Oleh:
Yemima Jodie Prasetyo, Nova Marvina, Fina Niswatin Nikmah, Muhamad Rafiudin Ardani, Bintang Majida Shofyanti, Anindya Permata, Alifya Rizky Kawuriyaning, Marsha Leona Putri, Muhammad Damar Ali Bintang Gemilang, Mochammad Faizal Rahman, Sri Mulyati
Desa Slaharwotan di Kabupaten Lamongan dikenal sebagai daerah penghasil jagung dengan lahan pertanian yang luas. Namun, panen jagung yang melimpah membawa tantangan tersendiri, yaitu penumpukan limbah pertanian yang sering kali tidak dimanfaatkan.
Batang dan tongkol jagung kerap dibiarkan membusuk atau dibakar, menyebabkan pencemaran lingkungan. Untuk mengatasi masalah ini, mahasiswa Universitas Airlangga melalui program Belajar Bersama Komunitas (BBK) bekerja sama dengan dosen Fakultas Kedokteran Hewan mengadakan penyuluhan dan demonstrasi mengenai pengolahan limbah jagung menjadi pakan ternak.
Mengapa Limbah Jagung Harus Dimanfaatkan?
Limbah jagung yang tidak dikelola dengan baik dapat mencemari lingkungan dan menimbulkan bau tidak sedap. Di sisi lain, kebutuhan pakan ternak di Desa Slaharwotan cukup tinggi, terutama saat musim kemarau ketika pakan hijauan sulit diperoleh.
Dengan memanfaatkan limbah jagung sebagai pakan ternak, masyarakat dapat mengatasi dua masalah sekaligus: mengurangi limbah dan menyediakan pakan bernutrisi dengan biaya lebih rendah.
Tidak hanya itu, penggunaan limbah jagung sebagai pakan ternak juga dapat meningkatkan efisiensi peternakan. Pakan fermentasi yang dihasilkan dari limbah jagung mengandung nutrisi yang lebih mudah dicerna oleh hewan ternak dibandingkan dengan pakan konvensional. Ini dapat membantu meningkatkan pertumbuhan ternak dan mengurangi ketergantungan pada pakan komersial yang harganya lebih mahal.
Proses Pengolahan Limbah Jagung Menjadi Pakan Ternak
Dalam penyuluhan ini, mahasiswa dan dosen memperkenalkan metode fermentasi menggunakan probiotik Effective Microorganism 4 (EM-4) dan silase untuk meningkatkan nilai nutrisi pakan ternak. Berikut langkah-langkahnya:
- Pengeringan dan Pencacahan: Limbah jagung dijemur selama 1–2 hari hingga kadar airnya berkurang, kemudian dicacah menjadi potongan kecil menggunakan alat pencacah.
- Penambahan Probiotik dan Silase: Campuran probiotik EM-4 dan silase ditambahkan untuk mempercepat fermentasi dan meningkatkan daya simpan pakan.
- Fermentasi: Campuran dimasukkan ke dalam plastik kedap udara, ditekan agar tidak ada udara yang tersisa, lalu difermentasi selama 1–2 minggu.
- Siap Digunakan: Setelah proses fermentasi selesai, pakan ternak siap diberikan, dengan kandungan nutrisi yang lebih baik dibandingkan pakan biasa.
Selain mudah dilakukan, metode ini juga terbukti ekonomis dan dapat diterapkan oleh peternak dengan sumber daya yang terbatas. Limbah jagung yang selama ini menjadi masalah justru beralih menjadi sumber daya yang bernilai ekonomis.
Manfaat Besar bagi Lingkungan dan Peternakan
Program ini memberikan dampak positif yang signifikan. Limbah pertanian yang sebelumnya menjadi masalah kini bisa dimanfaatkan secara produktif. Peternak mendapatkan solusi pakan ternak yang lebih murah dan lebih bernutrisi. Selain itu, metode ini mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) poin ke-12, yaitu Responsible Production and Consumption, yang berfokus pada pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan.
Dampak lingkungan juga tidak kalah penting. Dengan mengurangi jumlah limbah jagung yang dibakar atau dibuang sembarangan, pencemaran udara dan tanah dapat diminimalkan. Selain itu, peningkatan penggunaan pakan fermentasi dari limbah jagung dapat mengurangi ketergantungan terhadap pakan hijauan yang ketersediaannya terbatas di musim kemarau.
Langkah Ke Depan: Mewujudkan Desa Binaan
Agar program ini terus berjalan dan memberikan manfaat jangka panjang, perlu adanya dukungan berkelanjutan dari akademisi, pemerintah desa, dan masyarakat. Salah satu langkah strategis adalah menjadikan Desa Slaharwotan sebagai desa binaan di bawah Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga. Dengan pendampingan rutin, inovasi pengolahan limbah jagung bisa terus berkembang dan menjadi model bagi desa lain.
Sebagai langkah konkret, dibutuhkan pelatihan lebih lanjut mengenai teknik fermentasi dan manajemen pakan ternak bagi para peternak. Selain itu, kolaborasi dengan berbagai pihak, seperti industri pakan ternak dan pemerintah daerah, dapat membuka peluang lebih luas untuk pemasaran produk pakan hasil fermentasi ini.
DAFTAR PUSTAKA
- Cavaye, J. 2015. Understanding Community Development. Queensland: Cavaye Community Development.
- Ditasari, R.A., Rahmawati, S.C., Syalum, N.A., Sari, W.D., Santoso, S.D. and Syaifullah, M.R., 2025. Optimalisasi Limbah Jagung Menjadi Silase: Solusi Inovatif Untuk Ketahanan Pakan Ternak di Dusun Manjung Sari. Jurnal Pengabdian Masyarakat” Wiryakarya”, 4(01), pp.64-71.
- PT. Songgolangit Persada. 2012. EM4 Pertanian. PT. Songgolangit Persada, Jakarta.
- Sudarmi, N., Ningsih, W.A. and Tahir, M., 2023. Pembuatan pakan fermentasi limbah jagung dengan penambahan probiotik effective microorganisms 4 (EM4): Making corn waste fermented feed with the addition of effective microorganisms 4 (EM4). IGKOJEI: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 4(3), pp.159-168.