Kramat, Krajan.id – Kejahatan digital semakin menjamur, mengintai masyarakat awam dengan jebakan yang kian canggih. Penipuan pinjaman online (pinjol) ilegal dan judi online menjadi ancaman nyata yang merenggut banyak korban, terutama di kalangan masyarakat desa.
Menyadari urgensi permasalahan ini, kelompok Belajar Bersama Komunitas (BBK) 5 yang tengah menjalankan pengabdian di Desa Kramat, Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik, meluncurkan program Sekolah Rakyat.
Dengan mengusung tema “Edukasi Penipuan Digital: Deteksi Dini dan Strategi Perlindungan, program ini bertujuan membangun kesadaran kolektif masyarakat agar lebih melek digital; mampu mengenali pola penipuan, dan sigap dalam menghadapi ancaman siber.
Pesatnya perkembangan teknologi informasi tidak hanya membawa kemudahan, tetapi juga membuka celah bagi kejahatan siber untuk berkembang pesat. Modus penipuan digital semakin beragam, mulai dari pesan singkat berisi pinjaman instan, telepon yang mengaku sebagai pihak bank, hingga tautan jebakan di media sosial.
“Banyak warga yang tertipu oleh iming-iming pinjaman online tanpa agunan. Mereka tidak sadar bahwa data pribadinya disalahgunakan, bahkan diteror ketika tidak membayar utang yang sebenarnya tidak pernah mereka ajukan,” ungkap Ibu Sri, salah satu peserta Sekolah Rakyat.
Selain pinjaman online, judi digital juga menjadi momok tersendiri. Dengan promosi agresif dan janji keuntungan fantastis, judi online menjerat korban dalam lingkaran kecanduan dan kehancuran finansial.
Melalui Sekolah Rakyat, mahasiswa BBK 5 Unair menggencarkan edukasi tentang modus penipuan digital, cara mengidentifikasi ancaman, serta langkah-langkah preventif yang bisa dilakukan masyarakat. Kegiatan ini dikemas dalam format interaktif dan aplikatif, mulai dari pemaparan materi hingga simulasi langsung untuk mengenali pola kejahatan digital.
Edukasi Hukum tentang penipuan digital di balai Desa Kramat, Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik, pada (16/01/2025). (doc. pribadi)
Ketua kelompok BBK 5, Satrio, menegaskan bahwa program yang diselenggarakan pada (16/1/2025) ini bukan sekadar sosialisasi biasa, melainkan gerakan kolektif untuk memperkuat daya tahan masyarakat terhadap kejahatan digital.
“Kami ingin membangun perisai digital bagi warga Desa Kramat. Dengan memahami cara kerja penipuan siber, mereka bisa lebih kritis dan tidak mudah terjebak dalam skema kejahatan digital,” tutur Satrio.
Dalam sesi edukasi, mahasiswa BBK 5 menyoroti dua pilar utama dalam menghadapi kejahatan siber, yakni preventif (pencegahan) dan represif (tindakan setelah kejadian).
Langkah Preventif:
- Kenali modus umum seperti tawaran pinjaman tanpa syarat, pesan berisi tautan mencurigakan, atau telepon yang meminta data pribadi.
- Gunakan aplikasi resmi dan terverifikasi, serta selalu cek legalitas platform keuangan di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
- Jaga kerahasiaan data pribadi, termasuk KTP, rekening bank, dan kode OTP, agar tidak disalahgunakan oleh pelaku kejahatan.
- Tingkatkan literasi digital agar lebih peka terhadap hoaks, phishing, dan teknik rekayasa sosial lainnya.
Langkah Represif:
- Segera laporkan ke pihak berwenang, seperti polisi siber, OJK, atau layanan pengaduan Kominfo.
- Jangan panik, hentikan komunikasi dengan pelaku, dan kumpulkan bukti berupa tangkapan layar atau riwayat transaksi.
- Sebarkan informasi kepada masyarakat sekitar agar lebih banyak orang yang terhindar dari modus serupa.
Respon masyarakat terhadap program ini begitu positif. Banyak warga yang merasa tercerahkan setelah mengikuti sesi edukasi.
Baca Juga: Gerakan Wisata Bersih: Langkah Konkret Menuju Pariwisata Berkelanjutan
“Saya jadi tahu kalau pinjaman online ilegal itu bisa mencuri data kita. Sekarang saya lebih hati-hati dan akan memberitahu keluarga serta tetangga agar tidak tertipu,” ungkap Bu Siti, salah satu peserta kegiatan.
Program Sekolah Rakyat ini diharapkan tidak hanya memberikan pemahaman jangka pendek, tetapi juga menciptakan efek berkelanjutan dalam membangun kesadaran kolektif terhadap ancaman digital.
“Kami ingin meninggalkan sesuatu yang bermakna bagi warga Desa Kramat. Bukan hanya informasi, tetapi juga pola pikir kritis dan kesadaran digital yang kuat, ” pungkas Satrio.
Dengan semangat kolaboratif dan edukatif, program ini menjadi langkah konkret dalam membangun generasi yang lebih cerdas, tangguh, dan waspada dalam menghadapi dunia digital yang semakin kompleks.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.