Hutan Sehat, Manusia Kuat

Ilustrasi/freepik
Ilustrasi/freepik

Tepat pada saat tulisan ini dibuat, 21 November diperingati sebagai Hari Pohon Sedunia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pohon dan mendorong upaya penanaman dan konservasi pohon.

Pohon identik dengan hutan karena merupakan komponen utama yang membentuk vegetasi dominan di hutan dan menciptakan lapisan kanopi yang menjadi khas hutan. Indonesia, berdasarkan data Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (Food and Agriculture Organization; FAO) merupakan salah satu dari sepuluh besar negara penyumbang jumlah hutan di dunia dan bahkan menjadi negara terbesar ketiga dalam jumlah spesies pohon yang dimiliki.

Bacaan Lainnya

Keseriusan Indonesia tentang pentingnya pelestarian hutan melalui penanaman pohon salah satunya ditunjukkan dengan adanya Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) atau Bulan Menanam Nasional yang diperingati pada 28 November nanti.

Dalam ilmu botani, tumbuhan dikategorikan menjadi herba, semak, perdu, dan pohon. Pohon, dengan batang kayu tegak setinggi lebih dari enam meter dan usia yang bisa mencapai ratusan tahun, memiliki peran penting dalam ekosistem. Meski tumbuh di berbagai tempat, pohon sering diasosiasikan dengan hutan, karena di sanalah mereka mendominasi. Di Indonesia, hutan mencakup lebih dari separuh tutupan lahan, meliputi hutan primer hingga hutan tanaman.

Hutan sering disebut “Paru-paru Dunia” karena kemampuannya menghasilkan oksigen melalui fotosintesis. Dalam proses ini, pohon menyerap karbon dioksida, mengurangi efek rumah kaca, dan mengatur iklim. Selain itu, hutan menjadi rumah bagi ribuan spesies tumbuhan dan hewan, memperkuat peranannya dalam menjaga biodiversitas.

Namun, keberadaan hutan terus terancam oleh deforestasi, yaitu pengurangan luas tutupan lahan hutan akibat aktivitas manusia maupun bencana alam. Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), penyebab utama deforestasi di Indonesia mencakup pembangunan infrastruktur, ekspansi pertanian, eksploitasi kayu, kebakaran hutan, serta pengelolaan kawasan yang tidak berkelanjutan.

Data Global Forest Watch menyebutkan bahwa pada 2023, Indonesia kehilangan sekitar satu juta hektar hutan primer. Meski tren deforestasi menurun dibandingkan tahun sebelumnya, dampaknya tetap signifikan.

Baca Juga: Pentingnya Penegakan Hukum dalam Kasus Korupsi di Indonesia

Deforestasi mengurangi kemampuan hutan menghasilkan oksigen dan menyerap polutan. Selain itu, pohon memainkan peran kunci dalam siklus hidrologi, membantu menjaga cadangan air tanah, dan mencegah banjir. Ketika hutan hilang, risiko banjir, erosi tanah, dan kekeringan meningkat.

Dampak lainnya adalah terganggunya habitat fauna. Hewan liar sering kali memasuki pemukiman manusia karena habitat alaminya dirusak. Ini juga meningkatkan risiko penyebaran penyakit zoonosis, yaitu penyakit yang berpindah dari hewan ke manusia.

Biodiversitas hutan, yang merupakan “gudang” sumber daya alam, juga terancam. Kehilangan satu spesies dapat merusak keseimbangan ekosistem. Biodiversitas yang tinggi memberikan ketahanan terhadap perubahan iklim, serangan hama, dan gangguan lainnya. Selain itu, biodiversitas menjadi aset penting sebagai sumber pangan, bahan obat, dan industri.

Melindungi hutan adalah tanggung jawab bersama. Salah satu langkah penting adalah pengelolaan hutan berkelanjutan, yang menjaga keseimbangan antara pemanfaatan sumber daya dan pelestarian lingkungan.

Reboisasi, yaitu penanaman kembali hutan yang gundul, serta aforestasi, yakni penanaman pohon di lahan non-hutan, merupakan upaya konkret untuk memperbaiki ekosistem yang rusak.

Baca Juga: Mewujudkan Indonesia Emas 2045: Melawan Korupsi dengan Peran Akuntansi

Dalam skala kecil, masyarakat dapat berkontribusi dengan menanam pohon di lingkungan sekitar. Langkah sederhana ini memiliki dampak besar dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Selain itu, pendidikan tentang pentingnya hutan harus terus digalakkan agar generasi muda memahami nilai konservasi sejak dini.

Manfaat yang diberikan hutan tak tergantikan. Hutan yang sehat menyediakan oksigen, mengurangi polusi, menyerap karbon, dan mencegah bencana alam. Namun, manusia memiliki peran besar dalam menjaga atau merusak ekosistem ini. Setiap tindakan yang merugikan hutan akan kembali berdampak pada kehidupan manusia itu sendiri.

Melestarikan hutan berarti menjamin keberlanjutan kehidupan. Dengan upaya bersama, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih hijau, sehat, dan harmonis. Hutan sehat bukan hanya simbol kekuatan alam, tetapi juga fondasi bagi keberlanjutan kehidupan manusia. Hutan Sehat, Manusia Kuat.

Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *