Krajan.id – Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim 2 Universitas Diponegoro (UNDIP) tahun 2024 yang dilaksanakan di Desa Kalijambe, Kecamatan Sragi, Kabupaten Pekalongan, menghadirkan berbagai program yang bermanfaat bagi masyarakat setempat. Salah satu program unggulan yang diperkenalkan adalah pembuatan Peta Tata Guna Lahan dan Potensi UMKM oleh Miko Aufa Fajrian, mahasiswa Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik.
Desa Kalijambe dikenal memiliki berbagai potensi dari segi lahan dan ekonomi, termasuk persawahan, pemukiman, serta Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Namun, belum adanya informasi terperinci mengenai penggunaan lahan dan potensi ekonomi desa menjadi hambatan dalam mengoptimalkan pengembangan potensi yang ada.
Menyikapi hal tersebut, Miko Aufa Fajrian berinisiatif mengembangkan Peta Tata Guna Lahan dan Potensi UMKM sebagai bagian dari program kerjanya selama melaksanakan KKN.
Peta ini dirancang untuk menggambarkan penggunaan lahan yang ada saat ini, serta mengidentifikasi potensi-potensi yang bisa dikembangkan lebih lanjut. Dengan adanya peta ini, diharapkan informasi mengenai penggunaan lahan dan potensi UMKM di Desa Kalijambe dapat lebih mudah diakses dan dimanfaatkan oleh berbagai pihak, termasuk pemerintah desa dan masyarakat setempat.
Dalam proses pembuatannya, Miko menggunakan metode pemetaan yang dilakukan secara langsung selama masa KKN. Metode ini melibatkan survei lapangan untuk mengidentifikasi batas-batas penggunaan lahan serta mendata UMKM yang tersebar di desa. Data yang terkumpul kemudian diolah dan divisualisasikan dalam bentuk peta yang informatif.
“Program kerja pembuatan Peta Tata Guna Lahan dan Potensi UMKM ini diharapkan dapat menjadi salah satu langkah awal dalam pengembangan potensi desa. Dengan adanya peta ini, informasi penggunaan lahan desa dan potensi UMKM akan lebih mudah diakses dan dipahami, sehingga dapat mendukung berbagai program pengembangan yang direncanakan ke depannya,” ujar Miko Aufa Fajrian.
Program KKN ini tidak hanya bertujuan untuk memberikan kontribusi nyata bagi Desa Kalijambe, tetapi juga menjadi contoh sinergi antara pendidikan tinggi dan masyarakat lokal yang dapat menghasilkan manfaat nyata dan berkelanjutan. Diharapkan, inisiatif ini bisa menjadi model bagi program-program serupa di masa depan, sehingga potensi desa-desa lainnya juga bisa dikembangkan secara optimal.