Purbayan, Krajan.id – Keterbatasan lahan pertanian tak lagi menjadi hambatan bagi warga Desa Purbayan, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo. Berkat inovasi hidroponik, para ibu-ibu PKK di desa ini kini mendapatkan harapan baru untuk meningkatkan produktivitas rumah tangga sekaligus menjaga lingkungan.
Kegiatan ini merupakan bagian dari pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh Riset Grup Ekonomi Kerakyatan, Evolusi Institusi, dan Studi Dinamika Pembangunan dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret (UNS).
Di bawah kepemimpinan Prof. Bhimo Rizky Samudro, S.E., M.Si., Ph.D., kegiatan ini tidak sekadar memperkenalkan teknik bercocok tanam modern, tetapi juga membuka peluang peningkatan ekonomi keluarga.
“Melalui metode hidroponik, masyarakat dapat memanfaatkan lahan sempit di sekitar rumah untuk menghasilkan sayuran berkualitas, sekaligus menciptakan peluang usaha baru,” jelas Prof. Bhimo saat sesi pemaparan.
Kegiatan yang dilaksanakan di rumah salah satu warga itu berhasil menarik antusiasme besar dari para peserta. Mereka dikenalkan pada teknik dasar hidroponik, penggunaan media tanam alternatif, serta praktik langsung membuat sistem hidroponik sederhana.
Menariknya, sistem ini memanfaatkan barang-barang bekas seperti botol plastik, styrofoam, hingga kaleng cat. Pendekatan ini sekaligus mendorong pengurangan sampah rumah tangga, sehingga membawa dampak positif bagi lingkungan.
Sri Wahyuni, salah satu peserta dari ibu-ibu PKK, mengaku terinspirasi dengan metode yang diperkenalkan.
“Ternyata mudah dan hemat. Saya jadi bersemangat menanam kangkung dan selada di rumah. Selain untuk konsumsi sendiri, kalau hasilnya banyak, bisa juga dijual untuk menambah penghasilan,” ujarnya penuh semangat.
Dari sudut pandang pemberdayaan, program ini memiliki makna yang lebih luas. Tidak hanya memberikan edukasi, tetapi juga membangun kemandirian warga dalam menghadapi tantangan ekonomi. Di tengah kenaikan harga bahan pokok, hidroponik hadir sebagai alternatif cerdas untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga sekaligus menghasilkan keuntungan.
Selain itu, kualitas panen hidroponik yang lebih bersih karena bebas pestisida dan hama tanah, memberi nilai tambah yang penting. Hal ini menjadi poin krusial karena semakin banyak masyarakat yang peduli pada pola hidup sehat.
Di sisi lain, kegiatan ini juga mengajarkan pentingnya gotong royong. Selama sesi praktik, ibu-ibu saling membantu menyusun instalasi hidroponik sederhana, menciptakan suasana yang hangat dan penuh kebersamaan.
Kegiatan pengabdian ini merupakan bagian dari implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi dan didanai melalui Hibah Riset Grup Universitas Sebelas Maret tahun 2025. Ke depan, tim pengabdian berharap kegiatan ini tidak berhenti sampai di sini.
“Kami berharap ada tindak lanjut berupa pembinaan intensif dan program lanjutan. Tujuannya agar manfaat yang dirasakan masyarakat semakin besar dan berkelanjutan,” tutur Prof. Bhimo.
Dengan adanya kegiatan ini, Desa Purbayan menjadi salah satu contoh inspiratif bagaimana teknologi sederhana dapat membawa perubahan nyata. Hidroponik bukan hanya sekadar tren, tetapi solusi konkret untuk menghadapi tantangan zaman, terutama di wilayah dengan keterbatasan lahan. Tak hanya mencetak para petani rumahan baru, tetapi juga menumbuhkan semangat kewirausahaan di kalangan ibu-ibu desa.
Dari sudut pandang sosial, kegiatan ini menunjukkan pentingnya kolaborasi antara perguruan tinggi seperti yang dilakukan UNS dan masyarakat dalam menciptakan inovasi yang berdampak langsung. Di era modern, pendekatan seperti ini layak diperluas ke wilayah lain agar semakin banyak desa yang mandiri, produktif, dan ramah lingkungan.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.