair, biasanya hanya dibuang ke penampungan di bawah tanah. Sayangnya, kondisi ini berpotensi mencemari air tanah dan sumur warga sekitar,” ujar Narto, salah satu pemilik industri tahu rumahan.
Berangkat dari permasalahan tersebut, Tim Hibah MBKM ID 1133 UNS berinisiatif mengolah limbah cair tahu menjadi pupuk organik cair. POC merupakan pupuk yang terbuat dari bahan-bahan organik seperti limbah industri, sisa tanaman, dan kotoran hewan.
Menariknya, limbah cair tahu memiliki kandungan zat organik seperti protein, karbohidrat, dan lemak yang dapat terurai menjadi nitrogen, fosfor, dan kalium yang bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman.
Seruni, Ketua Tim Hibah MBKM ID 1133 UNS, menjelaskan bahwa pembuatan pupuk organik cair dari limbah tahu sangat mudah dilakukan dan bahan-bahannya pun tersedia di sekitar masyarakat.
Kegiatan sosialisasi pembuatan pupuk organik cair dilaksanakan pada Jumat (13/12/2024) di RT 05/RW 01 Desa Purwogondo. Acara ini mencakup pemaparan tentang potensi limbah cair tahu, manfaat pupuk organik cair, serta demonstrasi langsung proses pembuatannya.
“Bahan yang diperlukan cukup sederhana, yakni limbah cair tahu, limbah buah atau sayur, gula merah, EM4, dan air. Limbah buah atau sayur serta gula merah diblender, kemudian disaring. Cairan hasil saringan ini dicampur dengan limbah cair tahu dan EM4, lalu diaduk dan disimpan dalam wadah tertutup selama 14 hari. Setelah itu, pupuk siap digunakan,” jelas Randy, salah satu anggota tim.
Dalam kegiatan ini, masyarakat tampak antusias dan berperan aktif dalam sesi tanya jawab. Untuk menambah semangat, Tim Hibah MBKM ID 1133 UNS juga memberikan doorprize menarik bagi peserta yang aktif.
Melalui kegiatan ini, diharapkan masyarakat Desa Purwogondo dapat secara mandiri mengolah limbah cair tahu menjadi pupuk organik cair. Selain itu, inovasi ini juga menjadi langkah konkret dalam mengatasi masalah pencemaran lingkungan akibat limbah industri tahu.
“Pengolahan limbah cair tahu menjadi pupuk organik cair tidak hanya membantu mengurangi pencemaran lingkungan, tetapi juga berpotensi menjadi peluang ekonomi yang menjanjikan jika pupuk ini dipasarkan secara lebih luas,” tutup Seruni.
Dengan adanya inovasi ini, Desa Purwogondo diharapkan menjadi contoh bagi daerah lain dalam memanfaatkan limbah industri secara efektif dan ramah lingkungan, sekaligus membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.