Krajan.id – Di tengah gegap gempita modernisasi dan perubahan gaya hidup masyarakat, tradisi Pawai Obor di Desa Gebangkerep, Kecamatan Sragi, Kabupaten Pekalongan, tetap menyala sebagai simbol kehangatan, kebersamaan, dan kecintaan terhadap warisan budaya.
Kegiatan ini bukan hanya menjadi penanda datangnya malam takbiran menjelang Hari Raya Idulfitri, tetapi juga menjadi momen penting yang menyatukan berbagai generasi dalam semangat gotong royong.
Tradisi ini digagas dan terus dilestarikan oleh pelajar yang tergabung dalam IPNU dan IPPNU Desa Gebangkerep sejak tahun 2011. Mereka menjadi motor penggerak yang tidak hanya menjaga keberlangsungan acara, tetapi juga memberi warna baru setiap tahunnya agar tetap relevan dan menarik di mata masyarakat.
Tahun ini, nuansa kebersamaan terasa lebih hangat. Setelah hampir empat tahun absen karena pandemi, pawai obor kembali digelar dengan skala yang lebih besar. Ribuan warga tumpah ruah di jalan-jalan desa pada pukul 19.30 WIB, masing-masing membawa obor dari bambu yang menyala terang.
Suasana menjadi semarak dengan alunan musik dan sorak sorai warga yang melintasi rute dari Dukuh Gebangkerep, Dukuh Ketagihan, hingga Dukuh Banjardowo, dan berakhir di Lapangan Jangkar.
“Kami sangat bersyukur akhirnya bisa mengadakan pawai obor kembali. Tahun ini terasa lebih meriah dan lebih hangat karena warga benar-benar rindu dengan acara ini,” ujar Juli, Ketua Mandataris IPNU Desa Gebangkerep.
Selain pawai, tahun ini panitia menghadirkan inovasi berupa pembagian doorprize menarik, mulai dari lemari, perabotan rumah tangga, sembako, hingga hadiah hiburan lainnya. Hal ini menambah daya tarik dan meningkatkan partisipasi masyarakat, dari anak-anak hingga lansia.
Namun, di balik kemeriahan, panitia tetap menghadapi tantangan. Salah satunya adalah keterbatasan dana serta infrastruktur jalan yang kurang memadai. Meski begitu, hal tersebut tak menyurutkan semangat para pemuda desa. Berkat semangat gotong royong dan dukungan warga, seluruh rangkaian kegiatan dapat terlaksana dengan lancar.
Tradisi ini bukan sekadar perayaan seremonial, tetapi juga menjadi alat perekat sosial antarwarga. Dalam suasana religius dan penuh kehangatan, warga berbagi cerita, harapan, dan kebahagiaan menjelang hari kemenangan.
Pawai obor menjadi pengingat bahwa kebudayaan lokal adalah bagian dari identitas kolektif yang perlu dirawat bersama. Harapannya, semangat ini terus terjaga dan menjadi inspirasi bagi desa-desa lain untuk kembali menghidupkan budaya lokal yang sempat tenggelam.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.