Krajan.id – Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) bersama International Fund for Agricultural Development (IFAD) memutuskan untuk melanjutkan program pendampingan di wilayah Indonesia Timur pada Kamis (27/6/2024). Keputusan ini tidak hanya penting dari sisi keberhasilan teknis program, tetapi juga dari perspektif dampak sosial dan ekonomi bagi masyarakat pedesaan di wilayah tersebut.
Program yang telah berjalan di Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur, Papua, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan, terbukti efektif dalam meningkatkan ketahanan pangan, gizi, serta pendapatan keluarga masyarakat pedesaan. Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Abdul Halim Iskandar, menekankan pentingnya keberlanjutan program ini untuk menghindari dampak negatif yang signifikan.
“Jika program ini tidak dilanjutkan, akan ada banyak dampak negatif. Ribuan kepala keluarga yang telah berproses dan ratusan pendamping yang telah bekerja dengan baik akan terkena dampaknya,” ungkap Abdul Halim Iskandar dalam audiensinya dengan Direktur Asia-Pasifik IFAD, Rihanna, di Jakarta Selatan.
Gus Halim, panggilan akrab Mendes PDTT, juga menekankan bahwa keberlanjutan program ini akan memastikan tidak tergerusnya kepercayaan masyarakat terhadap program pemerintah. “Menghentikan program ini tanpa menyelesaikannya secara tuntas akan menimbulkan pertanyaan dan bahkan mengikis kepercayaan masyarakat,” tambahnya.
Keberlanjutan program ini juga dijamin meskipun akan terjadi transisi pemerintahan. Gus Halim memastikan bahwa program IFAD adalah salah satu program yang direkomendasikan untuk dilanjutkan oleh pemerintahan berikutnya. Hal ini senada dengan pandangan IFAD yang menilai bahwa program ini telah memberikan banyak manfaat dan memiliki SDM yang semakin terlatih.
“Program ini memberikan banyak insight bagi masyarakat. Jika tidak dilanjutkan, justru akan menimbulkan masalah di masa depan,” jelas Rihanna.
Ia juga mengingatkan bahwa program ini telah menghadapi banyak tantangan sejak dimulai pada tahun 2019, namun kini telah siap untuk dilanjutkan dengan konsep yang lebih matang.
Baca Juga: Desa Yosowilangun Kidul Dorong Ekonomi Kreatif Melalui Pelatihan Anyaman Besek
Perpanjangan kerja sama ini akan berlangsung hingga tahun 2027. Rencana ini tengah diproses dengan dikirimkannya surat kepada Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) setelah melalui pembahasan dengan Kemendes PDTT dan Kementerian Keuangan.
Melalui perspektif dampak sosial dan ekonomi, kelanjutan program pendampingan ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi masyarakat pedesaan di Indonesia Timur, khususnya dalam menghadapi tantangan perubahan iklim, pertumbuhan populasi global, dan fluktuasi harga pangan dan energi.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03
Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.