Krajan.id – Desa Pulau Maringkik merupakan salah satu desa dari 15 Desa yang ada di wilayah Kecamatan Keruak, Kabupaten Lombok Timur, yang merupakan desa pemekaran dari Desa Tanjung Luar. Desa Pulau Maringkik memiliki jumlah penduduk 2.760 jiwa, dengan mayoritas penduduknya berprofesi sebagai nelayan dan sebagian berprofesi sebagai kepala boat, pedagang makanan, serta pemandu wisata.
Masyarakat Pulau Maringkik khususnya para perempuan masih mempertahankan kebudayaan dengan mempertahankan bedak tradisional yang terbuat dari beras tumbuk. Mereka menggunakan bedak tradisonal itu sebagai masker agar kulit wajah terlindungi dari cahaya matahari dan juga untuk merawat kulit terutama bagi perempuan.
Selain itu para perempuan di Pulau Maringkik mengisi waktunya dengan menenun kain yang bisa dijadikan sebagai sarung, selendang, dan juga sebagai penutup kepala dengan corak khas sulawesi dan ende-flores.
Serta perempuan Perempuan di Pulau Maringkik harus dapat memasak makanan khas Pulau Maringkik Yaitu Tumpi. Dimana Tumpi merupakan salah satu makanan khas Pulau Maringkik yang biasanya dibuat pada bulan bulan tertentu seperti pada bulan maulid. Selain tumpi Pulau Maringkik juga memiliki beberapa makanan khas lainnya seperti Lawar, Sumping, Biji Nangka, Onde – Onde, Putri Mandi, Srikaya Teloq, Srikaya mendapak, Jepak, Peyek Ikan, dan masih banyak lagi.
Dari hasil observasi yang dilakukan oleh mahasiswa KKN-PMD Unram secara umum mengenai permasalahan yang ada yaitu kurangnya perhatian masyarakat luar terhadap keindahan Pulau Maringkik. Selain itu, di Pulau Maringkik sendiri belum bisa mengekspos diri ke masyarakat luar dengan memperkenalkan ciri khasnya dan lain-lain.
Nabilah Aprilya salah satu mahasiswa KKN-PMD Unram dalam keterangan yang telah diberikan mengatakan bahwa salah satu ciri khas yang ada di Puau Maringkik yaitu makanan tradisionalnya. “Oleh karena itu, kami berencana untuk menggali atau menelusuri makanan khas yang biasa disajikan pada wisatawan di Pulau Maringkik. Hal tersebut yang mendasari kami untuk mengangkat judul KKN yaitu Potensi Wisata Kuliner di Pulau Maringkik,” jelasnya.
Berdasarkan hal tersebut, mahasiswa KKN Pulau Maringkik ingin membantu mengatasi permasalahan yang ada melalui kerja sama dengan Pemerintah Desa atau Lembaga yang terkait dengan program permasalahan tersebut dan tokoh masyarakat atau pemuda khususnya yang ada di Desa Pulau Maringkik. Melalui program kerja utama yaitu Eksplorasi wisata kuliner makanan khas Maringkik.
Bertempat di rumah salah satu warga Desa Pulau Maringkik, Ibu Bunga, mahasiswa KKN-PMD Unram melaksanakan pembuatan makanan khas Tumpi dengan dibantu ibu-ibu setempat (8/1/2024).
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui Potensi Wisata Kuliner di Desa Pulau Maringkik (Tumpi) yang dapat membantu masyarakat dalam memperkenalkan makanan khas Pulau Maringkik.
Nabilah melajutkan, tidak hanya membuat makanan khas Tumpi mahasiswa KKN-PMD Unram juga melakukan pengemasan agar mendapat daya tarik lebih. “Proses pengemasan produk sendiri melibatkan beberapa tahap yaitu menentukan dan memilih kemasan,” ujarnya.
Selain itu, mahasiswi Ilmu Kelautan Unram itu juga megatakan, “Kami juga mengenalkan produk yang telah dibuat dengan cara memberikan atau memperkenalkan kepada kelompok KKN lain, Mahasiswa Australia, dan kepada DPL.
Masyarakat Desa Pulau Maringkik mayoritas berprofesi sebagai nelayan. Dari hasil para nelayan tersebut, desa ini mempunyai potensi lain salah satunya di bidang kuliner yang dapat dikembangkan oleh masyarakat khususnya perempuan. Dimana nantinya bisa menjadi sumber pendapatan bagi warga desa serta melestarikan budaya Desa Pulau Maringkik.