Gemawang, Krajan.id – Tim KKN Tematik 119 Universitas Sebelas Maret (UNS) mengadakan pelatihan pembuatan lilin aromaterapi dari minyak jelantah bagi ibu-ibu di Dusun Dung Bandung, Desa Gemawang, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri. Kegiatan yang berlangsung pada Minggu (19/1/2025) ini didampingi oleh Dosen Pembimbing, Dr. Hery Widijanto, S.P., M.P.
Minyak jelantah sering kali hanya dibuang setelah digunakan, padahal limbah ini masih bisa dimanfaatkan untuk produk yang lebih bernilai. Berangkat dari permasalahan tersebut, mahasiswa KKN UNS berinisiatif memberikan pelatihan ini guna meningkatkan kreativitas masyarakat sekaligus membuka peluang usaha baru.
Nungki Yoga Pratama, mahasiswa S1 Ilmu Tanah Fakultas Pertanian UNS sekaligus penanggung jawab kegiatan, menjelaskan bahwa pelatihan ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dalam mengolah minyak jelantah menjadi produk yang lebih bermanfaat.
“Saya berharap dengan adanya program ini, masyarakat Desa Gemawang, khususnya Dusun Dung Bandung, menjadi lebih kreatif dan mampu memanfaatkan limbah minyak jelantah dengan baik,” ujar Nungki.
Pelatihan ini juga sejalan dengan program Sustainable Development Goals (SDGs) poin 12: Responsible Consumption and Production, yang berfokus pada pengelolaan limbah secara berkelanjutan dan efisien.
Baca Juga: KKN 22 UMBY Hijaukan Dusun Maladan dengan Penanaman Pohon dan Buah-buahan
Dalam sesi pelatihan, peserta diajarkan langkah-langkah pembuatan lilin aromaterapi dari minyak jelantah. Prosesnya dimulai dengan merendam minyak jelantah menggunakan arang selama 24 jam untuk menghilangkan bau.
Setelah itu, minyak disaring dan dipanaskan dalam wadah, lalu dicampurkan dengan stearic acid dengan perbandingan 1:1. Kemudian, parafin ditambahkan dan diaduk hingga merata.
Untuk meningkatkan estetika dan fungsi lilin, peserta diberi pilihan menambahkan pewarna dan pewangi sesuai selera. Setelah campuran siap, minyak dituangkan ke dalam cetakan yang sudah disiapkan dengan sumbu, lalu didiamkan hingga mengeras.
Salah satu peserta, Ibu Waginem, mengajukan pertanyaan saat sesi pelatihan berlangsung.
“Kenapa harus menggunakan arang, Mas? Fungsinya untuk apa?” tanyanya.
Mahasiswa KKN menjelaskan bahwa arang digunakan untuk menyerap bau tidak sedap dari minyak jelantah sehingga hasil lilin lebih wangi dan berkualitas.
Ketua Tim KKN 119 UNS, Nyekti Ari Wibisono, mengungkapkan apresiasinya terhadap semangat warga dalam mengikuti pelatihan ini.
“Saya merasa sangat senang atas dukungan dan partisipasi masyarakat. Antusiasme warga terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan, yang menunjukkan ketertarikan mereka terhadap materi yang disampaikan,” katanya.
Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan peserta dapat menerapkan ilmu yang didapat dan menjadikannya sebagai peluang usaha rumahan yang bernilai ekonomi. Selain membantu mengurangi limbah minyak jelantah, program ini juga berpotensi meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.