Perkembangan ekonomi sering kali dijadikan indikator utama kemajuan suatu bangsa. Namun, dampaknya terhadap struktur sosial masyarakat tidak dapat diabaikan. Meskipun pertumbuhan ekonomi mampu menciptakan kemakmuran material, transformasi ini juga membawa perubahan mendalam dalam hubungan sosial, pola interaksi, dan distribusi kekuasaan dalam masyarakat.
Ekonomi Indonesia pada tahun 2023 mencatat pertumbuhan sebesar 5,05 persen, sedikit lebih rendah dibandingkan tahun 2022 yang mencapai 5,31 persen. Sektor transportasi dan pergudangan menunjukkan pertumbuhan tertinggi sebesar 13,96 persen, sementara pengeluaran konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga (PK-LNPRT) tumbuh 9,83 persen. Perubahan ini menjadi katalis utama transformasi dalam struktur sosial masyarakat.
Perubahan dalam sektor ekonomi tidak hanya menciptakan peluang kerja baru, tetapi juga meningkatkan pendapatan masyarakat. Hal ini membuka akses lebih besar terhadap pendidikan, layanan kesehatan, dan peluang ekonomi lainnya.
Baca Juga: Siapa Bilang Akal dan Wahyu Nggak Bisa Akur? Yuk Intip Tahafut Al-Tahafut Versi Ibnu Rusyd
Akibatnya, terjadi mobilitas sosial yang lebih dinamis. Namun, di sisi lain, kesenjangan antara kelompok masyarakat semakin nyata. Kelompok tertentu memperoleh manfaat yang lebih besar dibandingkan yang lain, menciptakan tantangan baru dalam pemerataan ekonomi dan keadilan sosial.
Pertumbuhan ekonomi membawa sejumlah dampak positif, seperti peningkatan kesejahteraan masyarakat dan terciptanya mobilitas sosial. Peluang kerja yang lebih luas memungkinkan individu meningkatkan status sosialnya. Sebagai contoh, berkembangnya sektor teknologi memberikan kesempatan bagi pekerja dengan keterampilan tinggi untuk naik ke strata sosial yang lebih baik.
Namun, tidak semua dampak bersifat positif. Ketimpangan sosial menjadi salah satu dampak negatif yang sering terjadi. Dalam banyak kasus, pertumbuhan ekonomi hanya dinikmati oleh kelompok tertentu, terutama mereka yang memiliki akses lebih besar terhadap sumber daya. Ketimpangan ini dapat memicu ketegangan sosial yang berujung pada konflik.
Perkembangan ekonomi mendorong urbanisasi, yaitu perpindahan penduduk dari desa ke kota. Di kota-kota besar, masyarakat mulai membentuk kelompok berdasarkan pekerjaan, pendapatan, atau gaya hidup. Hal ini menciptakan jurang sosial antara warga kota dan desa. Urbanisasi juga mengubah nilai-nilai sosial, dari kolektivisme menuju individualisme, yang dapat mengurangi solidaritas sosial.
Baca Juga: Memanfaatkan Teknologi untuk Hidup Sehat
Ketimpangan ekonomi sering menjadi pemicu konflik sosial. Di wilayah dengan tingkat kemiskinan tinggi, seperti Jakarta Barat, banyak penduduk menghadapi kesulitan memenuhi kebutuhan dasar. Hal ini sering kali mendorong tindakan kriminal seperti pencurian atau perampokan. Sebaliknya, di kawasan elite seperti Pondok Indah, bentuk kriminalitas lebih cenderung pada kejahatan ekonomi seperti penipuan investasi atau penggelapan.
Contoh kasus menunjukkan bahwa meskipun kawasan elite terlihat stabil secara ekonomi, ketimpangan dan tekanan sosial tetap memicu konflik. Persaingan bisnis, penyalahgunaan kekuasaan, dan ketegangan sosial menjadi faktor utama yang menyebabkan konflik di kawasan ini.
Dengan meningkatnya peluang ekonomi, kelas menengah mulai berkembang, sedangkan kelas pekerja mengalami perbaikan dalam kondisi kerja dan pendapatan. Namun, muncul pula kelas sosial baru, terutama di sektor teknologi. Kelompok dengan keterampilan tinggi memperoleh posisi yang lebih baik dibandingkan mereka yang tidak memiliki akses terhadap pendidikan atau pelatihan yang memadai.
Baca Juga: Ayah Si Juru Bicara: Mengungkap Kekuatan Suara Ayah dalam Mengatasi Speech Delay
Untuk memaksimalkan dampak positif perkembangan ekonomi, pemerintah perlu menerapkan kebijakan yang inklusif. Pemerataan akses pendidikan, pengurangan kesenjangan sosial, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat harus menjadi prioritas. Dengan demikian, manfaat pertumbuhan ekonomi dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat, tanpa ada yang tertinggal.
Perkembangan ekonomi memberikan dampak signifikan terhadap struktur sosial masyarakat. Dampak ini dapat bersifat positif, seperti peningkatan kesejahteraan dan mobilitas sosial, namun juga dapat memperburuk ketimpangan sosial jika tidak dikelola dengan baik. Oleh karena itu, kebijakan ekonomi yang adil dan inklusif sangat penting untuk menciptakan keseimbangan antara kemajuan ekonomi dan harmoni sosial.





