Krajan.id – Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) 120 Universitas Sebelas Maret (UNS) berhasil melaksanakan berbagai kegiatan penunjang pertanian organik dengan sasaran Kelompok Tani Sumber Mulyo Desa Nglebak, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pertanian guna tercapainya pertanian organik di Desa Nglebak. Bentuk kegiatan yang dilakukan berupa sosialisasi dan pembuatan langsung biosaka, MOL, dan Pupuk Organik Cair (POC) bersama Kelompok Tani Sumber Mulyo.
Berdasarkan press release yang diberikan, kegiatan sosialisasi ini telah berlangsung pada Selasa (06/2/2024) di Dusun Ngreso. Kegiatan ini dihadiri oleh Kelompok Tani Sumber Mulyo dan didukung oleh Badan Penyuluh Pertanian Kabupaten Karanganyar.
Kegiatan pertama, pembuatan Biosaka yang memanfaatkan gulma/rerumputan di sekitar lahan pertanian. Biosaka sendiri merupakan suatu larutan elisitor yang terbuat dari sari rerumputan atau tanaman liar. Biosaka berperan sebagai elisitor untuk meningkatkan daya tahan tanaman terhadap hama penyakit sekaligus meningkatkan produktivitas tanaman.
Biosaka memiliki beberapa keuntungan, diantaranya biaya terjangkau, tidak memerlukan peralatan khusus, tahan hingga 5 tahun, tidak beracun bagi manusia dan tanaman, serta tidak mencemari lingkungan. Pembuatan biosaka dilakukan dengan melakukan peremasan gulma yang telah dicampur dengan air selama kurang lebih 15-30 menit. Biosaka yang berhasil ditandai dengan warna larutan yang homogen serta tidak terdapat endapan. Biosaka menjadi salah satu inovasi untuk mengurangi penggunaan pupuk dan pestisida kimia bagi tanaman.
Kegiatan kedua, pembuatan MOL dengan memanfaatkan limbah rumah tangga yaitu nasi basi yang sangat mudah dilakukan. Bahan utama yang digunakan yaitu nasi yang telah basi. Bahan-bahan pendukung lainnya yaitu molase dan air. Mikro Organisme Lokal (MOL) adalah sekumpulan mikroorganisme yang bermanfaat sebagai starter dalam penguraian, fermentasi bahan organik menjadi pupuk organik padat maupun cair.
Pembuatan MOL nasi basi dilakukan 7-10 hari dalam kondisi tidak terkena paparan sinar matahari. Indikasi keberhasilan pembuatan MOL nasi basi yaitu cairan berbau seperti tape, namun tidak berbau busuk. Aplikasi yang dapat digunakan yaitu untuk dekomposer maupun sebagai pupuk cair.
Kegiatan ketiga, pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) menggunakan bahan-bahan yang mudah ditemukan di pekarangan maupun di sawah. Bahan utama yang digunakan dalam pembuatan POC ini yaitu air cucian beras. Bahan pendukung lainnya yang digunakan yaitu, tanaman krokot, kecambah, bawang merah, bambu muda, dan air kelapa. Bahan-bahan tersebut mengandung zat pengatur tumbuh yang diperlukan dalam perkembangan tumbuhan.
Sebagai bahan pengurai, dapat digunakan EM4 yang dijual ditoko pertanian atau juga dapat menggunakan nasi sisa yang sudah basi. Bahan-bahan tersebut dilakukan fermentasi, selama kurang lebih satu minggu, dan cairan fermentasi tersebut dapat langsung digunakan sebagai POC. Sementara bahan padat hasil fermentasi yang mengendap dapat digunakan sebagai kompos.
“Harapannya dengan diadakannya kegiatan penyuluhan dari mahasiswa ini dapat membantu kami dengan ilmu-ilmu yang didapatkan dari bangku perkuliahan untuk memajukan Kelompok Tani Sumber Mulyo,” ujar Penyuluh Pertanian Lapangan Desa Nglebak, Bapak Joko Santoso.
Kelompok tani tampak antusias selama mengikuti kegiatan. Harapan dari kelompok KKN 120, kegiatan ini dapat diimplementasikan langsung oleh masyarakat Desa Nglebak guna tercapainya pertanian organik, yaitu menghindari penggunaan growth regulator, pupuk kimia sintetis, dan pestisida kimia sintetis.
Kelompok KKN 120 UNS melaksanakan kegiatan ini dibawah bimbingan Dosen Pembimbing Lapangan, Suryadi Budi Utomo dengan Ketua KKN Afif Damar Pratisto (FT, Teknik Mesin 2020) yang beranggotakan Gayatri Sitoresmi (FP, Agroteknologi 2020), Oca Higiawati (FP, Ilmu Tanah 2020), Priyanka Khansa Insyira (FT, Teknik Kimia 2020), Qosrul Karimah (FMIPA, Kimia 2020), Rissa Kurnia Anggraini (FP, Agroteknologi 2020), Rocky Kencana Putra (FKIP, Pendidikan Teknik Bangunan 2020), dan Vito de Caprio Matius Hutabalian (FT, Teknik Sipil 2020).