Krajan.id – Kelompok 14 Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta yang beranggotakan sepuluh orang memulai Program Kerja (Proker) pemberdayaan Kelompok Wanita Tani (KWT) di Desa Karangturi. Fokus kegiatan ini terpusat pada pemberdayaan dan revitalisasi Rumah Masyarakat Tani (RUMAT) serta pembuatan irigasi tetes sederhana guna mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh KWT Srikandi.
Mahasiswa KKN 14 UNS memiliki program kerja untuk melakukan pemberdayaan KWT di Desa Karangturi, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar. KWT Desa Karangturi bernama KWT Srikandi akan menjadi subjek utama dalam program pemberdayaan KKN 14 UNS. Kegiatan pemberdayaan KWT ini meliputi revitalisasi RUMAT serta pembuatan irigasi tetes sebagai salah satu solusi masalah dalam kegiatan pemberdayaan RUMAT.
Rumah Masyarakat Tani atau yang biasa disebut RUMAT oleh warga Desa Karangturi merupakan tempat untuk membudidayakan tanaman di Desa Karangturi. Pemberdayaan RUMAT dilakukan oleh KKN 14 UNS dengan tujuan untuk mengembalikan fungsi fungsi tempat tersebut sebagai sarana budidaya tanaman. KKN 14 UNS menganggap penting untuk menjaga dan memaksimalkan penggunaan RUMAT agar menjadi lebih produktif. Mengapa demikian?
Kondisi RUMAT sebelum KKN 14 UNS datang untuk melaksanakan KKN sangat memprihatinkan. Kondisi atap yang rusak, rumput liar yang tumbuh tinggi, RUMAT yang dijadikan tempat penampungan daun-daun untuk pakan ternak, dan tanaman yang tidak terawat menjadi sorotan utama mahasiswa KKN 14 UNS untuk melakukan pemberdayaan dan revitalisasi.
Kegiatan pemberdayaan dan revitalisasi yang dilakukan oleh KKN 14 UNS diantaranya memperbaiki atap RUMAT yang rusak, melakukan penyemprotan rumput liar dengan menggunakan herbisida, melakukan kerja bakti bersama ibu-ibu KWT, dan melakukan penanaman kembali berbagai jenis tanaman sayuran bersama ibu-ibu KWT Srikandi. Berbagai perubahan ini diabadikan melalui dokumentasi foto sebelum dan sesudah kegiatan pemberdayaan.
Setelah proses revitalisasi dilaksanakan dan RUMAT kembali pada fungsinya, perlu dilakukan pemberdayaan agar kegiatan yang telah dibangun di RUMAT dapat tetap berjalan. Salah satu masalah utama adalah sulitnya menjaga kondisi tanaman tetap terawat. Menurut Ibu Maryatin, ketua KWT Srikandi, jauhnya jarak RUMAT menyulitkan anggota KWT untuk melakukan penyiraman tanaman setiap harinya secara konsisten.
“Tanaman di RUMAT itu banyak, ada cabai dan terong, tetapi banyak yang mati. Permasalahannya itu lokasi RUMAT jauh dari rumah warga sehingga tanamannya jarang disiram,” ungkap Ibu Maryatin kepada mahasiswa KKN Kelompok 14.
Air berperan dalam proses reaksi biokimia pada tanaman. Kekurangan air pada tanaman dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi abnormal. Oleh karena itu, sosialisasi irigasi tetes sederhana dilakukan untuk mencegah terjadinya kekeringan pada tanaman. Irigasi merupakan sistem pengairan atau pengaturan air yang dilakukan untuk menunjang kegiatan budidaya tanaman. Pengairan dilakukan karena air memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Sosialisasi irigasi tetes sederhana menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan yang dialami oleh anggota KWT. Sosialisasi mencakup cara pembuatan irigasi tetes sederhana yang mudah dipahami dan kemudian akan diterapkan oleh anggota KWT. Sosialisasi ini dilakukan pada Jumat, (1/3/2024) di RUMAT, Dusun Kopen, Desa Karangturi. Penggunaan irigasi tetes ini memungkinkan kebutuhan air tanaman terpenuhi, tanpa anggota KWT, perlu menyiram tanaman setiap hari ke RUMAT. Dalam sosialisasi, salah satu anggota mahasiswa KKN 14 UNS menyampaikan bagaimana cara pembuatan irigasi tetes sederhana, sebagai berikut :
- Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan. Bahan-bahan yang diperlukan yaitu botol bekas, kran aerator, cat hitam atau plastik wrapping hitam, ajir dari bambu, lem tembak, kawat, lakban. Alat yang dibutuhkan meliputi solder dan alat lem tembak.
- Melubangi dasar botol dengan solder yang bertujuan agar oksigen bisa masuk ke dalam botol sehingga air dapat menetes dari kran aerator. Selain itu, juga berguna sebagai tempat untuk memfilter air.
- Menutup badan botol dengan plastik wrap warna hitam agar botol tidak mudah berlumut.
- Melubangi tutup botol sebesar diameter kran aerator. Selanjutnya, kran aerator tersebut dilem tembak agar lebih kuat dan tidak bocor.
- Memasang ajir bambu sebagai penyangga di sisi kanan dan kiri botol.
Penggunaan dan pemanfaatan irigasi tetes ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan air tanaman secara optimal dan mengurangi ketergantungan pada penyiraman manual.
Dengan penuh dedikasi, KKN 14 UNS telah berhasil melaksanakan program kegiatan dengan fokus utama pada revitalisasi dan pemberdayaan RUMAT, melalui pembuatan irigasi tetes sederhana. Dimana, diharapkan masalah utama pada RUMAT seperti tanaman mati dapat diminimalkan, memberikan dampak positif pada produktivitas pertanian, dan meningkatkan kesejahteraan KWT Srikandi Desa Karangturi.
Keberhasilan ini tidak hanya menciptakan perubahan nyata untuk anggota KWT Srikandi Desa Karangturi, tetapi juga diharapkan menjadi tonggak berharga dalam upaya menciptakan masyarakat Desa Karangturi, Kabupaten Karanganyar yang lebih berdaya dan mandiri.
Kelompok KKN 14 UNS melaksanakan kegiatan ini dibawah bimbingan Dosen Pembimbing Lapangan, Eksa Rusdiyana dengan Ketua KKN Hilmi Ash Shidiqi (FH, Ilmu Hukum 2020) yang beranggotakan Andre Fahreza (FP, Peternakan 2020), Annisa Hasna Ayu Luffita (FP, Peternakan 2020), Nabila Nur Aziza (FMIPA, Fisika 2020), Nadia Azzahro (FP, Agroteknologi 2020), Nurul Hanifah Ranastuti (FP, Agroteknologi 2020), Pradita Eka Septiani (FP, Agroteknologi 2020), Rio Aditya Pratama (FP, Agroteknologi 2020), Rizky Maira Biandanella (FP, Agroteknologi 2020), dan Rizkyatna Candra (FT, Teknik Mesin 2020).