KKN MB Posko 2 UIN Walisongo: Mendukung Pemasaran Kripik Singkong Desa Sabrangan

Foto Bersama mahasiswa UIN Walisongo dan pemilik produksi keripik sari bumi rw 3 plalangan kec. Gunungpati (16/07/24) (doc. KKN 18 UIN WALISONGO SEMARANG)
Foto Bersama mahasiswa UIN Walisongo dan pemilik produksi keripik sari bumi rw 3 plalangan kec. Gunungpati (16/07/24) (doc. KKN 18 UIN WALISONGO SEMARANG)

Krajan.id – Di tengah pesatnya perkembangan industri kuliner lokal, Desa Sabrangan di Kelurahan Plalangan memiliki potensi besar yang terus digali, salah satunya adalah produk kripik singkong yang dihasilkan oleh pelaku UMKM setempat.

Bacaan Lainnya

Melihat potensi tersebut, Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Moderasi Beragama (MB) Posko 2 dari UIN Walisongo hadir dengan tujuan untuk mendukung dan mengembangkan pemasaran produk kripik singkong ini, sehingga mampu menembus pasar yang lebih luas dan dikenal oleh lebih banyak konsumen.

Kripik singkong dari Desa Sabrangan telah lama menjadi produk unggulan yang digemari oleh masyarakat setempat. Dengan cita rasa gurih dan renyah yang khas, kripik singkong ini memiliki potensi besar untuk bersaing di pasar yang lebih luas. Namun, seperti banyak UMKM di pedesaan, tantangan terbesar yang dihadapi adalah kurangnya akses ke pasar yang lebih luas dan strategi pemasaran yang efektif.

Pak Supriyo, seorang pengusaha kripik singkong di Desa Sabrangan, mengungkapkan, “Kami memiliki produk yang berkualitas, tapi terkadang sulit untuk menjual dalam jumlah besar karena terbatasnya jaringan pemasaran. Kehadiran mahasiswa KKN sangat membantu dalam memperkenalkan produk kami ke lebih banyak orang.”

Tim KKN MB Posko 2 UIN Walisongo melihat peluang untuk membantu mengatasi tantangan yang dihadapi oleh UMKM kripik singkong ini. Melalui berbagai kegiatan dan strategi, tim ini berfokus pada pengembangan branding, perluasan jaringan pemasaran, serta peningkatan pengetahuan teknologi dan media sosial bagi pelaku usaha.

Salah satu langkah awal yang dilakukan oleh Tim KKN adalah memberikan pelatihan kepada pelaku UMKM tentang pentingnya branding dan kemasan produk. Mereka membantu mendesain ulang kemasan kripik singkong agar lebih menarik dan sesuai dengan selera pasar modern. Dengan kemasan yang lebih profesional, diharapkan produk ini dapat lebih mudah diterima oleh konsumen di luar desa.

“Kemasan yang menarik adalah kunci pertama untuk menarik perhatian konsumen. Kami ingin membantu pelaku UMKM di Sabrangan agar produk mereka terlihat lebih premium dan menarik,” ujar Rossy, koordinator Tim KKN.

Selain itu, Tim KKN juga membantu pelaku UMKM memanfaatkan media sosial sebagai alat pemasaran yang efektif. Mereka membuat akun Instagram dan Facebook khusus untuk produk kripik singkong Desa Sabrangan, di mana mereka secara rutin mengunggah foto-foto produk, testimoni pelanggan, serta promosi menarik.

“Media sosial adalah jendela untuk memperkenalkan produk ke pasar yang lebih luas tanpa harus mengeluarkan biaya besar. Kami membantu mengelola akun-akun ini agar produk kripik singkong bisa dikenal lebih banyak orang,” jelas Arkan, anggota Tim KKN yang bertugas di bidang digital marketing.

Untuk mendukung pemasaran langsung, Tim KKN juga berpartisipasi dalam berbagai pasar lokal dan bazaar yang diadakan di sekitar wilayah Plalangan. Mereka membawa produk kripik singkong dan memperkenalkannya kepada pengunjung acara. Partisipasi ini tidak hanya meningkatkan penjualan, tetapi juga memperluas jaringan pemasaran dan meningkatkan kesadaran merek.

“Kami sangat terbantu dengan adanya mahasiswa KKN. Mereka tidak hanya membantu kami menjual, tapi juga mengajari kami cara berkomunikasi dengan pelanggan dan mempromosikan produk kami,” kata Pak Supriyo, salah satu produsen kripik singkong.

Baca Juga: Mahasiswa KKN UNDIP Dukung Branding Usaha dengan Pembuatan Banner Produk

Kerja keras dan dedikasi Tim KKN MB Posko 2 UIN Walisongo membuahkan hasil yang positif. Penjualan kripik singkong dari Desa Sabrangan mulai meningkat, dan produk ini semakin dikenal di luar desa. Banyak pelanggan baru yang tertarik untuk mencoba produk ini setelah melihat promosi di media sosial atau mencicipi langsung di pasar lokal.

“Kami berharap setelah KKN ini berakhir, pelaku UMKM di Desa Sabrangan dapat terus menerapkan strategi yang telah kami ajarkan dan tetap berkembang. Kami ingin melihat kripik singkong ini menjadi ikon kuliner desa yang dikenal luas,” ujar Rossy.

Baca Juga: Keindahan Kampung Sikunir: Warga Bersatu Bersama Tim KKN MB 18 POSKO 2 UIN Walisongo Menghias Jalan Demi Memeriahkan Agustusan

Dengan sinergi yang kuat antara Tim KKN dan pelaku UMKM di Desa Sabrangan, masa depan kripik singkong ini terlihat semakin cerah. Melalui pemasaran yang efektif dan inovatif, produk lokal ini diharapkan tidak hanya menjadi kebanggaan desa, tetapi juga mampu bersaing di pasar yang lebih luas, menggerakkan perekonomian lokal, dan membuka peluang baru bagi masyarakat sekitar.

Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *