Optimalisasi UMKM Gula Merah di Tanjung Pidada: Mahasiswa Kukerta UNRI Berupaya Tingkatkan Kualitas Produk Lokal

Kunjungan dan observasi UMKM Gula Merah dari Nira Kelapa oleh mahasiswa Kukerta UNRI. (doc. Kukerta UNRI)
Kunjungan dan observasi UMKM Gula Merah dari Nira Kelapa oleh mahasiswa Kukerta UNRI. (doc. Kukerta UNRI)

Krajan.id – Dalam upaya mendukung perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kelurahan Tanjung Pidada, Kecamatan Tempuling, Kabupaten Indragiri Hilir, sekelompok mahasiswa Universitas Riau (UNRI) yang sedang menjalani Kuliah Kerja Nyata (Kukerta) melakukan program optimalisasi UMKM gula merah. Program ini dilaksanakan pada (7/8/2024) di Parit Bendera RT 03 RW 01 dan difokuskan untuk membantu para pelaku usaha lokal dalam meningkatkan kualitas dan daya saing produk mereka.

Bacaan Lainnya

Dalam kegiatan tersebut, mahasiswa Kukerta UNRI berfokus pada satu UMKM yang didirikan oleh Bapak Milki Wahyuda dan Bapak Sukri. Menurut Ketua RT 02, Bapak Helmy HA, “Kegiatan ini sangat penting bagi pelaku usaha lokal seperti Bapak Milki dan Bapak Sukri, karena dengan adanya pendampingan dari mahasiswa, diharapkan usaha gula merah mereka bisa semakin berkembang.”

Kelurahan Tanjung Pidada dikenal memiliki potensi besar dalam produksi gula merah, mengingat ketersediaan bahan baku berupa nira kelapa atau aren yang cukup melimpah. Namun, meskipun memiliki potensi, UMKM yang dijalankan oleh Bapak Milki dan Bapak Sukri masih menghadapi berbagai kendala.

Sebelum adanya program Kukerta UNRI, UMKM gula merah di Tanjung Pidada masih beroperasi dengan skala produksi yang terbatas. “Usaha ini baru berdiri pada bulan Desember 2023, namun karena keterbatasan pohon kelapa yang dimiliki, produksi nira kelapa sebagai bahan utama pembuatan gula merah juga tidak maksimal,” jelas Bapak Milki Wahyuda.

Selain itu, beliau juga menyebutkan bahwa proses produksi masih dilakukan secara tradisional dengan peralatan yang sederhana, sehingga efisiensi dan kapasitas produksi belum optimal.

Proses pembuatan Gula Merah dari Nira Kelapa. (doc. Kukerta UNRI)
Proses pembuatan Gula Merah dari Nira Kelapa. (doc. Kukerta UNRI)

Beberapa kendala utama yang dihadapi oleh UMKM ini termasuk keterbatasan modal, fluktuasi harga, faktor cuaca, proses pemasaran yang terbatas, serta rendahnya pengenalan produk di kalangan masyarakat luas.

“Kami memang kesulitan dari segi modal, apalagi untuk membeli peralatan modern yang dapat meningkatkan produksi. Belum lagi harga gula merah di pengepul yang sering berubah-ubah,” ungkap Bapak Sukri, salah satu pelaku UMKM.

Untuk mengatasi masalah ini, mahasiswa Kukerta UNRI melakukan beberapa inisiatif, seperti pemetaan dan analisis pasar, penguatan pemasaran melalui media sosial, serta tagging lokasi rumah usaha di Google Maps.

“Kami berharap dengan langkah-langkah ini, UMKM gula merah di Tanjung Pidada bisa lebih dikenal dan produk mereka dapat menjangkau pasar yang lebih luas,” ujar salah satu mahasiswa Kukerta UNRI saat memberikan keterangan, Rabu (14/8/2024).

Produk Gula Merah dari Nira Kelapa. (doc. Kukerta UNRI)
Produk Gula Merah dari Nira Kelapa. (doc. Kukerta UNRI)

Meskipun pemilik usaha gula merah belum siap untuk dibantu lebih lanjut dalam peningkatan kapasitas produksi dan pemasaran, mahasiswa Kukerta UNRI tetap berusaha mempromosikan produk gula merah melalui Instagram Kukerta UNRI dan media massa elektronik.

“Kami mencoba membantu semampu kami, walaupun pelaku usaha belum siap untuk pengembangan lebih lanjut,” kata salah satu mahasiswa yang terlibat dalam program ini.

Para pelaku UMKM sendiri mengaku senang dengan kunjungan mahasiswa Kukerta UNRI. “Kami senang bisa berbagi ilmu tentang produksi gula kelapa. Meski belum siap untuk pengembangan lebih lanjut, setidaknya kami mendapat pengalaman dan pengetahuan baru dari mahasiswa,” ungkap Bapak Milki.

Baca Juga: KKN UMBY Kelompok 82 Bantu Petani dan Peternak Padukuhan Panggul Wetan dengan Inovasi Pupuk Organik dari Gulma Siam/Kreyo dan Suplemen Ternak Berupa Mineral Block

Salah satu hasil konkret yang telah dicapai adalah rumah usaha gula merah milik Bapak Milki dan Bapak Sukri kini telah terdaftar di Google Maps, sehingga lebih mudah ditemukan oleh konsumen yang ingin berkunjung. Namun, mahasiswa Kukerta UNRI tidak memiliki rencana untuk terus mendampingi UMKM ini setelah masa Kukerta UNRI selesai.

“Harapan kami, semoga setelah adanya tagging di Google Maps, usaha gula merah ini bisa lebih dikenal dan berkembang. Kami juga berharap ada instansi pemerintah atau swasta yang bersedia memberikan pendampingan lebih lanjut,” ujar harap mahsiswa Kukerta UNRI.

Baca Juga: Mahasiswa Kukerta UNRI Gelar Nobar Bertema Sejarah di Desa Kuantan Babu, Mengenang Kejayaan Sriwijaya dan Perlawanan Terhadap VOC

Dengan adanya publikasi berita ini, diharapkan akan ada perhatian lebih dari pemerintah daerah atau pihak swasta untuk membantu pengembangan UMKM gula merah di Tanjung Pidada, yang memiliki potensi besar untuk berkembang dan menciptakan inovasi baru dalam industri gula merah.

Mahasiswa Kukerta UNRI di Kelurahan Tanjung Pidada sendiri terdiri dari: Alvin Rizki Adrian, Melana Warningsih, Selsyana Br Panjaitan, Nurhafizah Asma, Fajar Ramadhan, Laurensia Vianney, Inur Safitri, Fitria Rahmah, Putri Anjelika, Arshad Akmal Rajbi dengan bimbingan langsung oleh Dosen Pendamping Lapangan, Bapak Chairul S.T., M.T

Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *