Surakarta, Krajan.id – Program Magang MBKM yang diikuti oleh mahasiswa Prodi Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Keolahragaan Universitas Sebelas Maret (UNS), berhasil memberikan kontribusi nyata dalam pembinaan olahraga disabilitas di Indonesia. Dimulai dari 26 Agustus hingga 23 November, tim magang ini mendampingi pelatihan para atlet renang Sentra Khusus Olahraga Disabilitas Indonesia (SKODI) dengan dukungan penuh dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
Mengusung tema Asistensi Melatih atau Pendampingan Melatih, kegiatan ini berlangsung di dua lokasi utama, yakni Hotel Grand H.A.P. yang berfokus pada pelatihan fisik dan Kolam Renang Intan Pari untuk pelatihan teknik. Tema ini dipilih berdasarkan kewajiban program magang di semester tujuh, yang mengharuskan mahasiswa mendapatkan pengalaman langsung melatih di lapangan.
“Awalnya kami bingung memilih cabang olahraga, tetapi akhirnya memilih renang karena ini adalah mata kuliah wajib yang kami kuasai. Tantangan lebih besar muncul karena kami harus melatih atlet disabilitas,” jelas Fathurrohman Yopi Suryansyah, salah satu anggota tim.
Di Hotel Grand H.A.P., tim fokus pada peningkatan kekuatan dan kebugaran fisik atlet dengan program latihan seperti push-up, sit-up, jumping jack, hingga latihan dengan resistance band.
“Respon atlet sangat positif. Mereka antusias dan dapat menerapkan program latihan dengan benar,” ungkap Chaerani Sukma Alvitasari, anggota lainnya.
Sementara itu, di Kolam Renang Intan Pari, fokus latihan bergeser pada teknik renang, termasuk efisiensi gerakan, ketepatan gaya, dan pencapaian waktu dalam kategori tertentu. Tantangan utama yang dihadapi tim adalah menyusun program latihan yang sesuai dengan kebutuhan setiap atlet, mengingat tingkat kemampuan dan kategori disabilitas mereka yang beragam.
Sebelum kegiatan dimulai, mahasiswa diwajibkan mengikuti mata kuliah Program Pengenalan Lapangan (PPL) sebagai landasan teori. Pengalaman PPL 1 sebelumnya menjadi bekal penting bagi mereka saat terjun ke PPL 2 di semester tujuh.
“Kami mempelajari bagaimana membuat program latihan yang efektif dan mengaplikasikannya di lapangan,” ujar Fathurrohman.
Baca Juga: Festival P5 Market Day: Pengalaman Edukatif dan Penguatan Karakter Siswa di SD Negeri Kendalrejo
Selama pendampingan, tim menghadapi berbagai tantangan, baik internal maupun eksternal. Salah satu kendala utama adalah perbedaan tingkat kemampuan atlet. Untuk mengatasinya, tim mengadakan sesi tanya jawab setelah latihan agar para atlet dapat memahami program yang diberikan.
“Kami berusaha menjaga motivasi mereka melalui evaluasi rutin dan memberikan semangat tambahan,” tambah Chaerani.
Pendampingan ini memberikan banyak pelajaran bagi tim magang. Selain memahami lebih dalam tantangan yang dihadapi atlet disabilitas, mereka juga belajar pentingnya inklusivitas dalam olahraga.
“Kami bangga bisa mendampingi atlet yang memiliki anugerah istimewa dari Tuhan tetapi tetap semangat berprestasi,” ujar Chaerani.
Bagi para atlet, program ini memberikan peningkatan signifikan dalam teknik dan kemampuan fisik. Salah satu atlet mengungkapkan, “Latihan jadi lebih seru dan terarah. Kakak-kakak dari UNS membantu kami memperbaiki gerakan di air.”
Hal ini dibenarkan oleh pelatih utama SKODI, yang menyampaikan apresiasi atas kontribusi tim. “Kehadiran mereka sangat membantu, terutama dalam memberikan variasi latihan. Para atlet terlihat lebih termotivasi,” katanya.
Program ini didukung penuh oleh SKODI dan Kemenpora, baik dalam bentuk fasilitas maupun pembinaan mental. Evaluasi dan briefing rutin dari pelatih SKODI menjadi tambahan motivasi bagi atlet dan pembelajaran berharga bagi tim magang. “Kami benar-benar merasa dirangkul dan difasilitasi,” tambah Chaerani.
Baca Juga: Workshop Media Pembelajaran Digital: Mengoptimalkan Platform Wordwall untuk Pembelajaran Interaktif
Program ini tidak hanya memberikan manfaat langsung bagi para atlet, tetapi juga menciptakan relasi dan wawasan baru bagi mahasiswa MBKM UNS. “Kami dapat mengimplementasikan ilmu yang telah dipelajari selama enam semester, langsung di lapangan,” jelas Fathurrohman.
Harapannya, program serupa dapat terus berlanjut dan mendukung pengembangan olahraga disabilitas di Indonesia. “Kami berharap para atlet SKODI semakin sukses dan mampu mencetak prestasi yang lebih gemilang di masa depan,” tutup Fathurrohman.
Salah satu momen paling membanggakan adalah ketika atlet dampingan berhasil meraih podium di ajang kejuaraan nasional. “Lebih dari sekadar medali, ini adalah hasil nyata kerja keras atlet dan kami sebagai pendamping. Momen ini akan selalu menjadi kenangan berharga,” tambah Chaerani.
Kegiatan pendampingan pelatihan ini menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi antara mahasiswa dan institusi olahraga seperti SKODI dapat menghasilkan dampak positif yang besar. Harapan ke depannya, program serupa dapat terus dilanjutkan untuk mendukung perkembangan olahraga disabilitas di Indonesia.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.