Batik Sidomulyo Padukan Kekayaan Alam Lokal Menjadi Karya Seni Bernilai Tinggi

Foto bersama Bapennas dan Tempo Data Science saat mengunjungi Rumah Batik Sidomulyo
Foto bersama Bapennas dan Tempo Data Science saat mengunjungi Rumah Batik Sidomulyo. (doc. KIM Tirto Gumitir)

Krajan.id Padukan kekayaan alam lokal menjadi karya seni bernilai tinggi membuat peneliti dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) yang diwakili oleh Kasutjianingati, peneliti program Desa Cerdas, Mandiri, dan Sejahtera (Desa Cemara), bersama dengan Galbani Fadilah dari Tempo Data Science, berkunjung ke Rumah Batik Sidomulyo yang terletak di Desa Sidomulyo, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember (19/12/2023) lalu.

Dalam kunjungan tersebut, para peneliti didampingi langsung oleh Koordinator Rumah Batik Sidomulyo dan anggota Komunitas Informasi Masyarakat (KIM) Tirto Gumitir. Mereka mendapat sambutan hangat dari masyarakat setempat yang turut berpartisipasi dalam pemberdayaan perempuan melalui industri batik.

Bacaan Lainnya

Dilansir dari situs resmi KIM Tirto Gumitir, salah satu fokus utama kunjungan tersebut adalah pengamatan terhadap motif khas Sidomulyo, yang mencakup Anggrek Gumitir, Kopi, dan Bunga Pinus.

Peneliti Bappenas dan Tempo Science tertarik dengan cara desa ini mampu memadukan kekayaan alam lokal menjadi karya seni bernilai tinggi. Selain itu, dianggap mencerminkan identitas kultural dan kearifan lokal pada motif tersebut, membuat Batik Sidomulyo patut untuk dijaga dan dikembangkan.

Tidak hanya itu, di tengah kunjungan mereka, juga ditunjukkan bahwasannya Rumah Batik Sidomulyo saat ini telah mengembangkan motif baru yang tidak kalah menarik perhatian. Motif baru yang dimaksud tersebut adalah sayur jonggolan.

Sebuah kreasi inovatif yang menggambarkan keberagaman sayuran pecelan yang lazim dijadikan bahan masakan tradisional. Pemilihan motif ini diharapkan dapat mencerminkan peran perempuan dalam melestarikan kearifan lokal sekaligus menciptakan produk batik yang unik dan menarik.

Kasutjianingati mengatakan, pihaknya sangat terkesan dengan upaya pemberdayaan perempuan di Rumah Batik Sidomulyo.

“Ini tidak hanya tentang menciptakan produk unggulan, namun juga melibatkan sekaligus memberdayakan perempuan dalam mengelola dan mengembangkan potensi lokal. Ini merupakan contoh yang baik untuk diadopsi di berbagai daerah di Indonesia,” ujarnya.

Disisi lain, Galbani Fadilah menjelaskan, sentuhan data dan teknologi sangat diperlukan untuk mengoptimalkan industri seperti dengan demikian nanti diharapkan ada perkembangan yang pesat.

“Data dan teknologi dapat mendukung pengembangan industri kreatif seperti ini. Kami berharap dapat berkontribusi untuk memajukan sektor ini melalui penerapan solusi data-driven,” jelasnya.

Kunjungan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam kolaborasi antara Bappenas, Tempo Science, dan Batik Sidomulyo untuk lebih mengoptimalkan potensi desa dalam mengembangkan industri kreatif berbasis budaya lokal dan pemberdayaan perempuan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *