Kolaborasi Menjaga Kelestarian Hutan: KKN 110 UNS Gandeng Perhutani, LMDH, dan MPA Adakan Sosialisasi dan Penanaman Kembali Pohon di Gunung Lawu Pasca Kebakaran

Tim KKN 110 UNS berkolaborasi dengan Perhutani Tawangmangu, LMDH Dono Lestari, dan MPA Singo Lawu untuk melestarikan hutan bekas kebakaran dengan menanam 500 bibit pohon di petak 42 dan 43 Gunung Lawu pada Jum’at (28/2/2024). (dok. Tim KKN 110 UNS)
Tim KKN 110 UNS berkolaborasi dengan Perhutani Tawangmangu, LMDH Dono Lestari, dan MPA Singo Lawu untuk menjaga kelestarian hutan bekas kebakaran dengan menanam 500 bibit pohon di petak 42 dan 43 Gunung Lawu pada Jum’at (28/2/2024). (dok. Tim KKN 110 UNS)

Krajan.id Hutan Gunung Lawu yang terkena kebakaran pada Agustus 2023 mulai menunjukkan geliat pemulihan. Ini ditandai dengan kegiatan sosialisasi dan penanaman kembali pohon yang diselenggarakan oleh Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Sebelas Maret (UNS) Kelompok 110 yang bekerja sama dengan Perhutani Tawangmangu, Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Dono Lestari, dan Masyarakat Peduli Api (MPA) Singo Lawu.

Berdasarkan press release yang diberikan (25/3/2024), kegiatan yang dilaksanakan pada hari Jumat (28/2/2024) lalu, menyasar petak 42 dan 43 Gunung Lawu yang merupakan area yang paling terdampak oleh kebakaran pada bulan Agustus 2023 lalu. Agenda utamanya adalah memberikan pemahaman kepada masyarakat sekitar, khususnya di Desa Gondosuli, tentang pentingnya menjaga kelestarian hutan dan bahaya kebakaran hutan.

Bacaan Lainnya

“Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian hutan dan mencegah potensi terjadinya kebakaran hutan di masa depan,” ungkap Muhammad Qais, ketua dari KKN UNS 110.

Dalam kegiatan bertajuk “Sosialisasi dan Penanaman Kembali Pohon di Gunung Lawu Pasca Kebakaran”, menghadirkan Bapak Soetoyo, Ketua LMDH Dono Lestari, sebagai pembicara. Sosialisasi ini menjelaskan bagaimana masyarakat sekitar bertanggung jawab menjaga kelestarian hutan dan menjadi garda terdepan jika terjadi kebakaran hutan.

Dalam kesempatan tersebut Bapak Soetoyo menegaskan, “Kehadiran kita di sini bukan hanya sebagai penonton, tetapi sebagai pelaku nyata dalam menjaga kelestarian alam. Kita harus siap bertindak cepat dan efektif jika kebakaran hutan kembali mengancam.”

Selain sosialisasi, kegiatan ini juga melibatkan penanaman kembali pohon. Sebanyak 500 bibit pohon ditanam di area yang terkena kebakaran. Jenis pohon yang ditanam dipilih dengan hati-hati agar sesuai dengan kondisi tanah dan iklim yang cocok di Gunung Lawu, seperti jenis pohon Eucalyptus.

Asisten Perhutani (Asper) Bagian Kesatuan Pengelolaan Hutan (BKPH) Lawu Utara KPH Surakarta, mengapresiasi kolaborasi antar berbagai pihak dalam kegiatan ini. “Kerjasama ini menunjukkan komitmen bersama dalam menjaga kelestarian hutan Gunung Lawu,” tuturnya.

Kegiatan ini diharapkan dapat membantu memulihkan kondisi hutan Gunung Lawu pasca kebakaran dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian alam.

Setelah kebakaran yang melanda Gunung Lawu, upaya pemulihan dan pelestarian hutan menjadi hal yang mendesak. Kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk mengatasi dampak kebakaran, tetapi juga untuk mencegah terjadinya bencana serupa di masa depan.

Gunung Lawu, yang terletak di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur, memiliki ekosistem yang penting bagi keseimbangan lingkungan di sekitarnya. Kebakaran hutan yang terjadi sebelumnya telah mengancam kelestarian lingkungan dan kehidupan hewan-hewan yang ada di dalamnya. Oleh karena itu, kolaborasi antara berbagai pihak untuk melakukan tindakan pemulihan sangatlah penting.

Selain menanam kembali pohon-pohon pada areal hutan yang gundul bekas kebakaran, sosialisasi juga menjadi bagian krusial dalam kegiatan ini. Masyarakat sekitar perlu diberi pemahaman tentang pentingnya menjaga hutan dan mencegah terjadinya kebakaran. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang dampak kebakaran hutan, diharapkan mereka akan lebih peduli dan berpartisipasi aktif dalam upaya pelestarian hutan.

Menyadari pentingnya peran masyarakat dalam menjaga kelestarian hutan, Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Dono Lestari turut aktif dalam kegiatan ini. LMDH, yang terdiri dari para relawan warga Desa Gondosuli, Tawangmangu, yang memiliki kepedulian tinggi terhadap lingkungan. Kehadiran mereka memberikan dorongan tambahan dalam upaya pelestarian hutan.

Selain itu, kerjasama dengan Perhutani Tawangmangu juga sangat berarti dalam upaya pemulihan hutan. Perhutani sebagai institusi yang bertanggung jawab atas pengelolaan hutan memiliki pengetahuan dan pengalaman yang luas dalam hal ini. Dukungan mereka menjadi modal penting dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan pemulihan hutan.

Tidak kalah pentingnya adalah peran Masyarakat Peduli Api (MPA) Singo Lawu dalam kegiatan ini. Mereka memiliki pengalaman dalam penanggulangan kebakaran hutan dan bisa memberikan wawasan yang berharga dalam upaya pencegahan kebakaran di masa depan.

Diharapkan, kolaborasi ini bukan hanya menjadi kegiatan sekali jalan, tetapi juga menjadi awal dari komitmen jangka panjang untuk menjaga kelestarian hutan Gunung Lawu. Melalui kerjasama yang baik antar berbagai pihak, diharapkan hutan Gunung Lawu dapat pulih kembali dan tetap lestari untuk generasi mendatang.

Pada pelaksanaannya kelompok KKN 110 UNS melaksanakan kegiatan ini dibawah bimbingan Dosen Pembimbing Lapangan, Eksa Rsudiyana dengan Ketua KKN, Muhammad Qais, yang beranggotakan Reza Salman, Gian Halu Waratmaja, Vika Novitasari, Afifah Fatinah, Theodore Timotius, Aurelianetta Girda Nesyamora, Laura Filomena Maria, dan Syah Rela Aulia Sa’ban.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *